Bab 4

Brandon duduk tegak di sofa ruang tamu rumahnya sambil bersedekap dada. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Adik dan suaminya serta keponakannya Zane sudah tidur. Para pembantu juga. Hanya ada dua satpam dan beberapa anak buahnya yang berjaga di luar rumah.

Pandangannya tak lepas dari wanita dan anak kecil yang kedapatan berada di dalam bagasi mobilnya tadi. Cara pria itu menatap mereka begitu mengintimidasi hingga bulu kuduk Kanara berdiri. Putranya yang duduk dipangkuannya juga takut melihat laki-laki dewasa itu. Selama lebih dari sepuluh menit mereka hanya saling bertatap-tatapan, antara pihak yang mengintimidasi dan yang terintimidasi.

Lagi-lagi Kanara merasa pernah melihat laki-laki itu, tapi entah di mana. Rumahnya besar sekali bak istana. Rumah Damian suaminya juga tidak kalahbesar, tapi rumah ini lebih terasa hangat. Memang terasa seperti rumah. Padahal semua rumah yang terlalu besar menurut Kanara auranya akan terasa dingin, namun anehnya rumah yang ini malah begitu  hangat. Yang beda justru pemiliknya yang dingin bak kutub, terpancar jelas dari matanya hingga mau bersuara saja Kanara takut.

"Jelaskan, kenapa kalian masuk diam-diam ke dalam mobilku? Kapan, dan apa alasannya aku ingin tahu semuanya." setelah bermenit-menit hanya memandangi ibu dan anak itu, Brandon akhirnya angkat suara.

Kanara belum berbicara. Lidahnya masih kelu akibat kedinginan sepanjang jalan, tubuhnya juga menggigil sekarang, namun sedikit tertolong dengan memeluk putranya. Wanita itu memberikan jaketnya ke sang putra, tidak apa-apa dia kedinginan, asal jangan putranya.

"Aku bertanya, kau punya mulut kan? Bisa bicarakan?" Brandon sudah sangat menahan diri sejak tadi. Dia paling benci ada orang asing yang masuk ke dalam mobilnya tanpa ijin, dan saat ditanya malah diam seperti orang bodoh begitu.

Wajah wanita itu masih jelas sekali dalam ingatannya. Wanita yang menabrak buggati barunya beberapa hari lalu, dan sekarang wanita yang sama itu masuk diam-diam ke Mercedes Benz yang baru dia beli pula. Adik dan keponakannya bahkan belum naik. Bayangkan betapa kesalnya Brandon.

"Cepat bicara!"

Suara Brandon tidak terlalu keras tapi memang agak kasar hingga anak kecil yang di pangkuan wanita itu menangis. Brandon menutup matanya dalam-dalam. Saking kesalnya dia lupa ada anak kecil di depannya.

"Ssttt ... Ssttt ... Nggak apa-apa sayang. Kamu tenang ya." Kanara menenangkan putranya. Brandon mendengus mendengar wanita itu bicara ke si anak kecil.

"Kau berbicara dengan lancar pada anakmu tapi tidak menjawab pertanyaanku?" cibirnya.

"Kak Brandon?" suara Yara yang muncul tiba-tmembuat pandangan Brandon dan Kanara sama-sama beralih ke anak tangga.

Cantik sekali.

Itulah hal pertama yang Kanara ucapkan dalam hatinya pada saat melihat Yara.

Apa wanita itu istri dari lelaki dingin di depannya ini?

Kanara melihat wanita itu turun menghampiri mereka, duduk di sebelah pria dengan aura gelap tersebut. Raut wajahnya bersahabat, tidak seperti kebanyakan wanita kaya yang dia lihat.

"Ini siapa?" tanya wanita itu.

"Orang yang kedapatan masuk ke dalam mobilku tanpa ijin." sahut Brandon menohok. Kanara tidak marah pada pria itu, karena apa yang pria itu bilang memang benar.

Pandangan Kanara turun ke Bian, ia sedikit lega melihat putranya yang sudah ketiduran. Dia menatap ke laki-laki itu lagi.

"Ma- maaf." hanya satu kata yang keluar dari mulutnya.

"Aku tidak butuh maafmu, aku ingin tahu kenapa kau masuk ke dalam mobilku?" balas Brandon masih tak bersahabat.

"Kakak," Yara menegur kakaknya tapi Brandon tidak peduli.

"Sa - saya dan putra saya dari kampung hendak pergi ke kota. Tapi mobil yang membawa kami tiba-tiba me-menurunkan kami di tengah jalan. Saya bingung harus bagaimana, tiba-tiba saya lihat mobil anda diparkir dekat kami dan anda sedang sibuk menelpon. Sa-saya takut anda tidak mengijinkan kami naik ke mobil anda, jadi ..."

"Jadi kau nekat naik ke bagasi bersama putramu itu? Di mana otakmu? Bagaimana kalau kalian tiba-tiba sesak nafas dan meninggal? Kau ingin aku di tangkap polisi dengan tuduhan menyekap orang yang sama sekali tidak aku kenal, hahh?!"

Kanara terdiam.

"Kak Brandon," Yara kembali menegur Brandon karena pria itu bersuara tinggi. Kasian wanita di depan sana jadi ketakutan.

"Kalau boleh tahu siapa namamu?" Yara bertanya. Kanara tidak langsung menjawab. Dia tidak bisa mengatakan nama aslinya.

"Na-Nara." jawab Kanara. Tidak pernah ada orang yang memanggilnya Nara. Orang-orang yang mengenalnya memanggil dia Kana. Atau langsung Kanara. Hanya almarhum mama kandungnya yang memanggilnya dengan sebutan Nara.

Kanara punya dua identitas, waktu tinggal dengan mamanya saat mamanya cerai dari papanya namanya adalah Nara Gracia. Ia menggunakan nama belakang mamanya. Setelah mamanya meninggal karena sakit, ia pun di ambil papanya dan tinggal bersama sang papa mengenakan nama lahirnya Kanara Rusady. Damian tidak tahu tentang namanya yang lain, ibu tirinya pun tidak tahu. Kanara akan memakai nama itu untuk bersembunyi dari suaminya.

"Hai Nara, perkenalkan namaku Sloan. Pria ini adalah Brandon, kakak kandungku. Maaf kalau sikapnya agar kasar, dia memang begitu. Kau dari kampung mana? Kenapa mau ke kota tengah malam begini? Atau rumahmu di kota?"

Pertanyaan bertubi-tubi Yara tidak dapat di jawab oleh Kanara. Tidak mungkin kan dia tiba-tiba bilang dirinya melarikan diri dari suami mafianya.

"Saya ..."

Kanara terdiam lama.

"Sa-saya belum ada tempat tinggal di sini."

Yara cukup heran pada wanita ini. Berani sekali dia keluar tengah malam dari tempat yang jauh. Memangnya dia takut pada orang jahat apa?

"Kalau begitu kamu sama anak kamu nginap di sini aja malam ini."

"Bubble," Brandon menunjukkan raut keberatannya. Dia belum benar-benar percaya pada wanita asing ini. Rasanya semua yang dia bilang tadi agak aneh.

"Ini udah malam kak, masa kakak tega biarin mereka keluar malam-malam begini. Lagian rumah kita besar banget, ruang tamunya banyak juga." kata Yara.

Brandon hanya bisa menghela nafas jengah.

"Terserah kamu saja, tapi ingat, hanya malam ini." setelah berkata begitu Brandon berdiri dan berlalu pergi. Ia menatap tajam ke wanita itu sekali lagi dan mencibir ketika wanita itu menundukkan kepala menghindari tatapannya.

"Kakakku memang begitu. Orangnya tidak terlalu bersahabat sama orang baru. Tapi kalau sudah dekat, dia sebenarnya sosok yang hangat dan suka bercanda. Kata-katanya nggak perlu di masukin ke hati." gumam Yara.

Nara tersenyum tipis. Wanita ini benar-benar baik.

"Ayo aku anterin ke kamar kalian. Kamu kelihatan sudah capek sekali." kata Yara lagi. Dia yang paling banyak bicara karena wanita yang bernama Nara itu tampaknya sangat pendiam juga pemalu. Matanya sendu, membuatnya terlihat misterius.

Terpopuler

Comments

Suli Kah

Suli Kah

alhamdulillah pada akhirnya Kanara mendapatkan tumpangan untuk menginap semalam walaupun yang punya rumah dingin sedingin es kutub utara yang penting selamat untuk malam ini...

2024-12-08

1

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

manjakan kami dng doble up nya kak 😁😁😁

brandon pasti blum liat wajah Bian ya,,,, kalo udah liat pasti dia akn terpaku

2024-12-08

2

sum mia

sum mia

untung Yara segera turun kalau tak gak akan selesai-selesai Brandon mengintimidasinya

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2024-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123 Tamat
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!