Bab 14

Meeting telah selesai. Brandon lanjut dengan pekerjaan yang lain. Bertemu klien, memantau kinerja perusahaan dan masih banyak lagi. Sore hari menjelang malam ia kembali ke kantor. Pria itu beristirahat di ruangannya. Ia bersandar di dinding kursi kerjanya sambil memijat pangkal hidungnya.

Brandon mengeluarkan sesuatu dari saku celananya kemudian. Sebuah catatan kecil yang diberikan oleh Kanara tadi. Pria itu terus membacanya dan sesekali tersenyum. Entah kenapa Brandon merasa terhibur dengan tulisan itu.

"Kau berani sekali."

Gumam pria itu terus menatap ke catatan kecil Kanara. Setelah puas, ia kembali memasukkan catatan kecil itu ke saku celananya dan bersiap pulang. Ia sudah lelah seharian ini. Brandon ingin pulang dan bermain dengan Zane, keponakan kecilnya yang lucu.

Kantor sudah sepi. Biasanya jam segini masih ada yang lembur, namun hari ini tidak. Tak terlihat satu pun karyawan di lantai sepuluh ini yang tersisa. Saat hendak berjalan ke lantai dasar, Brandon mendengar ada bunyi-bunyi dari arah pantry. Pria itu penasaran dan berjalan menuju pantry.

Dari pintu masuk pantry ia melihat seseorang tengah sibuk di depan mesin kopi. Jelas Brandon langsung mengenali wanita itu meski dilihat dari belakang. Entah kenapa bentuk tubuh wanita itu dia ingat sekali.

Nara Gracia. Nama wanita itu. Nara memiliki body yang sangat bagus untuk ukuran ibu satu anak. Brandon terus menatapi wanita sambil berdiri di dinding pintu. Kalau orang-orang yang tidak tahu wanita itu sudah punya anak, mereka pasti akan mengira dia masih gadis. Wajahnya pun tidak tampak seperti ibu-ibu beranak satu. Masih tampak muda.

Kira-kira wanita itu masih bersama suaminya atau tidak? Atau mereka sudah pisah? Cerai, bahkan mati? Brandon merasa dia sudah gila karena terlalu penasaran dengan kehidupan rumah tangga wanita itu.

Sementara itu Kanara terlonjak kaget, dia hampir melompat saat ia membalikkan tubuh dan tiba-tiba melihat ada sosok yang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada sambil bersandar di dinding pintu.

Rasa kaget Kanara tampak jelas di pandangan Brandon. Sudut bibir Brandon terangkat.

"Kenapa belum pulang?" Brandon bertanya lalu melangkah masuk ke pantry, mendekat ke Kanara yang sejak tadi terus berkutat dengan mesin kopi.

Kanara tidak langsung menjawab, tapi tentu Brandon bisa menebak  apa yang sedang dilakukan wanita itu sekarang.

"Kau sedang belajar menggunakan mesin kopi?" Brandon setengah menyindir. Ia semakin dekat, bahkan telah berdiri tepat di belakang Kanara.

Jujur saja, baru kali ini ia berdiri sedekat itu saat bicara dengan seorang wanita, selain adiknya. Biasanya pria itu selalu menjaga jarak. Tapi terhadap Kanara, dia juga bingung kenapa.

Kanara merinding karena lelaki itu berdiri terlalu dekat. Dalam pikirannya saat ini ada dua, Brandon akan memarahinya soal kopi yang dia ganti dengan air panas, dan dirinya yang akan di pecat karena tidak becus di hari pertamanya bekerja.

Kanara menoleh ke belakang dan lagi-lagi dia harus dibuat mendongak ke atas karena perbedaan tinggi mereka.

"Pa - pak Brandon," Kanara berusaha tersenyum meski senyumannya begitu kaku dan disertai dengan rasa gugup.

Apalagi pria itu terus menatapnya. Tatapan yang mengintimidasi itu membuat lututnya lemas.

"Catatanmu ini," Brandon mengeluarkan catatan kecil yang dia tulis untuk pria itu. Lutut Kanara makin lemas dibuatnya.

"Kau ingin aku membayangkan air hangat menjadi kopi? Huh! Kau adalah wanita pertama berani bilang begitu padaku," Kanara menggigit bibirnya lirih. Semua ekspresi wanita itu tak luput dari pandangan Brandon.

Pria itu tanpa sadar menikmati melihat Kanara yang gugup dan takut-takut padanya.

"Catatan kecilmu ini membuatku ..."

Pria itu menggantung ucapannya. Kanara menundukkan kepala, siap dengan segala konsekuensi yang akan dia terima nanti. Di pecat memang sayang sekali. Tapi mau bagaimana lagi, menggunakan mesin kopi saja dia tidak tahu, mungkin dia akan di perintahkan menggunakan mesin lain juga seperti mesin fotokopi yang belum dia ketahui sama sekali. Bekerja dikantor memang butuh keahlian, kalau dia tidak ahli, atasan memang pantas memecatnya.

"Membuatku ingin mengajarimu cara menggunakan mesin kopi."

Heh?

Mata Kanara berkedip-kedip.

Ia tidak di pecat? Wajahnya mendongak lagi ke Brandon. Apakah perkataan pria ini hanyalah sebuah kalimat yang disengaja untuk menyindir sebelum memecatnya? Mana ada bos, apalagi yang memiliki posisi utama di kantor ini turun tangan sendiri mengajarinya. Tidak mungkin bukan. Sesaat kemudian Kanara membungkuk meminta maaf.

"Maaf, saya sudah lancang sama bapak pagi tadi."

"Jangan panggil aku bapak, terlalu ketuaan. Aku bahkan belum menikah dan punya anak."

"Bo-bos," Kanara secepat mungkin mengganti panggilannya menjadi bos dan Brandon tidak berkomentar apa-apa lagi. Padahal banyak orang yang memanggil pak dan dia cuek saja karena dia tahu itu adalah panggilan hormat untuknya. Tapi untuk wanita ini, rasanya aneh saja dia mendengar kata bapak keluar dari mulutnya. Dia tidak suka. Dipanggil bos pun masih rada-rada aneh tapi lebih baik daripada dipanggil pak.

"Lihat baik-baik." Brandon maju ke depan Kanara lalu mulai berkutat di depan mesin kopi. Kanara dibuat bingung lagi.

Lelaki ini sungguh-sungguh ingin mengajarinya?

"Kau ingin belajar atau tidak?" kepalanya diketuk pelan.

"Eh? I-iya!"

"Ingin belajar tapi bengong. Mendekat ke sini."

Kanara mendekat, namun saking heran dan kebingungannya dia, kepalanya malah menubruk tubuh Brandon. Wanita itu refleks menjauh. Ya ampun, ceroboh sekali.

"Ma-maaf," ucapnya malu.

"Kau itu ibu beranak satu, kenapa masih seperti gadis perawan yang suka ceroboh?"

Wajah Kanara memerah. Dia dibilang seperti gadis perawan? Hah, yang benar saja. Pertama kali dia sudah dimasuki oleh pria asing yang memperkosanya sepuluh tahun lalu. Dalam ingatannya laki-laki itu berwajah tampan, lihat saja wajah Bian. Tapi Kanara lupa seperti apa wajahnya. Mungkin karena malam itu dirinya terlalu syok sehingga ia langsung kabur begitu saja.

Kemudian, dirinya dinikahi oleh Damian yang kejam. Tak terhitung sudah berapa kali Damian mengobok-obok dirinya. Yang pasti dirinya memang bukan perawan lagi.

"Mau belajar atau tidak?"

Tubuh Kanara bergeming lalu ia kembali mendekat ke Brandon.

"Seperti ini caranya." nada pria itu masih datar tapi sudah tidak mengintimidasi seperti tadi.

Ia mengajari Kanara dengan bahasa yang mudah di mengerti. Padahal hampir sejam wanita itu berkutat di mesin tersebut dan belum benar-benar paham cara penggunaannya. Pantas saja laki-laki ini sudah jadi pemimpin perusahaan di usia yang terbilang cukup muda.

"Sudah paham sekarang?" begitu Brandon menolehkan kepala ke arahnya, Kanara cepat-cepat menatap ke arah lain. Ia hanya terbawa suasana karena pria itu pintar mengajar, bukan karena ingin melihat wajah super tampannya dari dekat.

Kanara malu. Pasti laki-laki itu sedang berpikir dia adalah sosok perempuan yang gampang terpesona dengan wajah-wajah tampan.

"Sudah paham belum" ulang Brandon.

Kanara mengangguk pelan.

"Kalah begitu cobalah."

"Sekarang?"

Brandon tertawa setengah mendengus.

"Kau ingin menunggu sampai besok?" ia menatap Kanara lurus-lurus.

Kanara pun langsung melakukan apa yang pria itu bilang.

Terpopuler

Comments

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Tuhkaan benar saja dugaanku yang ngajarin membuat kopi pastinya Brandon..Brandon sudah mulai tertarik nih sama Kanara..sampai rela mengajari cara membuat kopi di mesin kopi dan protes di panggil Bapak wkwkwkwk..Kanara yg malu² dan tdk percaya Pemimpin yg datar..dingin dan Berkarisma mau mengajarinya...

Brandon jelaslah kamu merasa terpikat oleh Kanara..,karena kamu telah menyatu dgnnya 10th yg lalu

2024-12-16

2

sum mia

sum mia

seandainya kamu tahu Brandon , kalau Kanara adalah gadis ONS kamu dulu , betapa kamu menyesal sudah berkali-kali bertemu tapi kenapa gak tahu dan baru mengetahuinya sekarang . bahkan karena ulahmu lahirlah Bian yang lucu dan ganteng .

semoga semua segera terungkap dan Brandon bisa melindungi Kanara dan Bian .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2024-12-16

2

LANY SUSANA

LANY SUSANA

Brandon tanpa sadar udah nyaman ke Nara /Facepalm//Facepalm//Angry//Angry/
dan mendekat ke Nara, ibu dari anakmu tuh Brandon

coba ya ketemu NlBian lg dan amatin wajah Bian mirip km ga?
adikmu bilang wajah Bian mirip Brandon loo

2024-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123 Tamat
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!