Sengsara Membawa Berkah

Pukul satu siang, suasana di lantai empat, tepatnya di bagian sayap kanan gedung tempat diselenggarakannya acara amal sudah mulai didatangi banyak orang. Kebanyakan mereka adalah pasien dan orang tua pasien. Rumah sakit ini bekerja sama dengan Kharisma Group tengah mengadakan acara khusus untuk anak-anak yang menderita kanker. Selain acara hiburan, ada juga acara pemberian bantuan. Bantuan diserahkan ke pihak rumah sakit, sehingga biaya pengobatan bisa dikurangi.

Deretan kursi yang ada di depan panggung kecil sudah hampir terisi penuh. Freya nampak berdiri di bagian belakang, mengamati jalannya acara yang masih belum dimulai. Mereka masih menunggu kedatangan ketua Yayasan Kharisma, yakni Anne Putri, istri dari Rafael Pratama, pemilik Kharisma Group. Freya masih menyusun rencana, bagaimana caranya mendekati Anne. Lewat Anne dia bisa bertemu lagi dengan Devan.

Gemuruh tepuk tangan langsung terdengar ketika orang yang ditunggu akhirnya datang juga. Dua orang wanita cantik yang sudah tidak muda lagi memasuki tempat acara. Kedua wanita itu tidak hanya berparas cantik, tapi juga terlihat anggun dengan pakaian yang dikenakan. Freya memandang takjub pada dua wanita di depan. Terlihat sangat berkelas. Tidak kalah cantik dan anggun dari aktris ibu kota.

Acara dimulai dengan pemberian sambutan. Anne selaku pimpinan yayasan diminta memberikan sambutan singkatnya. Di tengah keasikannya memperhatikan Anne, telinga Freya terusik ketika mendengar perbincangan dua wanita di belakangnya.

"Kamu yakin kalau berkas yang saya beri sudah diketik?"

"Sudah, Bu."

"Tapi mana? Ngga ada. Kamu tahu kalau Bu Anne butuh data itu segera dikirim ke stake holder. Kenapa kamu bisa teledor begini?"

"Maaf, Bu. Tapi memang saya sudah selesai ketik."

Wanita berambut ikal itu nampak bingung. Tiba-tiba saja hasil kerjanya hilang begitu saja. Dia terus mencari data yang diketiknya tadi.

"Ya udah kamu ketik ulang sekarang!"

"Bakalan lama, Bu. Bisa sampai setengah jam lebih."

"Sepuluh menit! Harus beres sepuluh menit!"

"Tapi.."

Wanita itu nampak bingung dengan tenggat waktu yang diberikan atasannya. Mengetik ulang dua puluh lembar berkas dalam waktu sepuluh menit rasanya sulit sekali. Walau dia menggunakan kecepatan jari di atas rata-rata, belum tentu selesai dalam waktu cepat.

"Ehm.. maaf.. boleh saya coba?"

Freya langsung menimbrung dalam pembicaraan. Mendengar percakapan kedua wanita itu tak ayal membuatnya tertarik. Siapa tahu ini adalah jalan yang diberikan Tuhan agar dirinya mendapatkan pekerjaan.

"Kamu?" tanya wanita berambut ikal tak yakin.

"Iya. Biar saja coba, gimana? Kalau saya berhasil, saya cuma minta dibayar jasa pengetikan saja. Tapi kalau gagal, tidak usah bayar. Gimana?"

Kedua wanita itu saling berpandangan. Walau ragu, akhirnya mereka menyetujui tawaran Freya. Wanita berambut ikal memberikan dua puluh lembar kertas ulang yang harus diketik oleh Freya. Gadis itu menggerak-gerakkan tangannya dulu untuk melemaskan otot-otot jarinya. Diambilnya lembaran kertas tersebut, sedetik kemudian jarinya mulai menari lincah di atas keyboard.

Kedua wanita itu hanya terbengong meminta Freya yang mengetik dengan kecepatan super. Ibarat kereta, kecepatan jari Freya bisa dibilang seperti kereta cepat Whoosh. Tanpa melihat pada layar laptop, jarinya bergerak lincah di atas keyboard dan hebatnya tidak ada typo satu pun. Tepat sepuluh menit, pekerjaannya selesai. Jarinya mengetuk tanda enter untuk menyimpan hasil kerjanya.

"Wow.. luar biasa. Kamu bisa ngetik kaya tadi gimana caranya?"

"Latihan aja, Bu. Kebetulan saya kuliah di jurusan administrasi perkantoran. Saya emang punya cita-cita jadi sekretaris. Sejak saya bisa menggunakan mesin tik dan komputer, saya sudah belajar mengetik cepat," bangga Freya.

Kemampuan mengetiknya yang super cepat memang sudah menjadi rahasia umum. Terkadang Freya menerima job pengetikan tugas kuliah atau skripsi. Dari sana dia memperoleh uang saku tambahan untuk sehari-hari.

"Kamu butuh kerjaan?"

"Ada lowongan, Bu?"

"Ada. Tunggu sampai acara ini selesai. Nanti saya kenalkan kamu pada Bu Anne."

Freya seperti kejatuhan durian runtuh. Di saat sedang memikirkan cara untuk bisa berbicara dengan Anne, tiba-tiba saja tawaran itu datang dengan sendirinya. Di tengah kemalangan yang menimpanya, rupanya Tuhan sudah memberikan jalan lain untuknya.

Dua jam berlalu, dan acara pun selesai juga. Wanita yang tadi menawarinya pekerjaaan segera mendekati Anne. Dia berbicara sebentar dengan wanita itu. Kemudian jarinya menunjuk pada Freya. Kini tangannya melambai memanggil Freya untuk mendekat.

"Ini Bu, orang yang saya sebutkan tadi. Namanya Freya."

"Freya, Bu."

Freya segera menyalami Anne dan Astri bergantian sambil menyebutkan namanya. Untuk sesaat dia menjadi gugup dipandangi begitu rupa oleh wanita di depannya.

"Kamu lulusan administrasi perkantoran?"

"Iya, Bu."

"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"

"Belum, Bu. Saya baru lulus kuliah enam bulan yang lalu. Sudah melamar kemana-mana tapi belum dapat panggilan juga."

"Kamu tinggal di mana?"

"Di Bandung, tapi sejak kemarin sudah jadi imigran di sini, hehehe.."

"Oke.. besok kamu datang ke kantor Kharisma Group. Tahu di mana kantornya?"

"Ngga, Bu. Tapi saya bisa cari di Mbah Gugel."

Kepala Anne hanya mengangguk saja. Baru sekali bertemu tapi Anne sudah langsung menyukai Freya. Gadis itu sopan tapi sikapnya tidak dibuat-buat. Semua perkataan dan tingkah lakunya mengalir begitu saja.

"Kamu tinggal di mana?"

"Di sini, Bu."

"Di sini? Maksudnya di rumah sakit ini?"

"Iya, Bu. Saya belum dapat kost-an. Jadi semalam saya menginap di sini," jujur Freya.

"Ya ampun. Winie, ajak dia ke tempatmu dan besok bawa dia ke kantor."

"Siap, Bu."

"Ayo, kita ke tempatku sekarang."

"Eh iya. Sekali lagi terima kasih, Bu."

Freya berpamitan pada Anne dan Astri, kemudian dia mengikuti wanita bernama Winie itu. Tak lupa dibawanya traveling bag yang membuat baju dan juga ijazahnya.

"Kamu yakin mau mempekerjakan dia di kantor. Kita baru kenal loh," ujar Astri.

"Yang melamar ke kantor juga orang yang baru kita kenal. Menurutmu bagaimana anak tadi?"

"Baik sih."

"Aku percaya Winie, kalau Winie bilang pekerjaaan anak itu bagus ya berati dia memang bagus. Aku juga akan meminta Pak Rustan menyelidiki latar belakangnya."

"Tapi apa dia sanggup kerja di bawah Devan?"

"Aku ngga tahu. Tapi aku yakin dia bisa menghadapi Devan."

Astri masih sangsi dengan apa yang dikatakan Anne. Sang suami mengatakan kalau di hari pertamanya bekerja, Devan sudah memecat sekretaris yang sudah disiapkan Vano sebelumnya. Padahal sekretaris tersebut termasuk pegawai senior tapi tetap tidak bisa membuat Devan puas. Sementara Freya terlihat masih muda dan belum punya pengalaman bekerja.

***

Devan keluar dari kamarnya. Dengan langkah pelan dia menuruni anak tangga lalu langsung menuju ruang makan. Di sana sudah ada Rafael dan Anne, menunggu kedatangannya untuk memulai makan malam. Devan menarik kursi di hadapan Mamanya. Anne mendorong piring berisi udang asam manis ke dekat Devan.

"Ayo makan, Mama buat ini spesial untukmu."

"Makasih, Ma."

Devan menyendok nasi lalu memasukkan udang asam ke dalam piring, ditambah dengan cah brokoli. Sudah cukup lama dia tidak mencicipi masakan buatan Mamanya. Sekembalinya dari New York, dia langsung ditempatkan ke Bandung dan baru dua hari lalu kembali ke Jakarta.

"Devan, kenapa kamu memecat Melda?" tanya Rafael.

"Aku ngga cocok dengan gaya kerjanya."

"Ngga cocok gimana? Kamu kan baru sehari kerja bareng dia. Dia itu sudah lulus seleksi. Kamu main pecat aja," kesal Rafael.

"Dia itu caper," jawab Devan asal.

"Caper gimana?"

"Masa dia kerja pakai rok pendek banget. Udah gitu make up nya tebal, kaya banci Taman lawang. Parfumnya bikin orang mabok. Udah gitu suaranya dibuat-buat biar kedengaran seksi. Pokoknya ngga banget deh."

"Terus kamu sanggup kerja tanpa didampingi sekretaris? Bukannya Ega baru bisa gabung sama kamu bulan depan?"

"Aku baik-baik aja."

"Tenang, Pa. Mama sudah dapat sekretaris buat Devan. Anaknya baik, ngga neko-neko. Mama yakin dia bisa bantu pekerjaan Devan dengan baik."

"Siapa Ma?"

"Lihat aja besok. Winie yang antar dia nanti."

"Namanya siapa?"

"Siapa ya? Duh Mama lupa lagi. Udah besok aja kamu lihat sendiri."

Tidak ada pertanyaan lagi dari Devan. Semoga saja besok sekretaris yang dipilihkan Mamanya sesuai dengan seleranya. Kalau tidak, maka untuk kedua kalinya dia akan memecat pegawai di hari pertama mereka bekerja.

***

Freya keluar dari taksi online yang ditumpanginya bersama Winie. Gadis itu memandangi gedung pencakar langit di depannya. Jantungnya berdetak tak karuan begitu kakinya menapaki lobi kantor. Untuk hari pertamanya bekerja, dia hanya memakai pakaian seadanya. Kemeja warna biru muda dipadu dengan celana panjang berwarna hitam dan flatshoes warna hitam. Penampilannya jauh dari gambaran seorang sekretaris. Tapi mau bagaimana lagi, dia memang tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan.

"Aku benar-benar ngga nyangka bakal diterima kerja di perusahaan sebesar ini. Mungkin ini yang namanya rejeki anak solehah, hihihi.."

"Kamu jangan senang dulu. Atasan kamu itu killer banget. Kemarin sekretarisnya langsung dipecat di hari pertama kerja. Padahal dia udah punya pengalaman kerja bagus sebagai sekretaris."

"Waduh.."

Hati Freya langsung ketar-ketir mendengarnya. Gadis itu menggigit bibirnya sendiri. Belum juga sampai di ruangan wakil CEO, dirinya sudah dilanda kecemasan dan ketakutan. Wajahnya yang semula ceria berubah jadi tegang. Bunyi denting lift mengagetkan gadis itu. Dalam hatinya tak henti memanjatkan doa semoga saja bakal atasannya menyukai hasil kerjanya.

Freya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan setelah berada di depan pintu besar. Tangan Winie terangkat mengetuk pintu. Terdengar suara seorang pria dari dalam memintanya masuk. Winie segera membuka pintu besar tersebut. Sambil menundukkan kepalanya Freya memasuki ruangan, mengikuti langkah Winie.

"Selamat pagi, Pak Devan. Saya diminta Bu Anne mengantarkan sektetaris baru untuk Bapak."

Winie memberi isyarat pada Freya untuk maju ke depan. Freya maju satu langkah ke depan seraya mengangkat kepalanya. Di saat bersamaan, Devan melihat ke arahnya.

"Selamat pa.."

"Kamu!"

***

Nah loh ketemu lagi🤣

Jangan lupa toel bintang 5 ya🤗😘

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

waahh beruntung kau Freya, bu Anne langsung jatuh hati sama dirimu yang baru pertama kali ketemu dan lihat cara kerjamu mengetik dengan kecepatan super, langsung besuk di suruh datang ke kantor Kharisma Group dan di suruh tinggal ditempat Winie pula.
Ketemu mas Devan kau Freya eeeaaa...eeeaaa...eeaaaa...

2025-02-19

2

Inooy

Inooy

makin seru nih cerita, pria nya kulkas 4 pintu..yg wanita nya gadis bar2 level 4 🤣

selamat bertemu Devaaan,,nikmati ke-absurd-an Freya yg d luar BMKG 🤣🤣

2025-01-27

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Devan yg ga sanggup sama Freya 🤣🤣

2025-01-03

3

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!