Bab 10. Gantung diri

Andini merasa tubuh nya agak enakan maka segera kedapur untuk membuat kan makanan untuk suami tercinta, kasihan selama ini hanya makan masakan dari pembantu mereka dan kata Hendra kurang cocok di lidah. pada dasar nya Hendra memang apa apa harus sentuhan tangan istri, semua apa pun bergantung pada Andini yang lemah lembut.

Baju saja yang mau di pakai hari hari harus lah pilihan Andini, kalau tidak maka akan merajuk dan merasa tidak di perhatikan. maka nya Andini kalau agak enak sedikit langsung masuk atau membuat sesuatu agar Hendra senang, yang paling penting adalah ranjang harus selalu hangat agar tidak masuk ulat bulu lain.

Mana hari ini dia juga bermalas malasan di rumah dan terus saja mengekori istri nya, Hendra sangat senang dengan kondisi Andini perlahan membaik. rasa cemas hilang akan hal hal yang tidak baik, padahal bila memang lemas dan muntah darah ini terus berlanjut maka dia akan memaksa Andini pulang menemui Purnama.

"Saya bantu, Bu." Wati tidak enak bila cuma diam saja.

"Tidak usah, kamu bersihin rumah saja." tolak Andini yang sedang mencuci bayam.

"Baik lah, kalau begitu saja pel rumah dulu." Wati segera pergi dari dapur.

"Pel semua nya ya, cepet keringkan ya karena saya takut terpeleset." pinta Andini.

"Baik, Bu." Wati menjawab dari kejauhan.

Menu yang akan di buat nya adalah sayur bayam dan juga sambal ikan tongkol, makanan kesukaan Hendra memang. Andini mencuci bayam sambil bernyanyi kecil karena hati yang begitu riang, siapa siapa bahwa setelah pahit nya hidup yang dia alami di masa lalu, kini dia sudah bahagia bersama pria baik.

"Allahu akbar!" Andini kaget karena ada lintah besar di sayur bayam barusan.

Cepat di bolak balik lagi untuk mencari hewan berwarna hitam berlendir itu, tapi sudah tidak ada lagi. sampai Andini menumpahkan bayam dan memberi garam juga, tapi lintah memang sama sekali tidak ada.

"Apa aku salah lihat ya? tapi tadi kok seperti sungguhan." heran Andini menarik nafas berat.

Tidak ingin larut dalam halusinasi nya, Andini pun selesai mencuci bayam lalu memotong jagung untuk di jadikan campuran juga. walau dalam hati masih bertanya tanya, kemana pergi lintah hitam yang sangat besar tadi.

"Hueeeek."

"Hemmm mual lagi." keluh Andini menuju kamar mandi.

Cepat pintu di tutup agar tidak terdengar oleh Hendra yang sedang menonton televisi acara favorit nya, sehingga tidak dengar kalau Andini muntah muntah lagi di dalam kamar mandi mereka.

"Hueeeek, Hueeeek."

Byuuuur.

Darah bagai kan air dari dalam gelas yang di tuangkan dari mulut Andini, kali ini tidak bulat bulat melainkan cair seperti air biasa. warna nya juga tidak sehitam kemarin, tapi di lambung terasa sangat perih sekali.

"Haaaahhhh, perih sekali lambung ku." keluh Andini cepat menyiram muntah nya.

Setelah di siram bersih baru lah dia memakan obat lambung yang dokter berikan, tapi teras ada sesuatu yang bergerak gerak di dalam mulut nya. cepat Andini mengambil kaca untuk melihat apa itu, betapa kaget nya wanita hamil ini karena yang melekat pada lidah itu adalah lintah hitam.

"Aaaagkkh!"

"Ya allah apa ini?!" Andini membatin sambil cepat mengambil lintah itu.

Lintah sangat sulit untuk di ambil atau di pegang oleh tangan kurus nya, membuat Andini sangat panik sekali karena takut tertelan. lagi pula sejak kapan lintah masuk kedalam mulut nya, padahal Andini tidak ada makan apa apa pagi sampai sekarang jam sebelas siang.

"Sayang!"

"Abang!"

Andini kaget melihat Hendra yang tiba tiba saja masuk kedalam kamar, mana wajah Hendra juga terliat sangat panik. seperti ada sesuatu yang sudah terjadi, Andini sebenar nya mau bilang bahwa ada lintah di dalam mulut.

"Abang harus ketoko sekarang, Asep gantung diri kata Wawan!" Hendra memang sangat panik.

"Ya allah, kok bisa?!" pekik Andini juga kaget.

"Abang tidak tau, maka nya ini mau ketoko dulu untuk melihat keadaan di sana!" sahut Hendra mengambil kunci mobil.

"Aku ikut enggak, Bang?" tanya Andini kebingungan juga.

"Jangan, kamu di rumah saja! urusan sana biar Abang yang mengurus." cegah Hendra segera pergi dan sempat mencium pipi istri nya sekilas.

"Hati hati, Bang!" teriak Andini berjalan mengikuti suami nya yang sudah jauh.

Hendra meluncur dengan mobil nya menuju toko untuk melihat salah satu anak buah yang di kabarkan bunuh diri, padahal Asep kemarin masih jadi kasir bersama dengan Hendra dan terlihat ceria saja. mendadak sekarang malah gantung diri, tentu nya membuat kaget Hendra yang sedang me time di rumah.

"Ada apa, Bu?" Wati tergopoh gopoh juga.

"Anak buah toko ada yang bunuh diri." jawab Andini singkat.

"Ya allah, kok bisa?!" Wati juga kaget.

"Entah lah, tolong ambil kan aku air dingin." pinta Andini segera duduk di sofa.

Wati pun berlari mengambil air putih dan di beri es batu, itu adalah minuman yang paling Andini sukai sekarang. Andini yang masih kaget dengan kabar Hendra tadi, mendadak jadi ingat lagi bahwa ada lintah yang belum di ambil oada mulut nya.

"Tidak ada, tidak mungkin tertelan kan?!" Andini jadi bingung.

"Ini air nya, Bu." Wati meletakan segelas air dingin.

"Wati tolong lihat mulut saya, pakai masker biar tidak bau." pinta Andini.

Yang di suruh pun menurut saja karena nama nya bekerja, Wati memakai masker dan melihat mulut Andini. semua nya nampak bersih, tidak ada sesuatu yang membuat jadi bau, bahkan tida ada satu pun gigi yang berlubang.

"Tidak ada apa kok, Bu." ujar Wati.

"Sudah kamu lihat semua, benaran tidak ada apa apa?!" tanya Andini memastikan.

"Iya, bersih kok, Bu!" angguk Wati meyakinkan bos nya.

Andini cepat minum air satu gelas agar pikiran tidak kemana mana, satu hal yang di rasa nya agak aneh. walau sudah muntah darah banyak, tapi dia tidak merasa lemas sama sekali seperti biasa nya.

"Aku akan memasak, kau lanjut lah mengepel." suruh Andini.

"Bu!"

"Ya?"

Karena Wati memanggil nya lagi maka Andini pun menghentikan langkah, dia menatap pembantu nya yang seperti agak takut. Wati memang sedang takut, dia menatap kanan kiri dan akhir nya membuka mulut.

"Apa Ibu pernah merasa hal yang aneh?" tanya Wati agak ragu.

"Aneh bagai mana?" Andini bingung dengan pertanyaan pembantu nya.

"Setiap malam saya selalu bermimpi di injak injak oleh seseorang yang bertubuh tinggi, bahkan tinggi nya melebihi rumah ini." jelas Wati.

Andini yang sudah pernah melewati hal ghaib jadi agak termenung, walau pun dia sama sekali belum pernah mimpi hal seperti itu, namun dia juga tidak bisa menyepelekan apa yang sudah Wati alami.

Terpopuler

Comments

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

kasihan Asep jadi gantung diri gegara cinta diolak... eee gara" pelet nyasar y

2024-12-10

5

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

masih meragu berbagai duga'n.. apa Wati sendiri ato orang lain yang jahat sama Andini y

2024-12-10

4

FiaNasa

FiaNasa

kenapa sih Andini ngeyel gak mau dilihatkan ke purnama,,bukankah dulu dia berkecimpung didunia ghaib kok skrg gak peka ya padahal kayak ada yg janggal dlm dirinya

2024-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pindah kekota
2 Bab 2. Ada darah bulat
3 Bab 3. Bau mulut
4 Bab 4. Godaan Hendra
5 Bab 5. Salsa datang
6 Bab 6. Tidak ada yang aneh
7 Bab 7. Mendatangi dukun
8 Bab 8. Salah sasaran
9 Bab 9. Asep memohon
10 Bab 10. Gantung diri
11 Bab 11. Sosok besar tinggi
12 Bab 12. Hilang
13 Bab 13. Hampir ikut
14 Bab 14. Ayu di hantui
15 Bab 15. Di luar kendali
16 Bab 16. Ternyata bukan
17 Bab 17. Nilam dan Maharani
18 Bab 18. Kencing di celana
19 Bab 19. Laila merindu
20 Bab 20. Pulang kampung
21 Bab 21. Membantai setan besar
22 Bab 22. Ternyata sama.
23 Bab 23. Celaka
24 Bab 24. Pesan terakhir
25 Bab 25. Salsa histeris
26 Bab 26. Memandikan jenazah
27 Bab 27. Di makamkan
28 Bab 28. Andini datang
29 Bab 29. Hendra nekat
30 Bab 30. Gunjingan
31 Bab 31. Datang melihat
32 Bab 32. Pembalasan Andini
33 Bab 33. Tujuh kesempatan
34 Bab 34. Serangan mendadak
35 Bab 35. Kecelakaan Rini
36 Bab 36. Celana robek
37 Bab 37. Menemukan pelaku
38 Bab 38. Keributan
39 Bab 39. Landak di ganti
40 Bab 40. Kecurigaan Andini
41 Bab 41. berbincang
42 Bab 42. Nasihat Gun
43 Bab 43. Adu skil
44 Bab 44. Kekota
45 Bab 45. Bertemu Asep
46 Bab 46. Rumah dukun
47 Bab 47. Bicara dengan Aldi
48 Bab 48. Kejam nya Nilam
49 Bab 49. Ayu mati
50 Bab 50. Menyelidiki Munah
51 Bab 51. Wanita bercadar
52 Bab 52. Aldi mencari kuburan
53 Bab 53. Gun dan Sam melapor
54 Bab 54. Menelusuri bukit
55 Bab 55. Kitab seribu jurus
56 Bab 56. Menemukan kuburan
57 Bab 57. Bertapa
58 Bab 58. Membongkar kuburan
59 Bab 59. Menemukan gadis cina
60 Bab 60. Purnama berpamitan
61 Bab 61. Iblis mesum
62 Bab 62. Meli
63 Bab 63. Gun melapor
64 Bab 64. Flashback
65 Bab 65. Flashback part 2
66 Bab 66. Rasa sakit Andini
67 Bab 67. membantai Rehan
68 Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69 Bab 69. Menik dan Xiefa
70 Bab 70. Pulang
71 Bab 71. Delson
72 Bab 72. Gagal
73 Bab 73. Arya vs Siska
74 Bab 74. Petir hijau
75 Bab 75. Kedatangan
76 Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77 Bab 77. Tempur
78 Bab 78. Tidak di sangka
79 Bab 79. Mayat Meli
80 Bab 80. Debat
81 Bab 81. Terjatuh
82 Bab 82. Xiela nekat
83 Bab 83. Pembicaraan random
84 Bab 84. Hendra di hajar Arya
85 Bab 85. Mencari kepanti
86 Bab 86. Zombi pemakan arwah
87 Bab 87. Arjuna
88 Bab 88. Zombi Munah
89 Bab 89. Andini vs Siska
90 Bab 90. Siska tumbang.
91 Bab 91. Pati Geni kalah
92 Babb 92. Bagaskara
93 Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94 Bab 94. Melupakan hal penting
95 Bab 95. Kecelakaan
96 Bab 96. Ngobrol bersama
97 Bab 97. Tidak selamat
98 Bab 98. Di tunggu Arya
99 Bab 99. Pelatihan
100 Bab 100. Di kejar manusia
101 Bab 101. Berhasil
102 Bab 102. Menjadi ribut
103 Bab 103. Hendra datang
104 Bab 104. Debat
105 Bab 105. Pelajaran
106 Bab 106. Mencabut gigi
107 Bab 107. Arya dan Sam
108 Bab 108. Andini berhasil
109 Bab 109. Resmi jadi member
110 Bab 110. Selesai
111 Pengumuman
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pindah kekota
2
Bab 2. Ada darah bulat
3
Bab 3. Bau mulut
4
Bab 4. Godaan Hendra
5
Bab 5. Salsa datang
6
Bab 6. Tidak ada yang aneh
7
Bab 7. Mendatangi dukun
8
Bab 8. Salah sasaran
9
Bab 9. Asep memohon
10
Bab 10. Gantung diri
11
Bab 11. Sosok besar tinggi
12
Bab 12. Hilang
13
Bab 13. Hampir ikut
14
Bab 14. Ayu di hantui
15
Bab 15. Di luar kendali
16
Bab 16. Ternyata bukan
17
Bab 17. Nilam dan Maharani
18
Bab 18. Kencing di celana
19
Bab 19. Laila merindu
20
Bab 20. Pulang kampung
21
Bab 21. Membantai setan besar
22
Bab 22. Ternyata sama.
23
Bab 23. Celaka
24
Bab 24. Pesan terakhir
25
Bab 25. Salsa histeris
26
Bab 26. Memandikan jenazah
27
Bab 27. Di makamkan
28
Bab 28. Andini datang
29
Bab 29. Hendra nekat
30
Bab 30. Gunjingan
31
Bab 31. Datang melihat
32
Bab 32. Pembalasan Andini
33
Bab 33. Tujuh kesempatan
34
Bab 34. Serangan mendadak
35
Bab 35. Kecelakaan Rini
36
Bab 36. Celana robek
37
Bab 37. Menemukan pelaku
38
Bab 38. Keributan
39
Bab 39. Landak di ganti
40
Bab 40. Kecurigaan Andini
41
Bab 41. berbincang
42
Bab 42. Nasihat Gun
43
Bab 43. Adu skil
44
Bab 44. Kekota
45
Bab 45. Bertemu Asep
46
Bab 46. Rumah dukun
47
Bab 47. Bicara dengan Aldi
48
Bab 48. Kejam nya Nilam
49
Bab 49. Ayu mati
50
Bab 50. Menyelidiki Munah
51
Bab 51. Wanita bercadar
52
Bab 52. Aldi mencari kuburan
53
Bab 53. Gun dan Sam melapor
54
Bab 54. Menelusuri bukit
55
Bab 55. Kitab seribu jurus
56
Bab 56. Menemukan kuburan
57
Bab 57. Bertapa
58
Bab 58. Membongkar kuburan
59
Bab 59. Menemukan gadis cina
60
Bab 60. Purnama berpamitan
61
Bab 61. Iblis mesum
62
Bab 62. Meli
63
Bab 63. Gun melapor
64
Bab 64. Flashback
65
Bab 65. Flashback part 2
66
Bab 66. Rasa sakit Andini
67
Bab 67. membantai Rehan
68
Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69
Bab 69. Menik dan Xiefa
70
Bab 70. Pulang
71
Bab 71. Delson
72
Bab 72. Gagal
73
Bab 73. Arya vs Siska
74
Bab 74. Petir hijau
75
Bab 75. Kedatangan
76
Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77
Bab 77. Tempur
78
Bab 78. Tidak di sangka
79
Bab 79. Mayat Meli
80
Bab 80. Debat
81
Bab 81. Terjatuh
82
Bab 82. Xiela nekat
83
Bab 83. Pembicaraan random
84
Bab 84. Hendra di hajar Arya
85
Bab 85. Mencari kepanti
86
Bab 86. Zombi pemakan arwah
87
Bab 87. Arjuna
88
Bab 88. Zombi Munah
89
Bab 89. Andini vs Siska
90
Bab 90. Siska tumbang.
91
Bab 91. Pati Geni kalah
92
Babb 92. Bagaskara
93
Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94
Bab 94. Melupakan hal penting
95
Bab 95. Kecelakaan
96
Bab 96. Ngobrol bersama
97
Bab 97. Tidak selamat
98
Bab 98. Di tunggu Arya
99
Bab 99. Pelatihan
100
Bab 100. Di kejar manusia
101
Bab 101. Berhasil
102
Bab 102. Menjadi ribut
103
Bab 103. Hendra datang
104
Bab 104. Debat
105
Bab 105. Pelajaran
106
Bab 106. Mencabut gigi
107
Bab 107. Arya dan Sam
108
Bab 108. Andini berhasil
109
Bab 109. Resmi jadi member
110
Bab 110. Selesai
111
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!