Mira terkejut saat Dhatu mengatakan jika wanita itu diminta menyiapkan data tiga bulan terakhir. Memang dirinya selalu membuat laporan mingguan dan juga bulanan, namum ia tak mungkin memberikan data bulanan yang belum diolah begitu saja, terutama untuk seorang CEO. Beruntung, dirinya jarang keluar makan siang dan memakan bekal di ruangan, jika tidak, maka dirinya akan sangat kewalahan dengan permintaan yang tiba-tiba ini.
"Kira-kira kenapa Pak Dirga meminta kamu secara dadakan begini? Kok, aneh banget. Apalagi kalian ketemu di lift. Dari sekian banyaknya karyawan, kenapa dia bisa mengingatmu dan tau kalau kamu staff call center?"
Dhatu menggeleng dan tersenyum kikuk, mencoba menyembunyikan rasa cemas yang menyelimuti hati. Sungguh, ia tak tahu apa pun dan tak mampu membaca rencana lelaki itu. Jika boleh, dirinya pun tak mau berurusan dengan Dirga. Baik di rumah maupun di kantor. Ia mulai menyukai perannya sebagai bayangan, namun anehnya, lelaki itu kerap menyusahkan ia memainkan perannya.
"Saya beneran nggak tau, Mbak. Saya sama terkejutnya, makanya saya memilih langsung balik dan nggak makan siang."
Mira mengangguk, merasa beruntung kali ini Dhatu bersikap bijak. Walau ia tak begitu menyukai Dhatu, namun ia sangat menghargai sikap Dhatu. Jika wanita itu memutuskan tetap melanjutkan maka siangnya, maka dirinya yang tidak lain adalah atasan di divisi tersebut bisa dipandang buruk. Mira tak ingin kerja kerasnya hancur hanya karna kesalahan yang bukan darinya. Sulit ia mencari muka hingga mencapai posisi sekarang, rasanya akan sangat menyebalkan jika seseorang menjatuhkannya dengan cara yang sama.
"Kamu bantu saya tarik data happy call, agar bisa compare kepuasan pelanggan dan saya akan memfilter komplain berat yang kita terima tiga bulan terakhir. Setela datanya selesai, kirimkan ke email, biar bisa saya masukkan ke dalam presentasi yang akan kamu tunjukkan ke Pak Dirga. Saya siapkan juga data mentahnya nanti, biar kamu bisa kasih ke Pak Dirga, jika dia minta.
Dhatu mengangguk dan segera kembali kemejanya. Ia membuka sistem dan mulai memfilter data happy call yang diminta oleh atasannya. Menyaring mana konsumen yang merasa sangat puas dengan pelayanan perbaikan mereka, hingga kecewa yang kecewa. Mengerjakan semua ini dalam satu jam tidak mudah, apalagi perutnya mulai terasa lapar.
"Tu ..."
Dhatu mengintip dari samping layar komputernya untuk melihat ke arah Mira. Wajah wanita itu menyelinap keluar, membuat mereka saling berpandangan. Mira tersenyum tipis, lalu berkata; "Jika kamu udah selesai di ruangan Pak Dirga nanti, kamu bisa melanjutkan istirahatmu. Aku utang satu jam sama kamu. Jam berapa pun kamu selesai nanti, kamu bisa langsung pergi makan."
Dhatu tersenyum dan mengangguk antusias. Untunglah, hari ini suasana hati Mira sedang baik. Biasanya, wanita itu tak peduli dan memang lebih suka menindas, dan mengatasnamakan pekerjaan bawahan sebagai hasil kerjanya. Mungkin, orang jahat sekalipun, memiliki sisi baik di dalam dirinya. Perkataan ibu Dhatu yang selalu berkata jika tak ada orang jahat di dunia ini mungkin ada benarnya. Mira adalah salah satu bukti nyata. Mungkin juga, Dirga memiliki sisi baik yang disembunyikan di balik sikap dinginnya itu. Dhatu mengangguk. Ya, yang perlu ia lakukan adalah menunggu sebentar lagi. Ia yakin, hari itu pasti akan tiba. Saat di mana Dirga bisa menerima kehadirannya dan tak lagi melihatnya sebagai bayangan semata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Wie Yanah
aq muak bgt sma dirga ....klw dgr nma dia aja udh skt bgt ht sy,,,smga dpt imbln yg setimpal😠
2021-08-11
1
Rosmawati Intan
kesabaran akan membuah kan hasil..hrap terbuka mata hati dirga ..yg selama ini terrutup dgn cinta kana
2021-06-27
0
Sriwinarsih
up thor
2021-06-17
0