Kanaya menatap sebuah ponsel keluaran terbaru di tangannya dengan dahi mengkerut. Bukannya karena bingung untuk menggunakannya. Namun, Kanaya bingung bagaimana caranya dia menghubungi Darius sesuai perintah pria itu sementara nomer ponsel Darius saja tidak tersimpan di sana.
"Lagi pula, untuk apa aku menghubunginya?" Kanaya dibuat heran sendiri. Untuk saat ini, dia sama sekali tidak membutuhkan bantuan dalam bentuk apapun dari Darius. Kanaya bisa melakukan banyak hal sendiri dan janinnya juga tidak rewel meminta untuk lebih diperhatikan. Namun, ada satu hal yang Kanaya inginkan saat ini. Kebebasan. Dia ingin keluar dan melihat pemandangan dari luar. Bukan hanya dikurung di dalam apartemen saja. Apa lagi dia hanya sendirian di sana. Tidak ada satupun orang yang bisa Kanaya ajak berbicara.
"Apakah Om Darius bakalan memberikan aku izin kalau aku meminta izin untuk keluar sebentar saja?" Kanaya meragu. Karena kebosanan semakin melanda, Kanaya akhirnya keluar dari apartemen. Seorang yang diperintahkan untuk menjaga dirinya nampak menghampiri.
"Anda mau kemana, Nona? Kenapa sampai keluar dari apartemen?" Tanya pria bertubuh tegap dan wajah yang nampak dingin.
Kanaya menatap takut wajah pria itu. Kenapa juga Darius dan anak buahnya memiliki wajah yang terlihat seram di matanya. "Saya bosan di apartemen. Apakah saya boleh keluar? Hanya berjalan-jalan di sekitar apartemen saja." Cicit Kanaya. Selama ini dia tidak terbiasa hanya berkurung di rumah. Sepanjang hari Kanaya habiskan dengan bekerja di luar rumah. Sehingga baru dikurung sehari saja, sudah membuatnya bosan.
Pria itu tak menjawab. Dia justru melakukan panggilan telefon dengan seseorang. Kanaya hanya diam memperhatikannya. Dari nada bicaranya, Kanaya menebak jika orang yang dihubungi pria itu sekarang adalah Darius.
"Nona Kanaya, Tuan Darius berpesan kalau anda ingin keluar nanti sore saja. Setelah Tuan Darius pulang bekerja. Tuan Darius akan mengajak anda jalan-jalan."
Kanaya terperangah. "Kenapa harus dengan Om Darius? Saya mau jalan-jalan sendiri saja!" Perkataan Kanaya direspon dengan gelengan kepala oleh pengawal. Dia tidak akan mengabulkan keinginan Kanaya selagi Darius tidak memberikan izin.
Dengan sebal, Kanaya kembali masuk ke dalam apartemen. Dia mengusap perut dengan memasang wajah jengkel. Alasannya ingin keluar tentu saja untuk menghilangkan rasa bosan sekaligus ingin menghilangkan stres karena keinginan Darius yang ingin menikahi. Jika Darius ikut bersama dirinya, tentu saja tidak bisa menghilangkan stres yang Kanaya rasakan. Karena pada dasarnya yang membuat Kanaya jadi stres adalah Darius.
Di tengah rasa kesal yang melanda, Kanaya tiba-tiba saja teringat dengan sosok Dean. Biasanya Dean adalah orang yang Kanaya cari pertama kali jika sedang bosan. Pria yang selalu dengan senang hati menemani Kanaya kemanapun Kanaya pergi tanpa merasa lelah. Kanaya jadi semakin teringat dengan semua kenangan indahnya bersama Dean yang membuat kedua bola mata Kanaya jadi berkaca-kaca.
"Dean, seharusnya hubungan kita tidak berakhir menyedihkan seperti ini. Andai saja Kak Haikal tidak sejahat itu menjualku malam itu, pasti saat ini kita sudah menikah dan mewujudkan impian kita untuk bersama hingga tua." Kanaya tertunduk sedih dengan air mata yang tanpa sadar sudah membasahi kedua pipinya. Kini, impiannya dengan Dean sudah sirna tanpa sisa.
Begitu banyak kenangan indah yang sudah ia lewati bersama Dean sejak lima tahun belakangan ini. Rasanya Kanaya tidak bisa melupakannya begitu saja. Setiap malam sebelum tidur, Kanaya selalu menangis mengingat sosok Dean. Pria sempurna yang mampu membuat hidupnya menjadi lebih indah. Terlebih semenjak kepergian ibunya. Kehadiran Dean sangat berarti untuk Kanaya. Setiap harinya, Dean selalu berusaha menyenangkan hati Kanaya. Meyakinkan Kanaya jika kehidupannya akan berjalan baik-baik saja. Namun kini, Kanaya sudah kehilangan sosok yang selalu memberikan semangat pada dirinya.
"Udah lama banget kita gak ketemu ya, Dean. Aku juga udah gak pernah lagi mendengar sedikitpun kabar tentang dirimu. Dean, bagaimana keadaan kamu sekarang. Apa kehidupan kamu baik-baik saja setelah aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita? Atau hidup kamu sama menyedihkannya seperti yang aku rasakan saat ini?" Kanaya mulai terisak. Rasanya sulit sekali untuk bersikap baik-baik saja jika mengingat tentang Dean. Segala cinta dan kasih sayang yang Dean berikan pada Kanaya, membuatnya sangat sulit untuk melupakan Dean. Apa lagi rasa cinta Kanaya pada Dean yang sangat sulit untuk bisa dihapuskan.
"Aku harap hidup kamu baik-baik saja sekarang. Wanita kotor seperti aku gak pantas membuat hidup kamu jadi menyedihkan. Kamu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari pada aku." Kanya menghela napas yang kian memberat. Rasanya tidak pantas sekali bila dirinya masih mengharapkan Dean ataupun sekedar mengingat Dean lagi.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurma septina🤍💙
Dean pun sama Kanaya,dia juga sangat merindukan kmu.
Dia begitu mencintai kmu,bukan hal mudah utk Dean bisa melupakan semuanya tentang kalian.
Apalagi kmu memutuskan hubungan kalian,disaat Dean ingin memutuskan utk menikah dengan kmu.
Bahkan Dean memilih pergi ke Malaysia demi bisa melupakan perasaannya sama kmu.
Kenapa kisah cinta kalian begitu tragis,padahal kalian berdua dua orang yg saling mencintai.
tpi karna keegoisan seorang kk kandung,semuanya jdi hancur.
impian dan msa depan yg sdh dirancang di depan mata,harus hancur tak tersisa.
Dan kenapa harus Darius,,kenapa bkn pria lain.
Akn sehancur apa nanti hati Dean jika dia tau papahnya akn menikahi mantan kekasihnya,yg masih sangat dia cintai .
Kanaya pun seperti terkekang setelah dia bertemu dengan Darius,,Naya seperti terkurung dan tidak punya kebebasan.
2025-01-07
12
Rosna Marleni
kasihan Kanaya dan Dean cinta diputus katena keterpaksaan...semoga nanti kalian bisa bahagia dan ikhlas dengan apa yang terjadi...
2025-01-07
1
Erna Fadhilah
kak author namanya itu kanaya apa kanya? kadang kanaya kadang kanya
2025-01-08
1