Curahan Hati

Mobil Ricky melaju dengan kecepatan sedang membelah kota malam itu. Lika yang duduk disampingnya nampak sungkan berbicara, dari tadi dia hanya diam memandang ke luar jendela.

"Ada apa Bu guru....apa Bu guru kurang nyaman jalan denganku?" Tanya Ricky sopan memecah keheningan. Sorot matanya yang tajam nampak memandang lurus kedepan.

"Maaf pak...apa tidak sebaiknya kita mengajak anak-anak?"

"Oh...apa Bu guru sungkan denganku? Kalo sungkan aku gak keberatan malam ini dibatalkan..."

"Bu...bukan begitu pak...aku hanya gak terbiasa saja pergi dengan mobil begini...aku agak canggung dengan bapak..." Jujur Lika.

Sejenak mereka diam dalam kebisuan. Rupanya Ricky juga bukan tipe pria yang banyak bicara.

Mobil itu kemudian berhenti di sebuah restoran yang cukup besar dan terkenal di kota itu.

Dengan sopan Ricky turun dan membukakan pintu mobil bagi Lika. Dengan agak canggung dan salah tingkah Lika turun, kemudian mereka sudah berjalan dan duduk di sebuah meja yang kecil dan letaknya agak di pojok.

"Silahkan Bu guru mau pesan apa..."

"Ah...terserah pak Ricky saja...aku ikut"

"Oke...aku pesankan yang paling enak buat Bu guru..." Kemudian Ricky segera memanggil pelayan untuk memesan pesanannya.

Benar saja, tak lama kemudian pelayan tersebut sudah kembali membawa aneka makanan dan minuman yang di pesan Ricky. Kemudian merekapun mulai menikmatinya.

"Bapak pesan banyak sekali, aku gak akan habis makan sebanyak ini..." Ungkap Lika. Ricky hanya tersenyum.

"Nanti aku akan menghabiskannya...."

"Benarkah...banyak juga makannya pak" Ricky tertawa mendengarnya.

"Ha ha..kalau stress aku memang melampiaskannya dengan makan..."

"Tapi bapak gak lagi stress kan..."

"Tentu saja gak...sebelumnya iya....sebelum kenal dengan Bu guru..." Terhenyak Lika menghentikan makannya. Mata Ricky nampak menerawang.

"Dulu aku pernah mencintai istriku....apapun yang dia minta aku selalu penuhi..." Ucap Ricky gamang.

"Wah...harusnya beruntung ya istri bapak..."

"Harusnya....tapi belakangan setelah kami sudah memiliki anak... setelah sekian lama, aku baru tau kalau dia tidak pernah mencintaiku..."

"Kenapa bapak menyimpulkan begitu?"

"Dia mencintai mantan kekasihnya....dan sekarang mereka telah bersama... memang kami dulu menikah atas dasar perjodohan, tapi aku belajar mencintainya, diapun kelihatannya begitu... tapi setelah mantan kekasihnya datang...dia memilihnya dan meninggalkanku..." Cerita Ricky. Matanya mulai memerah, seperti menahan sesuatu.

"Bagaimana dia juga bisa meninggalkan anak-anak?"

"Aku yang membawa anak-anakku pergi darinya, pengadilan juga memutuskan anak-anak ikut denganku, hak asuh ada padaku... sejak saat itu aku sekuat tenaga mengasuh anak-anak sendirian...ya sendirian...siapapun tak boleh mengambil mereka dariku... oh...maaf Bu guru...aku jadi banyak cerita...maaf kalo membosankan...." Ricky melanjutkan makannya.

"Tidak apa pak, kalau itu bisa meringankan beban bapak...ternyata bapak sangat menyayangi anak-anak..." Sahut Lika.

"Bu guru...maukah kita menjadi teman...?"

"Teman?"

"Ya...mungkin saat ini aku butuh teman..."

"Baiklah pak...kita berteman..."

"Trimakasih Bu guru..."

*******

Malam itu Lika masih memeriksa tugas sekolah anak-anak, matanya nampak lelah namun dia berusaha menahan supaya pekerjaannya malam ini cepat selesai.

"Hooooaaammm..." Lika menguap beberapa kali. Kemudian dia pun ketiduran dimejanya.

pagi harinya Nenek menemukan Lika yang ketiduran itu, lalu langsung membangunkannya.

"Lika! ayo bangun...kok tidur disitu..." Lika pun terkejut sampai hampir melompat dari tempatnya.

"Ya Tuhan! jam berapa sekarang?" Tanya Lika sambil mengucek-ngucek matanya.

"Baru jam 6 sih...kalo masih ngantuk tidur lagi di tempat tidur...nanti lehermu pegal posisi salah bantal karna tidur di meja..." Ucap Neneknya sambil membuka jendela kamar, semburat sinar mentari pagi menyilaukan mata Lika.