Bab 20

Habis mengganti pakaiannya, Kanara menuju lobby lantai satu, seperti yang Brandon perintahkan tadi untuk menunggunya di sana. Beberapa teman barunya yang bekerja sebagian office girl banyak yang iri sama dia karena bisa berhadapan langsung dengan bos besar mereka. Tak sedikit yang bertanya-tanya seperti apa rasanya berdiri di jarak yang dekat dengan pemilik kantor ini.

Kanara hanya bisa menjawab dengan senyuman. Jawabannya adalah gugup, takut, dan banyak lagi. Karena menurut wanita itu seorang Brandon adalah sosok yang sangat mengintimidasi dan semua perintahnya tidak bisa dibantah.

"Kau terlambat lagi."

Kanara hampir melompat kaget saat tiba-tiba seseorang muncul di depannya. Brandon, siapa lagi. Ternyata pria itu lebih dulu sampai darinya. Kanara hanya menundukkan kepala.

"Angkat kepalamu," wanita itu patuh pada apa yang dikatakan Brandon. Nada bicara pria itu sangat datar, memang di mana-mana cowok yang modelan kulkas tujuh pintu gaya bicaranya selalu datar, kalau tidak dingin bak kutub.

"Kau tahu kalau kebiasaan menundukkan kepala itu adalah suatu kebiasaan yang tidak baik? Apalagi ketika kau sedang berjalan disampingku. Angkat kepalamu, dan berjalanlah seperti orang yang percaya diri." kata pria itu.

Betul, selalu menunduk saat berjalan atau bertemu orang memang tidak baik. Tapi mau bagaimana lagi, semenjak menikah dengan Damian, Kanara tumbuh menjadi sosok yang selalu insecure, merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Damian terus merendahkannya, mengatakan dirinya adalah wanita murahan sehingga kata-kata itu sudah tertanam baik-baik di pikiran Kanara, sampai siapapun yang melihatnya, membuatnya merasa seolah-olah mereka sedang merendahkannya.

"Ikut aku," kata Brandon lagi. Pria itu berjalan di depan dan Kanara mengekor di belakangnya. Orang-orang yang melewati mereka menunduk hormat ke Brandon.

Sampai di parkiran, Brandon membalikkan badan memandangi wanita yang berjalan di belakangnya.

"Kau bisa menyetir?" tanyanya.

Kanara menggelengkan kepala.

"Ah, benar. Lebih baik aku bawa sendiri. Waktu itu saja kau menabrak mobilku dengan motormu, kalau kau menyuruhmu menyetir kita berdua bisa masuk jurang. Jangan sampai itu terjadi, aku belum menikah dan punya anak." pria itu menekankan kalimat terakhir dengan menatap lurus-lurus me Kanara.

Dia tidak percaya akan secerewet ini kalau sama wanita itu. Kanara yang malu. Malu karena pria itu mengungkit masalah mobilnya yang ditabrak lagi.

"Pegang ini, dan masuk ke mobil." Brandon memberikan tas kantor berisi dokumen yang dia pegang tadi ke Kanara.

Kanara tidak paham betul apa pekerjaan seorang asisten CEO. Dia belum ada pengalaman sama sekali. Jadi saat di dalam mobil, wanita itu memberanikan diri untuk bertanya. Kanara adalah sosok yang mau belajar, apalagi sekarang dia harus bekerja keras untuk menghidupi putranya.

"Mm, b - bos?"

Brandon memiringkan kepala menghadap wanita itu.

"Apa pekerjaan saya nanti?" Kanara bertanya biar dia sudah tahu dan tidak malu-maluin pria itu.

"Biar saya bisa persiapan sebelumnya." tambahnya.

Brandon menatap wanita itu lama, kemudian kembali fokus ke jalan raya. Sekarang dia jadi bingung. Menurutnya wanita ini seperti tidak tahu apa-apa tentang banyak pekerjaan. Bukan orang yang berpengalaman dalam dunia kerja. Brandon sudah bertahun-tahun terjun dalam dunia kerja, tentu dia bisa tahu siapa saja orang yang punya pengalaman kerja dan tidak.

Contoh kecil seperti menggunakan mesin kopi. Kalau wanita ini tidak menarik perhatian Brandon, pria itu pasti sudah memecatnya. Anggaplah dia pilih kasih terhadap wanita ini, tapi dia juga hanya manusia biasa. Hatinya tergerak pada wanita ini, jadi dia ingin mempertahankannya.

"Ikut saja dulu. Bawa terus tas dokumen itu. Nanti kalau aku bicara dengan klienku, siap-siap keluarkan map yang warna biru."

Kata Brandon kemudian. Kanara mengangguk. Lalu suasana berubah hening, sampai mobil Brandon berhenti di sebuah restoran mewah dan tenang.

Seorang laki-laki dan perempuan cukup berumur menghampiri Brandon ketika mereka memasuki restoran tersebut. Kanara duduk di meja yang lain, tapi tetap berdekatan dengan si bos. Orang-orang itu mulai bicara panjang lebar, membahas berbagai hal yang tidak Kanara mengerti. Sekilas Kanara mendengar mereka membahas tentang obat baru untuk pasien dengan penyakit langka.

Sepertinya kedua Klien Brandon itu adalah dokter, di lihat dari cara mereka berbicara dan menjelaskan segala hal tentang medis. Setelah berbicara panjang lebar dan menemukan kesepakatan, Brandon menatap ke Kanara.

Awalnya Kanara masih bingung, lalu ia ingat apa yang pria itu katakan di dalam mobil. Ia pun segera mengeluarkan map berwarna biru dan menyerahkannya ke Brandon.

"Wanita cantik itu asisten atau pacarmu?" pertanyaan yang keluar dari si wanita berumur membuat Kanara terdiam dan agak malu. Pacar? Yang benar saja. Pertanyaan apa itu, memangnya mereka tidak lihat dari penampilan saja dia dan pria itu tidak cocok.

"Dia asistenku." jawaban Brandon membuat Kanara bernafas lega.

"Ah, sayang sekali. Padahal muka kalian seperti muka jodoh. Kalau kalian bersama, rumah tangga kalian pasti langgeng. Tapi suatu hari nanti kalian mungkin bisa bersama."

Kanara langsung terbatuk-batuk dan segera permisi ke toilet.

"B - bos, saya mau ke toilet sebentar."

Brandon dan kedua kliennya menatap kepergian Kanara lalu mereka tertawa kecil.

"Lihat, wanita itu malu-malu. Kau pasti menyukainya kan?"

Brandon tersenyum.

"Bagaimana anda tahu saya menyukai wanita itu?"

"Dari caramu menatapnya. Mata tidak pernah bisa bohong."

Brandon terdiam sebentar, kemudian tertawa.

"Ayo bahas bisnis saja." katanya kemudian.

Di toilet, Kanara membasuh wajahnya berkali-kali di wastafel. Oh ya ampun, perkataan wanita tadi benar-benar membuatnya malu. Dia malu sekali, terutama pada Brandon. Apa kata pria itu nanti?

Kanara menetralkan nafasnya. Kenapa juga dia jadi deg-degan begini? Aneh sekali.

Drttt ... Drttt ...

Ponselnya berbunyi, dari si bos.

Ia cepat-cepat mengangkatnya.

"Sampai kapan kau akan bersembunyi di toilet? Cepat kembali, pria dan wanita tadi sudah pergi."

Setelah mengatakan itu sambungan langsung terputus. Kanara keluar dari toilet. Tepat saat dia mencapai pintu, seseorang yang dia kenal masuk. Wanita itu kaget sekali.

Vana ...

Ya, itu adalah Vana. Saudari tirinya yang jahat. Yang dulu menjualnya kepada laki-laki tua, hingga dia kabur memasuki kamar hotel kosong yang kebetulan terbuka untuk bersembunyi, namun sayang sekali dia tetap kehilangan kesuciannya pada seorang pria mabuk yang berpikir dia seorang wanita jalang.

Tidak puas menjahatinya, saudari tirinya itu bersekongkol dengan ibu tirinya menjualnya ke Damian, laki-laki berdarah dingin itu.

"Wahh, lihat siapa ini? Kanara?" Vana menatapnya atas bawah dan tersenyum miring. Kanara benci wanita itu juga ibunya. Karena mereka yang menyebabkan hidupnya hancur seperti ini.

"Kenapa kau ada di sini? Apa suamimu itu tahu kau berkeliaran di luar?"

Tubuh Kanara mulai bergetar.

"Atau jangan bilang kau ..."

PLAKK!

Tamparan keras mengenai pipi Vana, setelah itu Kanara pergi. Ia berlari secepat kilat.

"Brengsek! Ja-lang sialan! Jangan kabur kamu!" Vana berteriak emosi.

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

kayaknya si Nara ini harus di latih fisik sama mentalnya deh Thor, biar nggak jadi wanita penakut.sama perempuan aja takut apalagi sama laki-laki🙄...

2024-12-20

0

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Lindungi Kanara Brand..dari saudari tiri dan ibu tirinya, ayo Kanara ceritain sama Brandon kamu hrs jujur sm Brandon...

Brandon akan melindungi kamu dan membantumu dari masalah in

2024-12-20

0

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Ceroboh sekali Nara ,kenapa dia tdk menghindar dr orang orang masa lalu apalagi suaminya mafia kejam.apalagi di tempat spt ini .Tidak bisakah menyamarkan penampilannya?

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123 Tamat
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!