Bab 18. Kencing di celana

Ayu berbaring di kasur sambil merasakan sakit dan juga perih dari bagian perut hungga apem, sial nya juga darah masih merembes keluar seperti orang yang sedang dapat tamu setiap bulan. jadi dia mengira itu hanya halangan saja, tapi dia masih penasaran dengan sesuatu yang menusuk masuk kedalam rahim nya sehingga mengakibatkan pendarahan yang sangat hebat.

Maka nya Bu Nah mengira bahwa dia sedang keguguran, sebab wanita keguguran lah yang mengalami pendarahan hebat seperti itu. mana ada cuma orang halangan biasa saja sampai separah itu darah yang keluar, paling deras hanya menebus pembalut dan keluar dari celana dan tidak sebanyak ini juga.

"Sialan! Asep jadi menghantui ku begini, kenapa sih harus dia yang minum." Ayu kesal sekali di buat nya.

Padahal tinggal sedikit lagi Hendra akan meminum kopi buatan dia, andai kan saat itu Ayu sabar menunggu sampai Hendra minta sendiri kopi untuk nya. maka sudah pasti pelet akan tiba di dalam tubuh pria beristri tersebut, tapi memang allah masih melindungi Hendra.

Supaya dia tetap setia bersama sang istri yang dari awal sudah bersama sama, jadi lah Asep yang harus kena tumbal di dalam misi yang Ayu jalan kan untuk menggaet suami orang. hanya karena Hendra kaya dan tampan, membuat Ayu sangat gelap mata dan bertekad untuk memiliki nya.

"Sssshhh, sakit sekali perut ku!" keluh Ayu meringis ngilu.

"Sakiiiitttt, huhuuuuuu....hatiku sakit sekali kau tolak cinta ini." suara Asep yang menangis kembali terdengar.

"Hah?!" reflek Ayu bangun dan melihat keadaan sekitar kamar.

"Kau tega padaku....huhuhuuuu...."

"Aaaahhhhkk!"

Ayu kembali menjerit karena di dekat jendela sana Asep sudah berdiri menatap nya dengan wajah yang pucat pasi, mata nya putih semua seputih kapas. tak lama Asep membenturkan kepala nya berulang kali pada dinding kamar nya Ayu, membuat gadis ini histeris akibat darah Asep muncrat kemana mana membasahi kasur dan juga tubuh nya Ayu.

"Aku tidak mau mati sendiriaaannn....ikut lah dengan ku, kau yang membuat ku beginihhh." suara Asep serak dan sengau.

"Tidaaaaak!" Ayu berteriak keras setelah seluruh tubuh basah oleh darah.

"Matiiiiihhh..."

"Ibuuu tolong aku, aaaahkkk!" Ayu ketakutan dan berusaha keluar, namun pintu terkunci rapat.

"Kemari lah, Ayuuuu...aku tidak ingin sendirian di dalam kubur." Asep melayang dengan kepala hancur di benturkan tembok.

"Jangan sentuh akuuuuu! tidaaaak, lepas kan aku." pekik Ayu meronta ronta ketakutan.

Namun Asep tetap berdiri di belakang nya dan tangan dingin mulai meraba bagian leher Ayu, tangan yang semula renggang itu kemudian kencang mencekik leher hingga Ayu susah sekali mau bernafas akibat tangan Asep begitu kuat melilit leher.

"A-akuhhh..jangan!" Ayu mencengkeram tangan Asep kuat.

"Matilah, matilah bersama ku!" teriak Asep sangat kuat dan melengking.

"Aaaaahkkkk!"

Blaaap.

Lampu menyala dan pintu kamar Ayu juga terbuka lebar sehingga nampak lah Bu Nah yang datang dengan tergopoh gopoh karena dia kaget mendengar anak nya terus berteriak dari dalam kamar nya, entah apa yang sedang dia lakukan sehingga terus berteriak tidak ada habis nya sejak tadi.

"Aaaahhh!" Ayu melorot kelantai karena lemas.

"Sebenarnya kamu kenapa, dari tadi terus berteriak!" Bu Nah mendekati Ayu.

"Dia, dia datang menghantui aku!" Ayu berkata lemas.

"Apa yang sudah kamu lakukan pada nya? sehungga Asep terus menghantui mu!" sentak Bu Nah.

Ayu cuma diam saja karena dia tidak mungkin jujur bila sudah membuat pelet mematikan itu, apa lagi Asep mati memang karena pelet dia yang seharus nya di berikan pada Hendra. satu hal yang pasti, Ayu sama sekali tidak merasa bersalah pada Asep, karena dia merasa itu salah Asep sendiri.

Kalau Asep tidak rakus meminum kopi orang lain, maka dia tak akan mengalami nasib buruk begini. oleh sebab itu lah Ayu sama sekali tidak ada rasa bersalah pada Asep, memang pada dasar nya Ayu adalah manusia egois sehingga tidak punya rasa sesal pada orang lain.

...****************...

Wati maju mundur untuk keluar dari kamar tamu karena malam begini malah kebelet pipis, keadaan rumah sudah hening sehingga kesan seram sangat lah terasa sekali. sudah di tahan sejak tadi, tapi sekarang sudah sampai pada puncak nya sehingga harus di keluarkan.

"Aduuuh jam tiga malam, kata nya ini jam setan keluar." batin Wati sangat ngeri.

Rasa nya kalau tidak takut kena marah oleh majikan nya, ingin sekali Wati pipis saja di dalam gelas yang dia bawa saat mau tidur lagi. tapi Andini pasti akan marah karena itu adalah hal jorok sehingga tidak pantas, mau tak mau ini harus keluar.

"Mau apa pembantu nya Andini itu?" Maharani yang sedang duduk di sofa menatap Wati.

Nilam tidak menyahut karena pikiran dia sudah gundah, akibat pengalaman pahit yang ia alami. membuat dia begitu ketakutan sekali, apa lagi dia juga melihat bagai mana keadaan Andini yang menurut nya sangat parah.

"Nilam!"

"Ah!" Nilam kaget karena di tepuk pundak nya.

"Kau kenapa?" Maharani menatap besty nya yang termenung.

"Aku takut sekali sekarang, Ran!" Nilam begitu cemas.

"Purnama sudah bilang kok pada mereka agar besok pulang kampung, dia akan pulang besok juga bersama Zidan dan Arya." jawab Maharani pelan.

"Astaga kenapa tidak ketahuan dari kemarin?!" Nilam sampai gemetar.

"Tenang lah, kata Purnama dia masih punya waktu! kau jangan terlalu panik, nanti Andini juga tambah ketakutan." ucap Maharani berusaha menenangkan Nilam.

Nilam mencoba untuk tenang karena dia memang sangat panik sekarang, benar juga kata Maharani tadi. bila dia panik begitu, maka Andini juga akan sangat panik di buat nya karena yang melindungi saja panik apa lagi yang di lindungi.

"Aduuuh pipis ku udah di ujung!" keluh Wati berhenti dekat sofa.

"Ni bocah kok ribut sekali sih, masalah pipis doang dari tadi." kesal Maharani sudah tidak sabar lagi.

"Kau takuti saja biar pipis nya keluar, dari tadi ribut tidak sudah sudah!" Nilam kesal juga karena pikiran dia runyam.

"Ihihiiiiiiii....."

Seeerrrrrr.

"Aaaahhhkkk!"

Wati yang ketakutan karena suara tawa Maharani yang sangat melengking membuat Wati terkencing seketika di celana, sampai jatuh di lantai sehingga tidak bisa lagi mau bangun untuk lari.

"Tolong jangan ganggu aku, huhuhuuuu aku tidak ada niat jahat!" Wati menangis sambil merangkak masuk kedalam kamar.

"Iuuuuh dia jadi kencing di sini, jorok sekali." Nilam jijik dan menjauh.

Nilam dan Maharani menjauh dari sofa karena jijik dengan kencing nya Wati, lagi pula salah sendiri karena menakuti orang yang mau berangkat pipis.

Terpopuler

Comments

tse

tse

sebenarnya apa yang di lihat nilam sampai dia panik dan ketakutan seperti itu ya...ada apa dengan keadaannya andini sebenarnya..ada sangkutan apa dengan mimpi buruknya itu...kasihan andini yang selalu menderita baru merasakan kebahagian sebentar selama menikah sama hendra...

2024-12-11

4

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

kira" Nilam melihat apa ya dalam diri Andini... ko serem, apa nanti'y Andini meninggal juga maka'y Nilam takut😖😰😱
🤭🤭🤭ya allah Wati kau tahan pipis karna takut ya,eeeeeee laaaah itu duo kunti mala nakutin Wati🤣🤣🤣jadi terkencing di celana donk Wati'y

2024-12-11

1

Apriyanti

Apriyanti

semoga aja Andini gak meninggal,,dan selamat dr setan dan santet²,,,Thor KLO bisa bikin ayu mati aja biar bisa temenin Asep biar gak ada pelakor yg garang,, lanjut thor 🙏

2024-12-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pindah kekota
2 Bab 2. Ada darah bulat
3 Bab 3. Bau mulut
4 Bab 4. Godaan Hendra
5 Bab 5. Salsa datang
6 Bab 6. Tidak ada yang aneh
7 Bab 7. Mendatangi dukun
8 Bab 8. Salah sasaran
9 Bab 9. Asep memohon
10 Bab 10. Gantung diri
11 Bab 11. Sosok besar tinggi
12 Bab 12. Hilang
13 Bab 13. Hampir ikut
14 Bab 14. Ayu di hantui
15 Bab 15. Di luar kendali
16 Bab 16. Ternyata bukan
17 Bab 17. Nilam dan Maharani
18 Bab 18. Kencing di celana
19 Bab 19. Laila merindu
20 Bab 20. Pulang kampung
21 Bab 21. Membantai setan besar
22 Bab 22. Ternyata sama.
23 Bab 23. Celaka
24 Bab 24. Pesan terakhir
25 Bab 25. Salsa histeris
26 Bab 26. Memandikan jenazah
27 Bab 27. Di makamkan
28 Bab 28. Andini datang
29 Bab 29. Hendra nekat
30 Bab 30. Gunjingan
31 Bab 31. Datang melihat
32 Bab 32. Pembalasan Andini
33 Bab 33. Tujuh kesempatan
34 Bab 34. Serangan mendadak
35 Bab 35. Kecelakaan Rini
36 Bab 36. Celana robek
37 Bab 37. Menemukan pelaku
38 Bab 38. Keributan
39 Bab 39. Landak di ganti
40 Bab 40. Kecurigaan Andini
41 Bab 41. berbincang
42 Bab 42. Nasihat Gun
43 Bab 43. Adu skil
44 Bab 44. Kekota
45 Bab 45. Bertemu Asep
46 Bab 46. Rumah dukun
47 Bab 47. Bicara dengan Aldi
48 Bab 48. Kejam nya Nilam
49 Bab 49. Ayu mati
50 Bab 50. Menyelidiki Munah
51 Bab 51. Wanita bercadar
52 Bab 52. Aldi mencari kuburan
53 Bab 53. Gun dan Sam melapor
54 Bab 54. Menelusuri bukit
55 Bab 55. Kitab seribu jurus
56 Bab 56. Menemukan kuburan
57 Bab 57. Bertapa
58 Bab 58. Membongkar kuburan
59 Bab 59. Menemukan gadis cina
60 Bab 60. Purnama berpamitan
61 Bab 61. Iblis mesum
62 Bab 62. Meli
63 Bab 63. Gun melapor
64 Bab 64. Flashback
65 Bab 65. Flashback part 2
66 Bab 66. Rasa sakit Andini
67 Bab 67. membantai Rehan
68 Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69 Bab 69. Menik dan Xiefa
70 Bab 70. Pulang
71 Bab 71. Delson
72 Bab 72. Gagal
73 Bab 73. Arya vs Siska
74 Bab 74. Petir hijau
75 Bab 75. Kedatangan
76 Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77 Bab 77. Tempur
78 Bab 78. Tidak di sangka
79 Bab 79. Mayat Meli
80 Bab 80. Debat
81 Bab 81. Terjatuh
82 Bab 82. Xiela nekat
83 Bab 83. Pembicaraan random
84 Bab 84. Hendra di hajar Arya
85 Bab 85. Mencari kepanti
86 Bab 86. Zombi pemakan arwah
87 Bab 87. Arjuna
88 Bab 88. Zombi Munah
89 Bab 89. Andini vs Siska
90 Bab 90. Siska tumbang.
91 Bab 91. Pati Geni kalah
92 Babb 92. Bagaskara
93 Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94 Bab 94. Melupakan hal penting
95 Bab 95. Kecelakaan
96 Bab 96. Ngobrol bersama
97 Bab 97. Tidak selamat
98 Bab 98. Di tunggu Arya
99 Bab 99. Pelatihan
100 Bab 100. Di kejar manusia
101 Bab 101. Berhasil
102 Bab 102. Menjadi ribut
103 Bab 103. Hendra datang
104 Bab 104. Debat
105 Bab 105. Pelajaran
106 Bab 106. Mencabut gigi
107 Bab 107. Arya dan Sam
108 Bab 108. Andini berhasil
109 Bab 109. Resmi jadi member
110 Bab 110. Selesai
111 Pengumuman
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pindah kekota
2
Bab 2. Ada darah bulat
3
Bab 3. Bau mulut
4
Bab 4. Godaan Hendra
5
Bab 5. Salsa datang
6
Bab 6. Tidak ada yang aneh
7
Bab 7. Mendatangi dukun
8
Bab 8. Salah sasaran
9
Bab 9. Asep memohon
10
Bab 10. Gantung diri
11
Bab 11. Sosok besar tinggi
12
Bab 12. Hilang
13
Bab 13. Hampir ikut
14
Bab 14. Ayu di hantui
15
Bab 15. Di luar kendali
16
Bab 16. Ternyata bukan
17
Bab 17. Nilam dan Maharani
18
Bab 18. Kencing di celana
19
Bab 19. Laila merindu
20
Bab 20. Pulang kampung
21
Bab 21. Membantai setan besar
22
Bab 22. Ternyata sama.
23
Bab 23. Celaka
24
Bab 24. Pesan terakhir
25
Bab 25. Salsa histeris
26
Bab 26. Memandikan jenazah
27
Bab 27. Di makamkan
28
Bab 28. Andini datang
29
Bab 29. Hendra nekat
30
Bab 30. Gunjingan
31
Bab 31. Datang melihat
32
Bab 32. Pembalasan Andini
33
Bab 33. Tujuh kesempatan
34
Bab 34. Serangan mendadak
35
Bab 35. Kecelakaan Rini
36
Bab 36. Celana robek
37
Bab 37. Menemukan pelaku
38
Bab 38. Keributan
39
Bab 39. Landak di ganti
40
Bab 40. Kecurigaan Andini
41
Bab 41. berbincang
42
Bab 42. Nasihat Gun
43
Bab 43. Adu skil
44
Bab 44. Kekota
45
Bab 45. Bertemu Asep
46
Bab 46. Rumah dukun
47
Bab 47. Bicara dengan Aldi
48
Bab 48. Kejam nya Nilam
49
Bab 49. Ayu mati
50
Bab 50. Menyelidiki Munah
51
Bab 51. Wanita bercadar
52
Bab 52. Aldi mencari kuburan
53
Bab 53. Gun dan Sam melapor
54
Bab 54. Menelusuri bukit
55
Bab 55. Kitab seribu jurus
56
Bab 56. Menemukan kuburan
57
Bab 57. Bertapa
58
Bab 58. Membongkar kuburan
59
Bab 59. Menemukan gadis cina
60
Bab 60. Purnama berpamitan
61
Bab 61. Iblis mesum
62
Bab 62. Meli
63
Bab 63. Gun melapor
64
Bab 64. Flashback
65
Bab 65. Flashback part 2
66
Bab 66. Rasa sakit Andini
67
Bab 67. membantai Rehan
68
Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69
Bab 69. Menik dan Xiefa
70
Bab 70. Pulang
71
Bab 71. Delson
72
Bab 72. Gagal
73
Bab 73. Arya vs Siska
74
Bab 74. Petir hijau
75
Bab 75. Kedatangan
76
Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77
Bab 77. Tempur
78
Bab 78. Tidak di sangka
79
Bab 79. Mayat Meli
80
Bab 80. Debat
81
Bab 81. Terjatuh
82
Bab 82. Xiela nekat
83
Bab 83. Pembicaraan random
84
Bab 84. Hendra di hajar Arya
85
Bab 85. Mencari kepanti
86
Bab 86. Zombi pemakan arwah
87
Bab 87. Arjuna
88
Bab 88. Zombi Munah
89
Bab 89. Andini vs Siska
90
Bab 90. Siska tumbang.
91
Bab 91. Pati Geni kalah
92
Babb 92. Bagaskara
93
Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94
Bab 94. Melupakan hal penting
95
Bab 95. Kecelakaan
96
Bab 96. Ngobrol bersama
97
Bab 97. Tidak selamat
98
Bab 98. Di tunggu Arya
99
Bab 99. Pelatihan
100
Bab 100. Di kejar manusia
101
Bab 101. Berhasil
102
Bab 102. Menjadi ribut
103
Bab 103. Hendra datang
104
Bab 104. Debat
105
Bab 105. Pelajaran
106
Bab 106. Mencabut gigi
107
Bab 107. Arya dan Sam
108
Bab 108. Andini berhasil
109
Bab 109. Resmi jadi member
110
Bab 110. Selesai
111
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!