Mimpi Buruk

Freya melangkah menyusuri lobi rumah sakit. Dia kemudian berhenti di depan sebuah papan besar yang menunjukkan skema atau denah rumah sakit. Gedung rumah sakit ini memiliki 12 lantai. Ruang perawatan dimulai dari lantai empat sampai dua belas. Gadis itu kemudian berjalan menuju lift. Dia hendak mendatangi lantai di mana ruang rawat inap berada. Mencari tempat yang pas untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Lift yang ditumpangi Freya berhenti di lantai empat. Suasana di lantai empat sudah cukup hening karena waktu memang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Rupanya di lantai ini adalah ruang rawat inap untuk anak-anak. Freya kembali ke lift menuju lantai berikutnya. Tidak mungkin dia tidur di lantai empat.

Sesampainya di lantai lima, Freya kembali melihat-lihat. Kursi di ruang tunggu sudah ditempati beberapa orang yang menunggui pasien. Ada yang mengobrol, ada yang menonton televisi, ada juga yang asik bermain ponsel. Freya juga merasa kalau dirinya tidak mungkin tidur di sini. Suasana agak berisik, dirinya tidak akan bisa tidur nyenyak.

Alih-alih ke lantai atas, kali ini Freya memilih ke lantai bawah. Dia mencoba melihat mushola yang ada di basement. Rasanya lebih nyaman tidur di mushola. Tidak masalah kalau tidur beralas karpet sajadah. Sesampainya di mushola, lagi-lagi Freya menelan kekecewaan. Di sini didominasi kaum Adam saja. Freya terdiam sebentar sebelum melangkahkan kakinya kembali ke lift.

Kali ini Freya memilih kembali ke lobi. Tadi dia melihat ada beberapa sofa di lobi rumah sakit. Lebih baik tidur di sana. Sofa adalah pilihan yang tepat untuk tidur. Lagi pula dia tidak bertubuh tinggi, jadi tubuhnya bisa tertampung di sofa. Rupanya ada untungnya juga memiliki tubuh pendek. Suasana di lobi sudah gelap, pintu masuk pun sudah tertutup walau tidak dikunci.

Freya mendekati salah satu sofa yang ada di aquarium besar di dekatnya. Gadis itu mendaratkan bokongnya di sofa empuk tersebut. Gadis itu memantapkan hati tidur di sofa malam ini. Dia mengeluarkan pasmina dari dalam traveling bag nya. Dia menaruh traveling bagnya di ujung sofa, lalu merebahkan tubuhnya. Tangannya merentangkan pasmina kemudian menutupi tubuhnya dengan kain tipis itu. Lumayan bisa sedikit mengurangi hawa dingin yang nanti menerpa.

Beberapa kali Freya menguap, tanda kalau tubuhnya sudah lelah dan mengantuk. Freya menggerakkan tubuhnya, mencari posisi yang nyaman. Tak lama kemudian gadis itu sudah mulai terlepas. Lelah berjalan hampir seharian membuat kantuk menyapa dengan cepat.

***

Freya menolehkan kepalnya ke kanan, menunggu angkot yang akan dinaikinya. Tiba-tiba saja tiga orang pria bertubuh kekar menghampirinya. Di belakang tiga pria itu nampak Mang Banu, Pamannya. Mata Freya membulat, tak percaya kalau sang Paman bisa menemukannya.

"Freya.. ayo pulang sama Mamang. Kamu jangan kabur lagi. Pak Santo sudah menunggumu di pelaminan."

"Ngga.. aku ngga mau. Tolong jangan nikahkan Frey dengan dia, Mang. Frey janji akan kerja keras dan semua gaji Frey nantinya buat Mamang dan Bibi. Tapi tolong jangan nikahkan Frey dengan dia," mohon Freya dengan mata berkaca-kaca.

Apa yang dikatakan Freya hanya dianggap angin lalu oleh Banu. Dia memerintahkan tiga pria bertubuh kekar itu untuk membawa Freya pergi. Mereka menyeret gadis mungil itu lalu memasukkan ke dalam mobil. Di dalam mobil, Freya terus berusaha berontak, namun usahanya sia-sia belaka. Kendaraan roda empat itu melaju kencang membelah jalan raya.

Sesampainya di kediaman Banu,nampak tenda biru sudah terpasang. Tamu undangan juga sudah berdatangan. Ririn, istri Banu keluar dari rumah dengan langkah tergopoh. Wanita itu segera mengajak Freya masuk. Dia akan mendandani Freya untuk akad nikah yang akan dimulai sebentar lagi.

Airmata Freya jatuh bercucuran melihat tampilan dirinya di cermin. Kebaya berwarna putih tulang sudah melekat di tubuhnya. Rambutnya disanggul sederhana dan wajahnya sudah di-make up walau tidak terlalu tebal. Ririn menghapus airmata yang terus membasahi wajah keponakannya.

"Udah atuh jangan nangis terus. Kamu harusnya bersyukur juragan Santo mau menikahimu. Hidupmu bakalan enak, ngga usah kerja, mau apa saja tinggal minta."

"Aku ngga mau nikah sama dia, Bi. Ngga mau."

"Sudah.. sudah.. tuh calon suami kamu sudah datang."

Dari luar kamar terdengar suara Banu menyambut kedatangan Santo bersama keluarganya. Selain Santo, penghulu yang akan menikahkannya juga sudah datang. Semuanya segera duduk di meja akad. Banu selaku Paman Freya segera memulai ijab kabul.

"Saya terima nikah dan kawinnya Freya Aurelia binti Cipta Lesmana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

Suara Santo yang bergetar karena faktor usia terdengar mengucapkan kalimat kabul dengan lancar. Kedua saksi langsung mensahkan pernikahan yang baru saja dilangsungkan.

"Alhamdulillah, sah. Selamat Frey, sekarang kamu sudah resmi menjadi istri juragan Santo."

"Ngga.. ngga mungkin. Aku ngga mau jadi istrinya. TIDAAAAKKK!!!"

"Dek.. dek.. bangun."

Freya terjaga dari tidurnya ketika merasakan tepukan di lengannya. Wajah security berkumis tebal langsung menyapa indra penglihatannya begitu gadis itu membuka mata. Dengan cepat Freya menegakkan tubuhnya. Dia mengusap peluh yang membasahi dahinya.

"Kenapa dek? Tadi saya dengar teriak-teriak."

"Habis mimpi buruk, Pak. Saya baru aja dinikahi jin peyot."

"Hahaha.. ada-ada aja. Makanya kalau mau tidur baca doa dulu."

"Iya, Pak. Makasih udah bangunin saya. Sekarang jam berapa ya?"

"Jam setengah lima subuh."

Security tersebut segera meninggalkan Freya yang masih duduk terpaku di sofa. Gadis itu bisa bernafas lega kejadian mengerikan tadi hanyalah mimpi. Dia segera mengambil traveling bagnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Lebih baik mandi sekarang, di saat belum banyak yang menggunakan kamar mandi.

Setengah jam kemudian Freya sudah selesai mandi. Tubuhnya sudah segar dan wangi. Dia bergegas menuju mushola di basement untuk menunaikan ibadah shalat shubuh. Selesai shalat Freya berpindah ke ruang tunggu yang ada di dekat mushola. Beberapa keluarga pasien sudah berada di sana. Mengobrol sambil meminum kopi atau menonton televisi.

Ketika langit mulai cerah, Freya keluar dari rumah sakit. Dia hendak mencari penjual makanan. Setahunya harga makanan yang dijual di dalam rumah sakit, harganya lumayan mahal. Freya harus berhemat kalau tidak mau uangnya cepat habis.

Setelah berjalan sekitar dua ratus meter, Freya menemukan penjual nasi uduk. Gadis itu segera memesan satu porsi nasi uduk dengan gorengan. Tak lupa membeli teh manis hangat untuk teman makan. Freya memilih memakan sarapannya di meja yang disediakan pedagang. Dengan cukup lahap Freya menghabiskan makanannya. Rasa nasi uduk Jakarta memang berbeda rasanya dari nasi uduk yang dijual pedagang di Bandung. Menurut Freya rasa nasi uduk Jakarta lebih nikmat.

"Berapa, Bu?"

"Nasinya tadi tambah telor balado ngga?"

"Ngga, Bu. Cuma tambah gorengan aja dua. Terus teh manisnya satu."

"Semuanya jadi dua belas ribu."

Freya mengambil dompetnya lalu mengeluarkan selembar dua puluh ribuan. Setelah mendapatkan kembalian, gadis itu berjalan kembali ke rumah sakit. Selama belum tahu akan pergi kemana, Freya memutuskan tinggal di sana untuk sementara.

Petugas cleaning service nampak sedang mengepel lantai di lobi. Tak ingin mengganggu, Freya memilih menuju ruang tunggu pendaftaran. Dia meletakkan traveling bagnya di sebelah kanan, lalu mengeluarkan ponselnya. Ketika mengambil ponsel, dia melihat earphone bluetooth yang diberikan Devan padanya.

Dilihatnya earphone wireless berwarna hitam tersebut. Setahu Freya harga merk earphone tersebut sangat mahal. Iseng ingin tahu betapa harga earphone tersebut, Freya mengetikkan tipe earphone tersebut di kolom pencarian mbah Gugel. Matanya membelalak saat tahu harga perangkat elektronik tersebut.

"What? Harganya dua juta lebih? Astaga dia ngasih barang mahal ini gitu aja ke gue. Emang kalau horang kayah mah beda. Eh lumayan juga nih, kalau kehabisan uang, bisa dijual. Eh jangan dong, ini kan kenang-kenangan dari tuh cowok jutek," Freya bermonolog sendiri.

Freya masih asik dengan ponselnya. Sekarang dia tengah mencari informasi tentang pekerjaan. Kalau harus menetap di Jakarta, tentunya dia harus memiliki pekerjaan. Biaya hidup di kota metropolitan ini cukup tinggi. Harus kerja keras kalau mau sukses di Jakarta. Kalau tidak, mungkin Freya hanya menjadi penghuni kolong jembatan saja.

Di tengah keasikannya berselancar dengan ponselnya, datang dua orang wanita. Mereka mengambil tempat yang tak jauh dari Freya. Usia wanita itu sudah cukup matang. Mereka menjadi penghuni tetap rumah sakit karena harus menunggui anak mereka yang terkena penyakit kanker.

"Katanya hari ini jadi ya acara buat anak-anak pengidap kanker," ujar salah satu Ibu.

"Iya. Setelah diundur dua kali, akhirnya jadi juga."

"Alhamdulillah, akhirnya ada bantuan buat kita-kita."

"Rumah singgahnya juga sudah jadi. Mungkin tiga hari opening. Kita bisa tinggal di sana selama pengobatan anak."

"Iya, Alhamdulillah. Pemilik Kharisma Group memang terkenal dermawan."

"Yang datang nanti siapa aja?"

"Kalau ngga salah, Bu Anne dan dan adiknya, Bu Astri yang datang."

"Ngga sabar pengen ketemu orang baik seperti mereka."

Telinga Freya dengan jelas menangkap pembicaraan kedua ibu tersebut. Mendengar kata Kharisma Group, dia jadi ingat berkas yang kemarin ditemukan olehnya. Devan juga bekerja di sana. Freya segera mengetik Kharisma Group di kolom pencarian. Dia terkejut saat tahu kalau Devan adalah anak bungsu pemilik perusahaan raksasa tersebut. Dia hanya memiliki satu orang Kakak yang sekarang sedang berada di Macau untuk mengurus salah satu perusahaan mereka.

"Pantes aja, doi orang tajir ternyata. Pak Devan, sepertinya kita akan bertemu lagi. Mohon maaf, Bapak akan menjadi jaminan hidupku selama berada di Jakarta. Ah.. rejeki emang ngga kemana," lagi-lagi Freya bermonolog.

***

Buat readers yang bingung gift nya kebagi, silakan kirim ke Indra Ke-6 aja dulu, karena novel ini belum kontrak. Perjalanan kontrak masih jauh, harus 20 episode baru bisa ajuin kontrak. Makasih🙏🏻

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

roman2 nya nih Freya gadis bar2,,aq suka bgt klo tokoh wanita nya bar2 g mudah d tindas..smoga kerandoman dn ke-absurdan nya melebihi Mantili, klo g yaaa selevel ma Mantili laah...

tokoh Freya benar2 d luar nurul dn banyak akal 😂👍

baru kali ini orang merantau g punya tujuan tidur nya d RS..biasa nya d mesjid ato d peron stasiun 🤦‍♀️,,benar2 absurd 😅

2025-01-27

2

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

wwkkk untung cuma mimpi ya Fre 🤣
setelah tahu identitas Devan, apakah Freya akan mencari langsung Devan ke perusahaan ya,gak sabar nunggu pertemuan Freya dan Devan kembali

2025-01-02

2

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

huumm rezeki dan jodoh tak akan kmn ya Freya..... walaupun menghindar ugal²an....nolak dgn brutal tp kalo yg di atas semesta mentakdirkan harus bertemu dan berjodoh mana bisa nolak ya Freya....semangat ..../Determined//Determined//Determined/

2025-01-02

3

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!