Di saat Nayla masih menangis, Fahad justru tersenyum bahagia—secara tidak langsung, Nayla ternyata juga tertarik oleh cinta yang ia suguhkan, gadis itu mempunyai rasa di dalam hatinya, untuk Afsal.
Fahad mengambil segelas air putih lalu memberikannya kepada Nayla. Saat Nayla meminum air tersebut, ia melirik ke arah Fahad yang tengah memalingkan wajah ke arah lain—agar Nayla tidak melihat ia tersenyum. Namun sialnya, Nayla ternyata masih bisa melihat senyuman itu.
Merasa kesal dengan Fahad yang justru tersenyum melihatnya menangis, Nayla mendaratkan sebuah cubitan di perut Afsal.
“Aaww!” pekik Fahad.
“Kenapa kamu senyum kayak gitu? Apa aku lucu?” kesal Nayla.
Fahad menarik hidung mungil Nayla dengan gemasnya. Membuat Nayla meringis kesakitan.
“Jadi, kamu nggak mau nikah bukan karena aku ini duda? Tapi karena aku kaya dan berpendidikan?” tanya Afsal yang di jawab anggukan kepala oleh Nayla.
Mau kamu jadi duda berkali-kali, orang juga nggak bakal mempermasalahkan itu. Batin Nayla.
Ya, wanita mana yang menolak pria tampan dan berpendidikan seperti Fahad. Status duda yang di sandangnya tidak akan membuat siapapun untuk mundur. Tapi itu bukan Nayla ... Nayla justru merasa harus mundur, mengingat perbedaan sosial di antara mereka. Di mana Fahad adalah pria dengan status sosial yang lumayan baik, gelar pendidikan yang ia sandang ... membuat Nayla merasa sangat kecil di mata Afsal.
“Udah, ah. Aku mau pergi kerja.” Nayla beranjak berdiri.
Dengan cepat, tangan Fahad menarik tangan Nayla, menghentikan langkahnya.
“Cuci muka dulu, Sayang. Kalau orang lihat mata kamu yang bengkak, mereka pasti berpikir aku ngapa-ngapain kamu,” kata Fahad.
“Jangan ngeledek, ih!” sungut Nayla.
”Siapa yang ngeledek?” tanya Fahad.
Tidak menjawab, Nayla segera masuk ke kamar mandi. Ia menepuk keningnya berkali-kali, merasa malu.
“Dasar Nayla! Ngapain coba tadi pakai acara nangis segala? Dia jadi tahu kan, kalau aku juga mulai suka sama dia,” gerutu Nayla.
Fahad mengantar Nayla sampai ke lobby hotel.
“Kamu naik ojek lagi?” tanyanya.
Nayla mengangguk. “Iya, kenapa?” tanya Nayla
“Aku antar kamu.” Fahad menggandeng tangan Nayla, menuju tempat parkir.
“Apa?!” Nayla terkejut, mendengar apa yang di ucapkan Fahad, namun anehnya langkah kakinya terus saja mengikuti kemana Fahad membawanya.
“Enggak, aku nggak mau.” Nayla menghempaskan tangan Fahad begitu mereka sudah berdiri di samping motor yang di sewa oleh Fahad.
“Udah, diem. Cuma ke tempat kerja ini, belum ke pelaminan,” ucap Fahad sembari memasangkan helm pada Nayla.
“Eh. Apaan, sih!” dengus Nayla. Fahad hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman, yang membuat Nayla terpesona.
MasyaAllah. Ya Allah. Jangan biarkan perasaan itu semakin tumbuh.
Nayla masih terdiam, melihat Fahad yang sudah berada di atas motor. Gimana kalau semua orang tahu? Mau jawab apa aku? Ih, nyebelin, kan!
“Ayo, Sayang, kamu mau aku gendong naik ke atas motor ini?”
“Hah?” Nayla mengedipkan matanya berkali-kali. “Iya, aku naik,” pasrah Nayla.
“Pegangan.”
“Hemm.” Nayla memegang ujung jaket Fahad. Tidak mungkin ia melingkarkan tangan ke perut pria itu.
Fahad mulai menyalakan mesin motor, dan Nayla menunjukkan di mana tempatnya bekerja.
***
“Berhenti di sini,” kata Nayla pada Fahad sebelum motor yang mereka kendarai semakin dekat dengan restaurant.
“Kenapa?” heran Fahad.
“Aku jalan aja.”
Fahad tak mengindahkan permintaan Nayla. Ia tetap melajukan motornya.
“Berhenti di sini, Fahad, berhenti!” kata Nayla.
“Oke, udah sampai.” Fahad menghentikan motornya tepat di depan pintu masuk restaurant.
Nayla turun dengan perasaan kesal, ia melihat sekeliling, takut jika ada yang melihatnya. Duh. Ada Sari. Batin Nayla saat kedua manik matanya menangkap sosok Sari yang juga menatap ke arahnya.
“Nanti aku jemput. Jangan naik ojek lagi.”
“Enggak. Aku bisa pulang sendiri,” kata Nayla.
“Nggak ada tapi. Jangan pulang sebelum aku jemput.”
Nayla berdecak kesal. Kedua alisnya saling bertaut. “Terserah.”
“Hati-hati, Sayang.”
“Hemm,” sahut Nayla seraya melangkahkan kakinya untuk masuk ke restaurant.
Nayla segera memulai pekerjaanya. Dengan sigap ia membersihkan meja, kursi, dan menyapu.
“Nay!” Sari datang, ia menyenggol lengan Nayla dengan senyum menggodanya. Sebab, baru kali ini ia melihat Nayla di bonceng oleh seorang pria—kecuali tukang ojek dan Andi—terlebih, pria yang mengantar Nayla bukanlah pria Indonesia.
“Apa?” sahut Nayla tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Sari.
“Siapa, Nay? Pacar, ya?” selidik Sari.
“Bukan, temen,” singkat Nayla. Ia memilih pergi, melanjutkan pekerjaannya dan menghindar dari Sari.
“Nayla ... Nayla.” Sari menggelengkan kepala, melihat temannya berlalu pergi.
***
Sesampainya di hotel, Fahad mengabari keluarganya, terutama sang ibu. Bahwa mungkin ia akan lama berada di Indonesia—karena Nayla belum mengatakan ‘iya’. Sang ibu tidak keberatan jika Fahad akan lama berada di Indonesia.
Ibu Fahad ingin menebus kesalahannya, saat menjodohkan putranya itu dengan istri pertamanya. Ya, karena perjodohan. Fahad menikah dengan wanita pilihan sang ibu. Saat Fahad sudah mulai jatuh cinta pada wanita yang sudah menjadi istrinya itu, ia justru di khianati dengan sikap sang istri yang lebih mementingkan karir. Ibu Fahad merasa sangat menyesal ... dulu, saat mencarikan jodoh untuk putranya, ia tidak pernah bertanya pada Fahad terlebih dulu.
Ia sendiri yang mengatur semuanya—sebab, perjodohan adalah hal biasa di India, Fahad tidak bisa menolak sekalipun ia belum siap untuk menikah. apalagi dengan wanita yang sama sekali tidak ia kenal.
Saat Fahad mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada seorang gadis dari Indonesia, Nayla ... sang ibu merestui dan berharap Fahad segera membawa Nayla sebagai istri sekaligus menantu untuk dirinya. Begitupun dengan kedua adiknya, meraka sangat bahagia saat mengetahui Fahad jatuh cinta lagi. Meraka yakin, Fahad tidak akan salah memilih—dan Nayla adalah kakak ipar yang tepat untuk mereka. Mereka berharap bisa segera bertemu dengan Nayla. Gadis sederhana yang bisa membuat Fahad merasakan apa itu cinta, lagi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Putri Nunggal
iiih gemeees deeeh liat kalian
2022-08-24
0
Shellia
selamat berjuang Afsal
2021-07-08
1
Tami Utami
inget aku dpt jodoh di fb.. iih
2020-05-26
5