Tuduhan Yang Salah

Pada jam istirahat siang, Lika tampak mondar mandir diruang guru, beberapa guru sedang makan siang di luar, diruangan itu hanya ada Lika dan Bu Ina, wali kelas 6. Tidak lama kemudian Pak Alan masuk dengan santainya.

"Halo Bu Lika...katanya mau ngobrol..."

"Ssssst....duduklah di situ..." Kata Lika sambil menunjuk kearah kursi yang ada di mejanya. Kemudian mereka pun duduk berhadapan, di sudut ruangan Bu Ina sedang asyik mengoreksi tugas anak-anak yang menumpuk.

"Pak Alan...aku mohon katakan dengan jujur...apakah bapak yang mengatakan ke pak Johan perihal saya memberikan les tambahan buat Nando..." Ucap Lika tegas. Matanya menatap tajam ke arah Alan.

"Maksud Bu Lika apa ya...kok saya kurang paham..." Sahut Alan dengan polosnya. Lika kesal dan mengepalkan kedua tangannya.

"Jangan sok bingung Pak...kan bapak tau alasanku memberikan tambahan pada anak-anak itu...aku tau bapak kecewa karena seringkali aku menolak ajakan bapak...tapi bukan berarti bapak bisa mengadu seenak jidat bapak sendiri...dan soal foto itu, apa maksud bapak memberikan foto itu ke pak Johan? kenapa pak Alan jadi sepengecut ini? Kalo kecewa atau kesal terhadapku bilang pak terus terang, jangan beraninya bicara dibelakang!" Suara Lika mulai meninggi. Bu Ina yang sedari tadi sibuk tampak menoleh kearah mereka.

"Tenang Bu Lika...ini di ruang guru, tempat umum...kita bicara baik-baik dengan kepala dingin..." Ujar Alan menenangkan. Lika mendesah panjang.

"Sudahlah pak...kalo tidak mau mengaku lebih baik bapak keluar sekarang... aku butuh sendiri..." Kata Lika sambil melengos.

"Sebenarnya apa sih yang Bu Lika bicarakan...aku sungguh gak mengerti lho Bu..." Sahut Alan dengan mata yang nampak sungguh-sungguh.

"Bapak tau apa ini?" Lika menyodorkan surat peringatan dari pak Johan ke hadapan Alan, kemudian Alan membukanya, matanya membulat.

"Oh my God! Kenapa ibu bisa menerima surat ini...siapa yang mengadu ke pak Johan mengenai hal ini?" Dahi Alan berkerut.

"Pak...benar bukan bapak yang mengadu ke pak Johan? Pak Alan tidak sedang pura-pura kan?" Tatap Lika penuh selidik. Alan dengan yakin menggelengkan kepalanya.

"Demi Tuhan Bu...jangankan ke pak Johan...ke guru atau orang terdekat sekalipun aku gak pernah membicarakannya..." Tegas Alan.

"Jadi siapa kalo bukan bapak?"

"Aku akan bantu mencari tau Bu...Bu Lika tenang saja...sabar ya Bu..." Hibur Alan menenangkan.

"Baik...maafkan aku ya pak Alan...kalo telah salah menuduhmu..." Ucap Lika lirih.

"Kalo sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, aku pamit dulu Bu...ada jam olah raga setelah ini, aku mau persiapan dulu..." Kemudian Alan segera berlalu meninggalkan ruangan itu. Bu Ina yang sejak tadi melirik nampak mendekati Lika.

"Sebenarnya ada apa sih Bu..." Tanya Bu Ina ingin tau.

"Panjang ceritanya Bu Ina...nanti aku pasti ceritakan sama ibu..."

"Kalo aku perhatiin nih...sepertinya pak Alan menaruh hati sama Bu Lika...karena sebelumnya dia jarang ngobrol lho Bu sama guru perempuan...sudah Bu, kalo benar begitu, terima saja dia...supaya Miss Bella tidak mengejarnya lagi..." Jelas Bu Ina. Lika terperangah mendengar nama Bella.

"Miss Bella? baru kemarin dia minta tolong padaku untuk mencari informasi tentang pak Alan..." Gumam Lika.

"Iya Bu...hampir semua guru tau kok tentang ini...udah jadi rahasia umum...cuma Miss Bella ya selalu jaga image nya dia ...jangan terlalu mempercayainya Bu...bayangkan saja...masa iya orang sekaya Miss Bella mau jadi guru SD dengan gaji standar... apalagi dia kan lulusan luar negri...pasti ada udang di balik batu..." Tambah Bu Ina.

"Sudahlah Bu Ina, kita positive thinking aja...siapa tau dia memang benar mau mengabdi....ya ampun...ini udah waktunya kita mengajar Bu..." Lika melirik arlojinya. kemudian mereka bergegas keluar ruangan itu dan pergi ke kelasnya masing-masing.

Ketika Lika sampai di depan kelas 2 A, dia mendengan suara keributan dari dalam kelasnya, Lika langsung membuka pintu kelas itu, dan betapa terkejutnya dia melihat ada perkelahian yang terjadi disitu, Rio dan Nando saling pukul disaksikan teman-teman sekelas yang dengan riuh menyorakinya.

"Diam!!!" Teriak Lika.

Semua murid terdiam menghentikan suara mereka yang bising, kemudian mereka kembali ketempat duduk masing-masing. Tinggallah Rio dan Nando yang masih ditempatnya dengan wajah dan seragam yang berantakan.

"Rio! Nando! kalian berdiri di depan! Jelaskan pada ibu kenapa kalian berkelahi?!" Perintah Lika.

Kedua anak laki-laki itu pun maju kedepan kelas dan berdiri disana. Nando tampak menunduk, ada butiran bening yang jatuh dari mata mungilnya.

"Nando tiba-tiba memukulku Bu...keras sekali makanya aku membalasnya..." Kata Rio.

"Nando, benar begitu? kenapa kamu memukul Rio tiba-tiba?" Tanya Lika dengan mata yang menyorot tajam. Nando semakin menunduk.

"Kenapa kamu diam? Ayo jawab ibu! Siapa yang mengajarimu untuk memukul orang? tangan ini di buat untuk belajar dan melakukan yang baik, bukan untuk memukul!" Hardik Lika.

"Bu guru...Rio bilang aku bodoh, nilaiku selalu jelek, aku sering terlambat sekolah, karena aku gak punya Mama...aku marah Bu...makanya aku pukul dia...aku juga ingin punya Mama seperti Rio dan teman-teman...maaf Bu...huuu...huhu...hiks.." Cerita Nando yang kemudian diiringi dengan ledakan tangisnya.

Lika terkesiap, matanya merah, hatinya begitu terenyuh, kemudian dengan lembut dia memeluk Nando. Tanpa disadari air mata Lika menetes, Lika tidak tahan melihat seorang anak kecil yang menangis karena menginginkan sosok Mama.

Nando menangis di pelukan Lika, teman-temannya memandang dengan tatapan sedih dan ada yang menangis.

Kemudian perlahan Lika melepaskan pelukannya. Ditatapnya dengan dalam mata kedua muridnya itu saling bergantian.

"Rio, Nando memang memukulmu...tapi kamu tau alasannya? kamu membuat hatinya sedih karena perkataan mu...ayo...minta maaflah pada Nando...!" Dengan ragu-ragu Rio mengulurkan tangannya pada Nando, dan merekapun saling berjabat tangan.

"Anak-anak...jangan sekali kali kalian meledek atau mengata-ngatai Nando...kalo posisi Nando ada pada kalian, kalian akan merasakan apa yang Nando rasakan...belajarlah saling mengasihi sejak kecil...karena kelak kalo kalian dewasa, kalian akan lebih memahami tentang arti hidup yang sesungguhnya...Nando, jangan berkecil hati hanya karena kamu tidak punya Mama...kamu punya ibu guru, kamu punya kakak, kamu punya papa, kamu punya teman-teman....semuanya sayang sama Nando...jadi Nando jangan sedih lagi ya..." Ucap Lika sambil membereskan seragam Nando dan Rio yang acak-acakan. Kemudian dengan lembut Lika membelai rambut keduanya.

"Mulai sekarang, kalian saling mengasihi...kalian adalah teman baik...duduklah ketempat kalian, kita akan segera memulai pelajaran..."

**********

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓰𝓸𝓸𝓭 𝓳𝓸𝓫 𝓛𝓲𝓴𝓪 👍👍👍👍

2023-03-09

0

Eli Sumarti

Eli Sumarti

crrita keren

2021-05-02

1

Dewanto

Dewanto

Mantap..

2020-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Sekolah Baru
2 Kelas 2 A
3 menyontek
4 Mereka Orang Kaya
5 Di rumah Itu
6 Single Parent
7 Tambahan Pelajaran
8 Miss Bella
9 Nando sakit
10 Jangan Tinggalkan Kami
11 Sebuah Permintaan
12 Rencana yang Gagal
13 Perasaan yang Aneh
14 Curahan Hati
15 Surat Peringatan
16 Tuduhan Yang Salah
17 Pindah Rumah
18 Kejadian di Sekolah
19 Rumah Impian
20 Dimana Anak-anakku?
21 Kesedihan
22 Anak-anakku
23 Siapakah Dia?
24 Kasih Sayang
25 Persiapan Pindah
26 Suasana Baru
27 Kecurigaan
28 Rasanya Menjadi Ibu
29 Jalan-Jalan
30 Pesan Misterius
31 Sebuah Dugaan
32 Sebuah Kejutan
33 Ungkapan Perasaan
34 Sebuah Permohonan
35 Rumah Sakit
36 Sebuah Kerinduan
37 Misteri Yang Masih Terselubung
38 Kebenaran yang Tersingkap
39 Pengakuan Mengejutkan
40 Kebimbangan Hati
41 Sebuah Keputusan
42 Setitik Harapan
43 Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
44 Terulang Kembali
45 Sebuah Keinginan
46 Sebuah Penyesalan
47 Dilema
48 Mengundurkan Diri
49 Mbok Narti
50 Ketika Cinta Harus Mengalah
51 Persiapan
52 Permintaan
53 Menata Hidup Baru
54 Tahun Ajaran Baru
55 Kegalauan Hati
56 Ketika Cinta Bicara
57 Nenek Sakit
58 Perasaan Yang Terpendam
59 Kota Kenangan
60 Pertemuan
61 Rindu Itu Berat
62 Bertemu Denganmu
63 Hubungan Jarak Jauh
64 Kembali ke Jogja
65 Ungkapan Perasaan
66 Bertemu Kembali
67 Persiapan Pernikahan
68 Pelabuhan Hati
69 Mantan Terburuk
70 Hari Bahagia
71 Malam Pertama
72 Pembantu Baru
73 Keluarga Baru
74 Rencana Bulan Madu
75 Bulan Madu ke Jakarta
76 Oleh-Oleh
77 Pulang ke Jogja
78 Ke Rumah Sakit
79 Berhenti Mengajar
80 Kejadian di Rumah
81 Sebuah Kebenaran
82 Mengampuni
83 Menginap di Rumah Sakit
84 Kondisi Nenek
85 Pentas Seni
86 Sebuah Impian
87 Perasaan Khawatir
88 Naluri Seorang Istri
89 Perasaan Cemas
90 Air Mata Lika
91 Masih Belum Sadar
92 Kedatangan Keluarga
93 Kemunculan Pak Andi
94 Polisi Datang
95 Fakta Mengejutkan
96 Sentuhan
97 Senyum Kebahagiaan
98 Selamat Hari Guru
99 Pulang ke Rumah
100 Pembicaraan
101 Bertemu di Penjara
102 Teringat Kembali
103 Pasang Iklan
104 Kecemasan Nenek
105 Sebuah Keikhlasan
106 Penerimaan Guru Baru
107 Ulang Tahun Nando
108 Sebuah Pertanyaan
109 Pria Misterius
110 Rahasia Nando
111 Kesedihan Nando
112 Jangan Ambil Anakku
113 Pertemuan Mendebarkan
114 Sebuah Kejutan
115 Selamat Tinggal Nando
116 Mercy School
117 Rahasia yang Terungkap
118 Masih Ada Waktu
119 [POV Ricky] Awal yang Manis
120 [POV Ricky] Kelahiran Kezia
121 [POV Ricky] Mulai Curiga
122 [POV Ricky] Menahan Amarah
123 [POV Ricky] Bertemu dengan Bayu
124 [POV Ricky] Pindah ke Luar Kota
125 [POV Ricky] Hari Ibu
126 [POV Ricky] Selamat Tinggal Jakarta
127 [POV Ricky] Masalah di Sekolah
128 [POV Ricky] Ibu Guru yang Manis
129 [POV Ricky] Mulai Membuka Hati
130 [POV Ricky] Kencan Pertama
131 [POV Ricky] Mulai Terbiasa
132 [POV Ricky] Masalah itu Datang Lagi
133 [POV Ricky] Perasaan Khawatir
134 [POV Ricky] Menyatakan Cinta
135 [POV Ricky] Kehilangan Kekasih
136 [POV Ricky] Jodoh Akan Menemukan Jalannya
137 [POV Ricky] Akhir Sebuah Petualangan Hidup
138 Detik-Detik Terakhir
139 Pelabuhan Terakhir
140 Pengumuman
141 5 Tahun Kemudian
142 Pesta Pertunangan
143 Uban (Bonus Chapter)
144 Liburan (Bonus Chapter)
145 Pacar Kezia (Bonus Chapter)
146 Pindah ke Jakarta (Bonus Chapter Terakhir)
147 Pengumuman
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Sekolah Baru
2
Kelas 2 A
3
menyontek
4
Mereka Orang Kaya
5
Di rumah Itu
6
Single Parent
7
Tambahan Pelajaran
8
Miss Bella
9
Nando sakit
10
Jangan Tinggalkan Kami
11
Sebuah Permintaan
12
Rencana yang Gagal
13
Perasaan yang Aneh
14
Curahan Hati
15
Surat Peringatan
16
Tuduhan Yang Salah
17
Pindah Rumah
18
Kejadian di Sekolah
19
Rumah Impian
20
Dimana Anak-anakku?
21
Kesedihan
22
Anak-anakku
23
Siapakah Dia?
24
Kasih Sayang
25
Persiapan Pindah
26
Suasana Baru
27
Kecurigaan
28
Rasanya Menjadi Ibu
29
Jalan-Jalan
30
Pesan Misterius
31
Sebuah Dugaan
32
Sebuah Kejutan
33
Ungkapan Perasaan
34
Sebuah Permohonan
35
Rumah Sakit
36
Sebuah Kerinduan
37
Misteri Yang Masih Terselubung
38
Kebenaran yang Tersingkap
39
Pengakuan Mengejutkan
40
Kebimbangan Hati
41
Sebuah Keputusan
42
Setitik Harapan
43
Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
44
Terulang Kembali
45
Sebuah Keinginan
46
Sebuah Penyesalan
47
Dilema
48
Mengundurkan Diri
49
Mbok Narti
50
Ketika Cinta Harus Mengalah
51
Persiapan
52
Permintaan
53
Menata Hidup Baru
54
Tahun Ajaran Baru
55
Kegalauan Hati
56
Ketika Cinta Bicara
57
Nenek Sakit
58
Perasaan Yang Terpendam
59
Kota Kenangan
60
Pertemuan
61
Rindu Itu Berat
62
Bertemu Denganmu
63
Hubungan Jarak Jauh
64
Kembali ke Jogja
65
Ungkapan Perasaan
66
Bertemu Kembali
67
Persiapan Pernikahan
68
Pelabuhan Hati
69
Mantan Terburuk
70
Hari Bahagia
71
Malam Pertama
72
Pembantu Baru
73
Keluarga Baru
74
Rencana Bulan Madu
75
Bulan Madu ke Jakarta
76
Oleh-Oleh
77
Pulang ke Jogja
78
Ke Rumah Sakit
79
Berhenti Mengajar
80
Kejadian di Rumah
81
Sebuah Kebenaran
82
Mengampuni
83
Menginap di Rumah Sakit
84
Kondisi Nenek
85
Pentas Seni
86
Sebuah Impian
87
Perasaan Khawatir
88
Naluri Seorang Istri
89
Perasaan Cemas
90
Air Mata Lika
91
Masih Belum Sadar
92
Kedatangan Keluarga
93
Kemunculan Pak Andi
94
Polisi Datang
95
Fakta Mengejutkan
96
Sentuhan
97
Senyum Kebahagiaan
98
Selamat Hari Guru
99
Pulang ke Rumah
100
Pembicaraan
101
Bertemu di Penjara
102
Teringat Kembali
103
Pasang Iklan
104
Kecemasan Nenek
105
Sebuah Keikhlasan
106
Penerimaan Guru Baru
107
Ulang Tahun Nando
108
Sebuah Pertanyaan
109
Pria Misterius
110
Rahasia Nando
111
Kesedihan Nando
112
Jangan Ambil Anakku
113
Pertemuan Mendebarkan
114
Sebuah Kejutan
115
Selamat Tinggal Nando
116
Mercy School
117
Rahasia yang Terungkap
118
Masih Ada Waktu
119
[POV Ricky] Awal yang Manis
120
[POV Ricky] Kelahiran Kezia
121
[POV Ricky] Mulai Curiga
122
[POV Ricky] Menahan Amarah
123
[POV Ricky] Bertemu dengan Bayu
124
[POV Ricky] Pindah ke Luar Kota
125
[POV Ricky] Hari Ibu
126
[POV Ricky] Selamat Tinggal Jakarta
127
[POV Ricky] Masalah di Sekolah
128
[POV Ricky] Ibu Guru yang Manis
129
[POV Ricky] Mulai Membuka Hati
130
[POV Ricky] Kencan Pertama
131
[POV Ricky] Mulai Terbiasa
132
[POV Ricky] Masalah itu Datang Lagi
133
[POV Ricky] Perasaan Khawatir
134
[POV Ricky] Menyatakan Cinta
135
[POV Ricky] Kehilangan Kekasih
136
[POV Ricky] Jodoh Akan Menemukan Jalannya
137
[POV Ricky] Akhir Sebuah Petualangan Hidup
138
Detik-Detik Terakhir
139
Pelabuhan Terakhir
140
Pengumuman
141
5 Tahun Kemudian
142
Pesta Pertunangan
143
Uban (Bonus Chapter)
144
Liburan (Bonus Chapter)
145
Pacar Kezia (Bonus Chapter)
146
Pindah ke Jakarta (Bonus Chapter Terakhir)
147
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!