Setelah beberapa jam dipusingkan dengan segala tingkah macam Darius, akhirnya Kanaya bisa merasa tenang saat Darius sudah pergi meninggalkan apartemen. Kanaya yang kini hanya tinggal sendiri di apartemen dibuat berpikir keras mengenai keputusannya saat ini.
“Apa ini adalah keputusan yang tepat?” Kanaya meragu. Jujur saja dia belum bisa memastikan apakah Darius benar adalah pria yang baik atau tidak. Kanaya masih takut bila Darius berbuat jahat pada dirinya. Terutama janinya.
Ingin kabur dari apartemen pun tidak bisa. Darius sudah memasang cctv yang bisa memantau semua gerak-geriknya. Terlebih Darius meminta salah satu pengawal untuk selalu berjaga-jaga di sekitar unit apartemennya.
“Jika dia benar menyayangi anak kami, dia pasti tidak akan tega untuk berbuat jahat pada anak kami kan?” Kanaya berusaha untuk berpikir positif agar perasaannya tak lagi gundah. Sudah cukup ia dipusingkan dengan segala sikap menyebalkan Darius hari ini.
Di sisi lain, Darius sudah kembali pulang ke rumah. Kepulangannya sore itu lebih dulu dari pada Dean. Maklum saja, seharian Dean disibukkan dengan pekerjaan di kantor dan mungkin masih sibuk sampai malam. Sementara Darius, disibukkan dengan mengurus Kanaya. Wanita kecil yang sudah ia hamili. Darius bahkan mengundur beberapa pertemuan penting yang harus ia hadiri hari itu.
Baru saja terbaring di atas ranjang, Darius sudah bangkit kembali saat mendengar panggilan masuk ke ponselnya. Berpikir jika pengawal yang menjaga Kanaya yang menghubungi dirinya, Darius gegas mengangkatnya. Di luar dugaan, ternyata bukan pengawal yang menghubunginya. Melainkan Oma Sarah. Ibu kandung Darius.
“Halo, Darius. Kemana saja kamu dari tadi gak angkat telfon dari Mama?” Suara Oma Sarah terdengar mengomel. Memang sejak pagi Oma Sarah terus berusaha menghubungi putranya. Namun, Darius mengabaikannya.
Darius menghela napas. Ibunya itu memang suka sekali mengomel. Apa lagi jika panggilan telefonnya diabaikan seperti tadi. “Maaf, aku lagi sibuk tadi, Mah.”
“Sibuk apa kamu? Tadi siang Mama ke kantor kamu gak ada tuh. Mama jadinya milih pergi menemui Dean ke kantornya!”
Darius terkesiap. “Mama udah pulang?” Tanya Darius. Sudah satu tahun belakangan ini Oma Sarah memilih tinggal di kampung halamannya untuk menghabiskan masa tuanya di sana. Tak disangka kalau sekarang Oma Sarah kembali lagi.
“Ya, Mama udah mutusin buat kembali tinggal di sini. Bersama kamu. Mama bosan banget tinggal di desa. Gak ada teman lagi yang enak dibawa cerita kayak dulu!”
Jantung Darius berpacu cepat. Dia membayangkan apa jadinya nanti kalau Oma Sarah tahu tentang sosok wanita muda yang kini tengah mengandung darah dagingnya.
“Darius, kamu kenapa diam? Apa jaringan di sana jelek?”
Darius buru-buru menjawab sebelum Oma Sarah kembali mengomel. “Mama dimana sekarang. Biar aku jemput pulang ke rumah!”
“Gak usah. Mama udah sama Dean. Dean yang akan bawa Mama pulang.”
Darius menghembuskan napas kasar di udara. Ternyata ibunya itu sedang tidak bercanda jika sudah kembali ke ibu kota. Kenapa keadaannya jadi mendadak begini. Di saat dirinya sedang dipusingkan masalah Kanaya yang tengah hamil darah dagingnya, kini dia kembali dipusingkan dengan kembalinya Oma Sarah.
Satu jam berlalu, Oma Sarah akhirnya menunjukkan batang hidungnya di kediaman Darius. Dia datang dengan wajah sumringah karena bisa kembali lagi ke rumah putra bungsunya.
“Darius,” Oma Sarah memeluk tubuh Darius erat layaknya memeluk tubuh anak kecil. Di mata Oma Sarah, Darius tetap putra kecilnya dan selamanya akan tetap begitu.
Dean hanya menatap datar interaksi Oma Sarah dan Darius. Dia sudah terbiasa melihat pemandangan yang seperti itu. Bukan hanya pada Darius, pada Demian anak pertama Oma Sarah saja, Oma akan bersikap seperti itu.
“Jadi gimana hubungan kamu dengan Helena, Darius? Apa kamu sudah memutuskan buat nikahin dia?” Baru saja duduk santai di atas sofa, Oma Sarah sudah membahas masalah yang sangat malas untuk Darius bahas.
Dean memilih diam menjadi pendengar. Sejak dulu Oma Sarah memang sangat ingin Darius menikah lagi. Namun, sudah lima belas tahun semanjak kepergian istri tercintanya, Darius memilih tetap setia menduda dan merawat Dean seorang diri.
”Aku gak ada niat buat nikahin Helena, Mah. Aku udah betah sendiri.” Balas Darius. Dia berusaha menjawab selembut mungkin. Agar Oma Sarah tak tersinggung dan bisa mengerti.
Oma Sarah menatap datar wajah Darius. “Sampai kapan kamu betah sendiri, Darius? Udah lima belas tahun kamu menduda. Anak kamu juga udah dewasa sekarang dan mungkin sebentar lagi akan menikah. Apa kamu mau menghabiskan masa tua kamu dengan kesendirian nantinya seperti Mama karena gak punya pasangan hidup? Kamu itu masih muda. Masih layak buat menikah lagi dan memberikan ibu sambung buat Dean.”
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurma septina🤍💙
Syukurin kmu Darius udah di buat pusing sama c gadis kecil yaitu Kanaya,ditambah sekarang oma Sarah sdh kembali .
Gimana ya jika nanti oma Sarah tau kmu sdh membuat kesalahan dengan menghamili Kanaya,apalagi jika oma tau wanita yg kmu hamili ternyata kekasih anak kmu sendiri.
habis nanti kmu di omelin mamah kmu,atau bila perlu sunat lagi tuh oma burung c Darius,,karna gara gara burung 🐦 dia yang nakal,Kanaya jdi korban .
Dan impian cucu oma Dean sdh dihancurkan oleh papahnya sendiri.
2025-01-06
4
Aprisya
calon istri yang berakhir jadi mama sambung😎😎😎😎
2025-01-06
2
Ass Yfa
duh...mantan kekasihku jadi ibuku...soak nggk tuh...
2025-01-09
1