Lika berdiri tidak jauh dari gerbang sekolah, panasnya matahari siang ini menyengat wajahnya yang nampak kelelahan.
Betapa tidak, hampir sepanjang hari Lika menguras seluruh tenaganya hanya untuk mengajari Nando membaca dan menulis. Dia melakukan itu di dalam kelasnya pada jam pelajaran, peraturan di sekolah tidak memperbolehkan guru memberi pelajaran tambahan, kecuali sang murid mengambil les di luar sekolah dengan guru lain.
Kemudian dari arah parkiran, keluarlah sebuah mobil Toyota Camry yang ternyata adalah milik pak Johan, kepala sekolah. Melihat Pak Johan sudah keluar parkiran, Lika mengejarnya sampai ia berhasil ada di posisi depan mobil, kemudian mobil itu berhenti, kaca mobil diturunkan, kemudian Pak Johan nampak terkejut melihat Lika yang sudah berdiri di depannya.
"Selamat siang Pak Johan..."
"Siang Bu Lika...ada yang bisa saya bantu?"
"Ada yang mau saya bicarakan pak..."
"Mengapa tidak diruangan ku saja? di sini panas sekali...atau besok sajalah kita berbicara..."
"Maaf pak..ini tidak lama kok...tadi saya mencari bapak, tapi bapak nampaknya sangat sibuk...saya cuma mau tanya sebentar"
"Kalo begitu, ayo naiklah ke mobil...kita cari tempat yang enak untuk ngobrol..."
"Maaf pak...nanti tidak enak di lihat guru yang lain...saya cuma mau mengajukan diri untuk memberikan Nando murid saya les private, kasihan sekali pak dia sangat ketinggalan".
"Maaf Bu...di sekolah ini guru tidak diperkenankan untuk memberi les tambahan atau les private terhadap murid...lagi pula Nando kan bisa les di luar...banyak kok tempat-tempat les atau guru datang kerumah...tugasmu hanya mengajar dia disekolah..."
"Tapi kenyataannya Nando tidak les dimanapun pak...apakah dia tidak mendapat pengecualian? Bukankah kita sebagai guru harus memberikan perhatian lebih terhadap murid yang kurang?"
"Tidak...itu akan menimbulkan masalah antar guru yang lain...karena peraturan ya tetap peraturan, coba ibu pikirkan solusi yang lain...maaf Bu saya harus pulang mau mempersiapkan untuk kunjungan dari diknas besok..." Pak Johan segera menjalankan mobilnya. Dengan berat hati Lika segera menyingkir ke tepi.
"Trimakasih pak...!" Seru Lika sebelum kaca mobil pak Johan di naikan.
*********
Sore itu, Lika mengajak Lia adiknya yang baru duduk di kelas 3 SMU, untuk berbelanja keperluan bulanan di sebuah pasar swalayan. Lika tinggal bersama dengan Nenek dan Lia adiknya, kedua orang tua Lika meninggal sekitar 5 tahun lalu karena kecelakaan. Untuk kehidupan sehari-hari, Lika lah yang menopangnya termasuk membiayai sekolah adiknya, gajinya sebagai seorang guru terbilang pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Kak...nenek nitip biskuit kelapa kesukaannya..." Kata Lia pada saat mereka memilih buah-buahan.
"Harusnya nenek makan buah biar sehat...bukan biskuit...tapi baiklah kamu ambilkan 2 bungkus ya..." Lia segera berlalu menuju rak biskuit.
Ketika Lika beralih ke tempat susu, untuk membeli persediaan susu di rumahnya. Matanya menangkap dua orang anak yang berdiri tidak jauh di hadapannya, dengan seorang pria disampingnya.
'Itu kan Nando dan Kezia...sama siapa ya mereka...apa itu papanya...' Gumam Lika dalam hati. Matanya tak lepas mengawasi ketiganya yang nampak sedang berbelanja juga.
"Biskuitnya sudah kak...tinggal sabun dan tissue!" Suara Lia mengagetkannya. Kemudian Lika menarik Lia menjauh dari tempat itu.
"Ssst....jangan berisik!" Hardik Lika. Wajah Lia nampak bingung.
"Ada apa sih kak.."
"Itu ada muridku...Lia...ayo kita ikutin mereka...aku ingin tau rumahnya..."
"Kenapa harus menguntit kak...langsung aja sapa mereka"
"Sudahlah! Kamu gak tau ceritanya, sekarang cepat...itu mereka keburu pergi" Lika menarik tangan Lia yang masih keheranan.
"Sabun dan tisuenya belum kak...gimana..?"
"Tinggalkan dulu...belanjanya ditunda besok lagi..." Mereka pergi meninggalkan troli yang hampir penuh itu begitu saja.
Sampai di pinggir jalan raya, Lika memasang helmnya, dia menunggu mobil yang ditumpang muridnya itu lewat.
"Lia, kalo mobil Alphard hitam itu sudah lewat kasih tau, aku segera ngikutin...ingat, jangan mencurigakan!" Perintah Lika.
"Siap kak!' Jawab Lia yang masih menyimpan kekesalan karena mereka tidak jadi belanja.
"Udah belum sih...lama amat..."
"Udah tuh...baru lewat..." Kemudian Lika segera menjalankan motornya melaju mengikuti mobil Nando.
Tidak berapa lama kemudian, sekitar 15 menit, mereka memasuki kawasan perumahan elit, Lika tetap menjaga jarak motornya. Hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang cukup megah.
Seorang pria dari mobil itu turun kemudian membuka pintu gerbang rumah itu, lalu ia kembali dan memasukan mobilnya ke garasi. Tak lama kemudian pintu gerbang di tutup kembali.
Lika menarik napas dalam-dalam.
"Huh...ternyata mereka orang kaya... sepertinya aku tak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi..." Gumam Lika.
"Kalo mereka kaya kenapa kak? keliatannya muridmu itu begitu spesial...sampai bela-belain cancel belanja hanya untuk ngikutin mereka..." Gerutu Lia mengagetkan Lika.
"Di sekolah dia begitu kasihan, tapi dirumah dia kelihatan bahagia...sudahlah...gak perlu memikirkannya lagi...ayo kita pulang...nenek sudah menunggu..." Lika menyalakan motornya.
"Kita beli makanan dulu kak...tadi kan gak jadi belanja...nanti nenek kecewa titipannya batal..."
"Oh ya ya...ayo...kali ini kamu bebas pilih makanan favoritmu..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓴𝓪𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓾𝓵𝓽𝓪𝓷 𝓽𝓹 𝓴𝓸𝓴 𝓰𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓼𝓪𝓻𝓪𝓹𝓪𝓷 𝓹𝓪𝓰𝓲 𝓼𝓲𝓱 😅😅😅😅
2023-03-09
0
Yanthie Sunardi
klw orang kaya kan bisa sewa pembantu untuk buatin sarapan dan setrikain baju.
2022-01-08
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2020-10-24
1