Bab 11

"Istri dan anakmu selalu mengganggu ketenanganmu, bukankah bagus mereka menghilang dari kehidupanmu? Mereka tidak pantas bersamamu Damian, terutama istrimu yang tidak berguna itu. Sudah dapat suami berkuasa dan tampan begini malah disia-siakan. Aneh sekali, dia pikir dia ratu apa?"

Bukan Ethan yang bicara. Tapi Betsy, adik perempuan Ethan. Wanita cantik yang diam-diam menyukai Damian dan membenci Kanara. Tentu dia yang paling senang Kanara kabur dengan anaknya. Semoga mereka tidak pernah ditemukan supaya dia ada kesempatan mendekati Damian. Kalau dulu Damian tidak melihat wanita yang telah dia nikahi itu, pasti yang berstatus menjadi istri pria itu sekarang adalah Betsy. Betsy masih tidak terima Damian menikahi perempuan murahan itu. Di pikir dia tidak tahu apa kalau Bian bukanlah putra kandung Damian?

Suatu hari Betsy tidak sengaja mengintip Damian dan Kanara berhubungan sek-s dan pernah terucap dari bibir Damian kalau Kanara telah tidur dengan pria lain hingga Bian terlahir di dunia ini. Bian bukan anak kandungnya, tapi Damian menyembunyikan fakta tersebut dari orang-orang. Ia membiarkan orang-orang mengira bocah itu adalah putra kandungnya, demi apa coba? Betsy bingung kenapa laki-laki itu terus mempertahankan Kanara di sampingnya padahal perempuan itu sudah tidak suci saat mereka menikah.

"Betsy, kau tidak diizinkan bicara." Ethan menatap sang adik tajam, namun tatapan Damian jauh lebih tajam dari pria itu.

"Kenapa, aku benarkan? Istri dan anak Damian adalah ibu dan anak yang tidak berguna. Mereka ada di sini hanya mengganggu Damian. Kalau Damian memang butuh berhubungan badan, dia bisa membayar wanita ja-lang. Aku jamin wanita-wanita itu bahkan lebih pintar melayani Damian dibandingkan Kanara yang hobinya hanya menangis dan mengurung diri tiap hari di kamar itu. Dia bahkan hanya bergaul dengan putranya, tidak sopan pada suaminya." Betsy ingin sekali meneriakkan Kanara hanyalah wanita murahan. Tapi dia takut. Kepribadian Damian sedikit aneh, laki-laki itu memang sering bilang Kanara murahan untuk menyakiti wanita itu. Tapi kalau dia mendengar kata-kata itu keluar dari mulut orang lain dan ditujukan untuk isterinya, orang tersebut tidak akan selamat.

BRAKKK!

Kursi kayu yang ada di dekat Damian melayang ke udara. Kalau Betsy tidak segera di tarik oleh Ethan, kepalanya pasti sudah robek terkena kursi itu.

Betsy syok. Damian menatapnya dengan raut wajah mengerikan. Benarkan? Tidak dia bilang murahan saja Damian sudah tantrum begini.

"Jangan memancing emosinya, berapa kali harus ku ingatkan padamu. Kau pikir dia sosok yang bisa kau ajak main-main?" bisik Ethan di telinga Betsy. Wanita itu terdiam, masih syok. Alasan dirinya tidak pernah bisa menyakiti Kanara adalah karena ada Damian di belakangnya.

Ethan mendekati Damian.

"Tenangkan dirimu. Kita akan mencari Kanara dan Bian. Aku akan membantumu menemukan mereka. Aku hanya ingin mulai sekarang kau jangan asal menghabisi orang. Mungkin Kana kabur karena tidak tahan melihat kau menghabisi orang-orang itu juga. Setidaknya kalau kau ingin membunuh, jangan di hadapan  istri dan anakmu." ucap Ethan panjang lebar.

"Yang aku bunuh adalah orang-orang yang berkhianat padaku. Mereka adalah orang jahat." balas Damian.

"Tapi di mata istrimu orang-orang itu adalah nyawa. Kana adalah wanita yang lemah lembut, dia tidak akan tahan melihat orang lain di siksa. Apalagi kau selalu bersikap kejam padanya. Kau tahu, kalau kau ingin membuat hati seorang wanita luluh, kau harus bersikap lembut padanya. Kalian menikah sudah sepuluh tahun lebih, kalau kau ingin mempertahankan istrimu, perlakukan dia dengan baik."

Damian tertawa keras dan mengusap wajahnya kasar. Dia duduk di sofa, ekspresi wajahnya tidak senang. Pikirannya terus berjalan memikirkan di mana Kanara bersembunyi.

Wanita itu hamil dengan laki-laki lain, Bian bukan putra kandungku. Setelah melahirkan Bian, dia bahkan diam-diam meminum obat pencegah kehamilan, aku baru mengetahuinya setelah sepuluh tahun, bagaimana aku bisa memperlakukannya dengan baik? Dia tidak pernah ingin punya anak denganku. Dia tidak mencintaiku, tidak pernah.

Ucap Damian dalam hati. Emosinya selalu naik mengingat kenyataan Bian bukan putra kandungnya dan Kanara yang diam-diam minum obat pencegah hamil. Intinya, wanita itu tidak ingin hamil anaknya, dan tidak mencintainya. Tapi Damian tetap tidak ingin kehilangan istri dan anaknya. Bian dibesarkan sebagai putra kandungnya, selanjutnya akan begitu. Sampai dia mati.

"Arghhh!"

Damian berteriak emosi.

"Cari istri dan anakku sampai dapat! Batas waktunya tiga bulan, kalau tidak ditemukan juga, nyawa kalian akan melayang satu persatu." teriaknya dengan nada mengancam.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***