Devan vs Freya #4

"Kamu pilih lari keliling lapangan tiga kali atau diam di sel setengah hari?"

"Ya udah deh, saya pilih yang nomor satu kalau Bapak maksa. Tapi Pak Devan juga harUs ikut dihukum. Kan gara-gara dia saya kena tilang," Freya menunjuk pada Devan yang berdiri di sampingnya.

"Ngga mau! Enak aja, kamu yang melanggar, kenapa saya harus ikutan dihukum?" sewot Devan.

"Apa yang terjadi sama saya hari ini gara-gara Bapak. Coba kalau Bapak kasih helm sama STNK ke saya, pasti saya ngga bakalan ditilang."

"Bukan cuma itu, kamu kan ngga punya SIM juga!"

"Kan semalam saya udah bilang ngga punya SIM, tapi Bapak ngga peduli. Itu artinya semua masalah sumbernya dari Bapak. Makanya Bapak harus temani saya lari keliling taman. Kesalahan yang saya buat, sebabnya dari Bapak."

Devan menarik nafas dalam-dalam. Berdebat dengan Freya sungguh membuat asupan oksigen di tubuhnya seketika berkurang. Apalagi dia belum sempat sarapan, semakin membuat gula darahnya turun drastis. Polisi yang ada di dekat mereka sudah seperti orang cengo saja melihat melihat perdebatan keduanya.

"Kalau kamu ngga mau lari, ikut saja ke kantor. Diam di sel selama setengah hari," ujar sang Polisi.

"Saya ngga ada waktu ngurus kalian berdua," lanjutnya lagi.

"Pokoknya kalau Pak Devan ngga mau nemani saya lari, saya ngga mau jalani hukuman sendirian. Bapak harus ikut tanggung renteng. Kalau ngga mau, mending saya ke kantor polisi aja. Enak bisa istirahat di dalam sel."

Freya melihat pada Devan dengan wajah angkuhnya. Dia yakin sekali kalau Devan pasti akan melakukan permintaannya. Hari ini mereka ada meeting penting dan Devan tentu saja membutuhkan dirinya. Setelah berpikir sebentar, akhirnya Devan menyetujui permintaan sekretarisnya. Kalau tidak ada Freya, dia akan kerepotan menghadiri meeting pagi ini. Apalagi klien mereka terkenal cerewet dan banyak maunya. Tentunya dia butuh Freya untuk mencatat kemauan kliennya tersebut.

Dengan kesal pria itu membuka jasnya lalu menaruhnya di atas kap mobil. Dalam hati Freya bersorak melihat Devan yang mau menemaninya menjalani hukuman. Gadis itu juga membuka blazer dan sepatunya. Rasanya tidak mungkin dia berlari menggunakan sepatu. Bisa-bisa kakinya keseleo.

"Ayo mulai. Awalnya dari dekat pohon itu dan berakhir di dekat saya. Tiga kali putaran ya."

Keduanya mulai berlari mengelilingi taman, dengan sang polisi yang terus mengawasi. Berhubung kaki Devan lebih panjang, maka ketika berlari, pria itu jauh berada di depan Freya. Pria itu menoleh ke belakang karena Freya tak berada di sampingnya. Ternyata gadis itu berada beberapa meter di belakangnya.

"Kamu yang cepat larinya biar kita bisa pergi secepatnya!"

"Bapak mah enak, kaki Bapak kan panjang. Kalau saya kan pendek," gerutu Freya yang sudah terengah-engah menyusul sang bos.

"Makanya kamu harus rajin loncat-loncat, supaya tumbuhnya ke atas bukan ke samping!"

"Bodo!"

"Dasar botol Yakult!"

Mata Freya membulat mendengar ledekan Devan padanya. Tidak tanggung-tanggung pria itu menyebutkan dirinya botol Yakult. Tak mau terus-terusan diledek oleh Devan, gadis itu mempercepat larinya hingga akhirnya bisa menyusul Devan.

Selesai tiga putaran, Freya langsung menjatuhkan dirinya duduk di trotoar. Tangannya dikibas-kibaskan ke dekat lehernya, mencoba mengusir gerah yang melanda. Devan mengambil kembali jasnya seraya mengambil milik Freya. Dengan asal dia melempar blazer pada Freya dan tepat mendarat di atas kepala gadis itu.

"Cepat naik mobil!"

"Dasar bos nyebelin!"

Freya berpamitan dulu pada petugas polisi, kemudian sambil menenteng sepatunya, dia berjalan menuju mobil. Diambilnya juga tas dan bungkusan berisi sarapan miliknya. Freya langsung mendekatkan wajahnya ke lubang air conditioner untuk menghilangkan gerah yang melanda.

"Jangan terlalu dekat, bau keringat kamu nantinya malah nempel di mobil ini!"

"Mana ada! Saya tuh harum, Pak. Biar ngga mandi seminggu juga tetap harum."

"Dasar jorok! Saking pelitnya, mandi aja dirapel!"

Tak ingin melanjutkan perdebatan yang semakin membuat kepalanya berasap, Freya memilih mengalihkan pandangannya ke jendela samping sambil melipat kedua tangannya. Begitu juga dengan Devan, pria itu menyalakan audio mobilnya. Suara Rose Blackpink dan Bruno Mars terdengar menyanyikan lagu yang tengah viral saat ini. Mendengar lagu yang diputar, tanpa sadar Freya ikut menyanyikan liriknya.

"Don't you want me like I want you, baby? Don't you need me like I need you now? Sleep tomorrow, but tonight go crazy. All you gotta do is just meet me at the. A-pa-teu... A-pa-teu.. A-pa-teu.. A-pa-teu.. A-pa-teu.. A-pa-teu uh.. uh-hu.. uh-hu.."

"Duh kenapa lagunya jadi ngga enak gini," Devan mengorek sebelah telinganya.

"Harusnya Bapak bersyukur bisa mendengar suara merdu saya gratis.. tis.. tis.."

"Bisa-bisa saya berobat jalan ke spesialis THT dengar kamu nyanyi."

"Sirik aja, Bapak. Saya tahu kok suara Bapak kalau nyanyi tuh ngga banget."

"Sok tahu! Suara saya ini mahal!"

"Jiaaahh.. mahal dari mana?? Kalau ngomong aja fals apalagi nyanyi, suaranya pasti kaya tikus kecekik."

TOK!

Sebuah jitakan mendarat di kepala Freya. Gadis itu mengusap kepalanya sambil berkomat-kamit tak jelas. Bibirnya sampai maju beberapa senti. Saking gemasnya Devan menarik bibir sekretarisnya itu. Freya memukuli tangan Devan sampai pria itu melepaskannya. Terdengar tawa Devan kemudian. Entah mengapa setiap bersama dengan Freya, dia selalu bisa mengeluarkan banyak kalimat dan juga tertawa.

Perjalanan mereka hampir sampai ke tujuan. Tapi sebelum mobil yang dikendarai Devan memasuki pelataran parkir kantor Kharisma Group, pria itu berbelok ke kedai kopi yang ada di dekat kantor miliknya.

"Kamu turun terus pesankan kopi buat saya sama belikan sarapan juga. Gara-gara kamu saya melewatkan sarapan."

"Bapak mau apa?" tanya Freya seraya memakai sepatunya.

"Belikan kopi vanila latte. Ingat, air hangatnya 50 ml, susunya satu gelas, kopinya satu sendok teh, gulanya satu sendok teh, sirup vanilanya dua sendok teh. Awas jangan lebih, jangan kurang!"

"Siap Bos."

"Sama belikan sandwich dua slice."

"Oke. Uangnya mana Pak?"

Freya membuka telapak tangannya lalu menggerakkan jari-jarinya. Devan mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya lalu memberikannya pada Freya.

"Kartu itu pegang di kamu aja. Kamu juga yang tanggung jawab belikan makan siang buat saya kalau kita ngga ada makan siang bersama klien."

Kepala Freya mengangguk tanda mengerti. Gadis itu kemudian keluar dari dalam mobil. Devan sengaja memberikan kartu kreditnya pada Freya supaya sekretarisnya itu tidak membelikannya lagi makan siang di warteg.

Freya berlari kecil memasuki kedai kopi. Walau masih pagi, tapi sudah cukup banyak pengunjung yang mengantri. Sambil menunggu gilirannya tiba, Freya melihat-lihat aneka menu kopi yang tersedia. Dia juga ingin membeli kopi untuknya, mumpung gratis. Ketika tiba gilirannya, Freya segera mengatakan pesanannya.

"Mocha lattenya satu, vanila lattenya satu. Untuk vanila latte, air hangatnya 50 ml, susunya satu gelas, kopinya satu sendok teh, gulanya satu sendok teh, sirup vanilanya dua sendok teh. Awas jangan lebih, jangan kurang!"

Freya mengulangi apa yang dikatakan Devan padanya sesuai dengan apa yang dikatakan pria itu tadi. Sang pegawai yang mendengarnya hanya menyunggingkan senyuman saja. Barista segera membuatkan pesanan Freya. Gadis itu juga memesan dua slice sandwich. Dia memberikan kartu Devan untuk membayar pesanan. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, pesanannya selesai juga. Sambil bersenandung kecil gadis itu kembali ke dalam mobil.

***

Acara meeting berjalan dengan lancar. Lagi-lagi Devan mendapatkan kesepakatan bisnis berkat bantuan Freya. Gadis itu berhasil menulis semua yang dikatakan Pak Suroto. Alhasil Suroto sangat senang dan puas. Karena Freya sudah sangat membantunya, dia bermaksud membelikan makan siang enak untuk sang sekretaris.

"Kita langsung kembali ke kantor, Pak?"

"Ngga, kita makan dulu. Kamu mau makan di mana?"

"Di mana ya, Pak? Ehm.. saya pengen makan steak aja deh. Boleh kan?"

"Ayo."

Tanpa banyak bertanya, Devan segera mengajak Freya pergi. Pria itu menjalankan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dia akan membawa Freya ke salah satu restoran bintang lima yang letaknya tidak jauh dari kantor.

Mata Freya tak lepas memandangi interior restoran yang terkesan elegan. Hampir saja dia jatuh tersandung karena tidak melihat jalan. Dia bergegas mendekati meja yang dipilih Devan.

"Mau pesan apa?"

"Apa ya, Pak? Yang enak pesan apa Pak? Enak dan mengenyangkan."

"Pesan tenderloin steak satu, T-bone steak satu, dua-duanya medium well. Minumnya lemon squash dua."

Sang pelayan segera mencatat pesanan Devan kemudian meninggalkan meja tersebut. Sambil menunggu pesanan, Devan membaca file dari ponselnya, sementara Freya juga sibuk dengan ponselnya. Tapi bedanya gadis itu sibuk bermain game. Devan melirik ponsel yang dipegang Freya. Keadaan ponsel Freya nampak memprihatinkan di matanya. Bagian pinggirnya sudah tidak mulus lagi, begitu juga dengan layar ponselnya yang sudah retak di bagian ujung.

"Itu hape kamu kecelakaan di mana?"

"Di stasiun, jadi korban tabrak lari, Pak. Untung cuma gegar otak ringan. Ngga harus sampai dioperasi."

Apa yang dikatakan Freya tidak bohong. Ponselnya terjatuh ketika ada seseorang yang menyenggolnya saat dia berkeliling Jakarta menggunakan LRT. Orang yang menabraknya pergi begitu saja setelah berhasil membuat ponselnya terjun bebas dan mengalami keretakan di bagian layar.

"Ganti hape kamu. Jangan malu-maluin saya."

"Tenang aja, Pak. Kalau kita meeting, nih hape ngga bakalan nongol."

Seorang pelayan datang menghentikan pembicaraan keduanya. Devan menaruh piring berisi T-bone steak di depan Freya. Gadis itu hanya terbengong saja melihat porsi steak miliknya lebih besar dibanding milik Devan. Belum lagi ditambah kentang dan sayuran yang melengkapinya.

"Kenapa bengong? Ayo dimakan."

"Kok porsi saya lebih besar ya?"

"Sengaja. Kan porsi makan kamu lebih besar. Takutnya nanti ngga kenyang terus pingsan."

***

Nih berdua udah kaya Tom and Jerry ya, ribut Mulu😂

Terpopuler

Comments

Alice Hartn

Alice Hartn

aku tuh suka banget karya nya kak autor yg satu ini kak icha,karya nya bagus2 dan banyak komedinya jd terhibur,dari novel naik ranjang sampai sekarang,sukses terus ya ,jng bosen untuk selau berkarya dan hadir di noveltoon ini ,aku dukung selalu,bunga sekebon 😘

2025-01-10

6

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

Freya pintar dan cekatan.bisa membuat para relasi bisnis Devan setuju dan senang bekerjasama.gak bakalan dilepas ini Freya sama Devan biar jadi sekretarisnya terus

2025-01-10

4

༄༅⃟𝐐Vita Shafira𝆯⃟ ଓε💞🌏

༄༅⃟𝐐Vita Shafira𝆯⃟ ଓε💞🌏

ternyata pindah ke toon pantesan yg sebelah GK pernah update

2025-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!