Malam itu, Lika baru saja hendak merebahkan tubuhnya di pembaringan, kegiatan seharian itu cukup menguras tenaganya, setelah berbincang dengan nenek dan Lia seputar masalah pekerjaan dan sekolah seperti yang biasanya mereka lakukan sebelum tidur.
Lika menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, rasanya sudah tidak tahan untuk memejamkan matanya yang sejak tadi sudah mengantuk. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, kebetulan besok adalah hari Sabtu, sekolah libur sehingga Lika bisa tidur lebih panjang dari biasanya.
Baru saja Lika memejamkan matanya dan ia mulai masuk ke alam mimpi, tiba-tiba suara dering ponsel mengagetkannya, ia terperanjat dan mengucek matanya kemudian ia berdiri mengambil ponselnya yang terletak di meja kamar.
"Halo... " Dengan malas Lika mengangkat teleponnya.
"Bu...ibu...huu... huu...." Suara seorang anak yang menangis.
"Kezia??" Lika langsung menebak.
"Bu...tolong kita Bu...huu...huu....Nando badannya panas dan dia gak bangun-bangun dari tadi...huu...huuu...aku bingung Bu..."
"Tenang Kezia....dimana Papamu??"
"Papa lagi tugas diluar kota Bu...baru berangkat tadi siang...aku telepon Papa gak diangkat-angkat...Bu...bisakah datang kemari... kasian Nando Bu..."
"Aduh...ini sudah malam dan jarak rumah kita berjauhan...sebentar nak...ibu pasti datang...kamu tenanglah jaga Nando ya..."
"Iya Bu..."
Lika berjalan keluar kamarnya, dia mau membangunkan Lia dikamar nya, namun Lika menghentikan langkahnya, Lika dan Lia sama-sama perempuan, tidak mungkin keluar di saat malam-malam seperti ini, Lika mondar mandir kebingungan mencari cara, mau naik motor sendiri juga takut, karena daerah tempat Lika tinggal termasuk rawan begal. Akhirnya Lika mengeluarkan ponselnya dan memencet nomor seseorang di sana.
'Huh...terpaksa deh harus hubungi dia...' Batinnya.
Lika terpaksa menghubungi Alan guru olah raga itu, karena hanya dia laki-laki yang ada di ponsel Lika selain Pak Johan dan Bayu.
Beberapa kali Lika menekan tombol nomor Alan, tapi ponselnya kelihatan tidak aktif. Lika mulai putus asa, namun sejurus kemudian dia segera kembali masuk ke kamar, mengambil jaketnya dan memakai helm, lalu dengan perlahan dan hati-hati dia mengeluarkan motornya dari garasi tanpa suara. Tak berapa lama kemudian Lika sudah melesat pergi menembus gelapnya malam.
*********
Sesampainya di Rumah Nando, Lika melihat pemandangan yang memilukan hatinya, rumah yang sangat berantakan, banyak bekas bungkus makanan dan lantai yang basah bekas tercecer air.
Dipojok ruangan, Kezia nampak sedang menangis, matanya menunjukkan kelelahan yang sangat, di sofa terlihat Nando sedang berbaring lemah dengan kain yang mengompres dahinya, rupanya Kezia berusaha untuk mengompres Nando dengan air dingin sehingga banyak bekas tetesan air di lantai.
"Nando!" Jerit Lika yang kemudian langsung menghampiri Nando, terdengar suara rintihan dari mulut mungil nya. Kezia beringsut mendekati mereka.
"Kamu kenapa sayang...ya ampun...badanmu panas sekali, Kezia... apakah kalian punya termometer?" Tanya Lika. Kezia menggelengkan kepalanya.
"Baiklah... sepertinya kita harus kedokter malam ini, Kezia tolong bawakan baju adikmu, ibu akan mengganti bajunya dulu..." Kezia segera berlari masuk kamar dan membawa baju Nando.
"Ini bajunya Bu...Nando kenapa Bu...."
"Dengar Kezia...apa kamu tau di dekat sini apakah ada dokter?"
"Ada Bu...ada di ujung jalan sini, gak terlalu jauh kok..."
"Oke...ibu akan bawa adikmu, tapi naik motor ya...kamu dibelakang tolong pegangin...."
"Iya Bu..."
Mereka membawa Nando ke dokter 24 jam yang terdekat, kondisi Nando saat itu sangat lemah. Sesampainya di depan klinik, Lika memarkirkan motornya dan menggendong Nando masuk kedalam klinik. Saat itu suasana di klinik sangat sepi, jadi mereka tidak perlu mengantri lagi, dan langsung keruang praktek dokter.
"Malam dok, tolong periksa kondisi Nando...dia demam dan lemas..." Cemas Lika. Dokter hanya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah...tolong baringkan dia disana..." Kata dokter sambil menunjuk ke tempat tidur pasien.
Dengan cermat dokter memeriksa kondisi Nando.
"Bagaimana keadaannya dok..." Buru Lika.
"Sepertinya dia kena gejala tipes...tapi tidak harus dirawat dirumah sakit, hanya harus istirahat, minum vitamin dan makan makanan yang sehat..." Jelas dokter.
"Baik dok ... trimakasih..."
"Apakah anda ibunya...."
"Bukan dok, saya gurunya..." Dokter mengerutkan keningnya kelihatan bingung dengan penjelasan Lika.
"Ya sudahlah...saya akan memberikan resep buat Nando, semoga cepat pulih".
"Trimakasih dokter..."
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓴𝓸𝓴 𝓹𝓪𝓹𝓪 𝓷𝔂𝓪 𝓰𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝓹𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪𝓪𝓷 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓰𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓲𝓱 𝓷𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵𝓲𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴" 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓮𝔀𝓪𝓼𝓪 😤😤😤😤😤
2023-03-09
0
Sarini Sadjam
kasian bgt cari ke pembantu yg udah tua..aturan..bpk nya si nando
2022-10-17
0
nucky nurmala kania
kasihan sekali 😭😭
2021-07-27
1