Bab 5. Salsa datang

Merasa tubuh nya agak enak, maka Andini memutuskan untuk keluar rumah menyusul suami nya agar semakin sehat juga. karena kalau cuma diam di rumah, rasa badan semakin remuk dan kelala juga begitu pusing tujuh keliling, sengaja tidak mengabari Hendra dulu agar menjadi kejutan untuk suami nya yang pasti sekarang sedang sibuk di toko.

Entah toko baju agau toko grosir, biasa nya Hendra lebih sering di toko grosir karena toko mereka sangat ramai pengunjung. orang orang yang berjualan di warung kecil maka akan belanja di toko milik Andini dan Hendra, jadi Andini langsung saja menuju toko grosir dengan perasaan bahagia dan semangat.

"Ibu mau keluar ya?" tanya Wati mendekati bos nya yang siap siap.

"Iya, bosan di rumah saja." sahut Andini pelan sudah memakai masker.

"Naik apa, Bu? Ibu kan tidak boleh bawa mobil sendiri sama Tuan." Wati takut kena marah.

"Dari pada naik taxi online, lebih baik bawa mobil sendiri saja! enggak masalah kok, hari ini aku sehat." Andini tersenyum namun tidak terlihat.

"Benar enggak pa pa? atau saya ikut juga biar Ibu ada teman." Wati cemas mau melepas bos nya sendirian.

"Enggak usah, kamu di rumah saja karena saya bisa sendiri kok." tolak Andini kekeh ingin pergi sendirian saja.

Wati tidak bisa lagi mau mencegah bos nya, maka dia pun mengantar sampai depan pintu dan mobil Andini menghilang dari pandangan. tapi baru saja mobil Andini pergi, malah ada satu mobil lagi memasuki halaman rumah, Wati memperhatikan nya dengan seksama karena dia tidak pernah melihat mobil ini datang kerumah Andini.

Seorang wanita cantik yang menggendong bayi tampan dan juga suami nya tak kalah tampan, Wati sampai melongo melihat manusia sekarang yang tidak ada jelek nya. memang cocok lah, satu tampan dan satu nya juga sangat cantik, apa tidak paket sempurna jadi nya yang di lahirkan karena bibit pun sebagus itu.

"Assalamualaikum, ada Andini nya?" Salsa bertanya ramah.

"Walaikum sallam, Ibu Andini baru saja keluar mau menyusul Tuan Hendra." jawab Wati ramah juga.

"Oh baru pergi ternyata, kita terlambat lah." Salsa menatap suami nya.

"Ya sudah kita tunggu saja, nanti dia akan terkejut melihat kita datang." sahut Davin.

"Saya adik nya Andini, kamu dari kampung mau melihat Kakak karena dia lagi hamil dan muntah terus." jelas Salsa.

"Oh adik nya Ibu ya, mari masuk kalau begitu, Mbak." Wati mempersilahkan masuk.

"Terima kasih, kamu kerja di sini ya?" Salsa membawa masuk tas nya kedalam rumah.

"Besar juga rumah Hendra." Davin memperhatikan rumah teman sekaligus ipar.

"Sudah dua bulan lah, Mbak." jawab Wati segera mengambil kan minum.

"Ada kamar tamu enggak rumah Kakak ini, aku mau rebahan sebentar." pinta Salsa.

"Ada, mari saya antarkan." Wati mengajak Salsa masuk kedalam kamar depan.

Salsa ingin menghubungi Kakak nya tapi tidak jadi karena Wati bilang Andini bawa mobil sendiri, nanti takut bahaya kalau lagi mengemudi dan di telefon. biar lah menunggu saja, karena mereka memang mau menginap dan ada sedikit pembahasan dari Salsa.

Davin duduk di sofa dan lama lama pinggang dia juga kaku, agak jauh dari desa kekota ini. hampir dua jam perjalanan, maka nya pinggang tegang. Davin rebahan di sofa sambil mengambil ponsel untuk menghubungi Hendra, memberi kabar kalau mereka datang.

"Hallo, Bro!"

"Tumben kau menghubungi aku, ada apa?" Hendra mengangkat panggilan Davin.

"Aku di rumah mu sekarang, sama Salsa juga." beritahu Davin.

"Benarkah? udah ketemu belum sama Andini, paling dia di kamar nya!" Hendra semangat mendengar teman dia datang.

"Andini kata nya nyusul kau ketoko, pembantu sini yang bilang." ujar Davin.

"Apa?!"

"Santai lah, kuping ku sakit!" Davin menjauhkan ponsel karena Hendra berteriak.

"Gimana sih dia, udah ku bilang jangan kemana mana tapi masih mau kesini." Hendra marah karena Andini menyusul.

"Bosan kali dia di rumah saja, ya udah tungguin dia datang dan terus ajak pulang." ucap Davin.

"Oke, aku tutup dulu!"

Davin menutup panggilan dan dia menyusul kekamar tamu untuk istirahat juga, sambil menunggu yang punya rumah pulang kan bisa sedikit memejam kan mata. Salsa saja sudah rebahan bersama putra nya, memang lelah bila habis perjalanan.

...****************...

Hendra tidak sabar menunggu istri nya datang karena rasa cemas berlebih, takut bila ada apa apa pada Andini. sebab istri dia menjadi sangat lemah semenjak hamil, maka nya Hendra tidak memberi izin untuk keluar rumah, apa lagi sampai bawa mobil sendiri dan menyusul ketoko grosir sekarang.

"Di mana kamu, Sayang?" Hendra mondar mandir dengan perasaan cemas.

Hingga akhir nya mobil yang dia kenal berbelok memasuki halaman toko, Hendra cepat mendekati karena dia memang sangat tidak tenang. untung nya tidak terjadi apa apa, Andini keluar dari mobil dengan menggunakan dress berwarna kuning gading sehingga membuat mata Hendra terpana.

Wanita ini memang sangat cantik dari gadis hingga sampai saat ini, mau seburuk apa pun di mata orang sejak kehamilan nya. di mata Hendra Andini tetap lah yang paling cantik, senyum nya sangat menawan sehingga membuat hati bergetar kencang, Hendra cepat menyambut dan menuntun masuk kedalam toko grosir nya.

"Kamu ngeyel banget di bilangin ya, kalau kamu sehat sudah habis ku makan." Hendra menggeram marah.

"Ya maaf, aku loh bosan cuma diam di rumah saja! hari ini aku agak mendingan kok, Sayang." Andini memang agak lebih baik.

"Syukur lah kalau begitu, anak Papa pasti kasihan sama Mama kan." Hendra mengusap perut istri nya yang mulai buncit.

"Dokter juga sudah bilang, kalau semakin usia nya tua maka aku akan semakin sehat." ujar Andini.

Hendra mengambil kan kursi untuk istri nya agar duduk, Ayu yang melihat betapa bucin Hendra pada istri nya menjadi sangat geram. memang walau sudah kurus begitu, Andini tetap saja cantik.

"Aku sudah punya pikiran, apa sebaik nya kita pulang kampung dulu menemui Purnama." Hendra memberikan segelas air.

"Untuk apa, Bang?" Andini bingung dengan ucapan suami nya.

"Abang takut kalau ada yang lain di tubuh kamu, maka nya kalau ketemu Purnama akan lebih enak." jelas Hendra.

"Purnama saja pas hamil juga muntah muntah, orang hamil tu wajar begini dong! jangan apa apa di sampai kan pada Purnama, kita sudah banyak merepotkan dia dan ini enggak ada sangkutan nya sama hal ghaib." Andini menjelaskan panjang lebar.

Hendra mengangguk pelan karena mungkin ini hanya pikiran dia saja yang terlalu takut, Andini sudah sering bilang kalau orang hamil memang begini bawaan nya. toh tidak semua hal di sangkut paut kan dengan hal ghaib, Hendra pun setuju pada ucapan istri nya.

Terpopuler

Comments

goresan curahan keluh kesah

goresan curahan keluh kesah

wati maafkan diriku berburuk sangka kepada mu 😭 ternyata kamu peehatian sama andini mungkin kamu awalnya hanya iri melihat kehidupan andini yg terlihat tanpa beban tp setelah selalu bersama andini mungkin kamu paham seperti apa menderitanya andini😭 kamu perempuan pasti tau perasaan perempuan semoga kamu selalu baik sama andini dan benar benar tulus sama andini ya wati 🥰

2024-12-09

2

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

semuntah muntahnya hamil tapi gak bakalan jadi kurus banget...apalagi masih ada asupan masuk

2024-12-08

2

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

seburuk" istri di mata cewe lain... tapi bagi seorang suami dia adalah bidadari'y🥰🥰🥰🥰tapi Andini kan emang cantik sejak dulu jadi sekurus /sakit pun dia tetap cantik di mata Hendra

2024-12-09

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pindah kekota
2 Bab 2. Ada darah bulat
3 Bab 3. Bau mulut
4 Bab 4. Godaan Hendra
5 Bab 5. Salsa datang
6 Bab 6. Tidak ada yang aneh
7 Bab 7. Mendatangi dukun
8 Bab 8. Salah sasaran
9 Bab 9. Asep memohon
10 Bab 10. Gantung diri
11 Bab 11. Sosok besar tinggi
12 Bab 12. Hilang
13 Bab 13. Hampir ikut
14 Bab 14. Ayu di hantui
15 Bab 15. Di luar kendali
16 Bab 16. Ternyata bukan
17 Bab 17. Nilam dan Maharani
18 Bab 18. Kencing di celana
19 Bab 19. Laila merindu
20 Bab 20. Pulang kampung
21 Bab 21. Membantai setan besar
22 Bab 22. Ternyata sama.
23 Bab 23. Celaka
24 Bab 24. Pesan terakhir
25 Bab 25. Salsa histeris
26 Bab 26. Memandikan jenazah
27 Bab 27. Di makamkan
28 Bab 28. Andini datang
29 Bab 29. Hendra nekat
30 Bab 30. Gunjingan
31 Bab 31. Datang melihat
32 Bab 32. Pembalasan Andini
33 Bab 33. Tujuh kesempatan
34 Bab 34. Serangan mendadak
35 Bab 35. Kecelakaan Rini
36 Bab 36. Celana robek
37 Bab 37. Menemukan pelaku
38 Bab 38. Keributan
39 Bab 39. Landak di ganti
40 Bab 40. Kecurigaan Andini
41 Bab 41. berbincang
42 Bab 42. Nasihat Gun
43 Bab 43. Adu skil
44 Bab 44. Kekota
45 Bab 45. Bertemu Asep
46 Bab 46. Rumah dukun
47 Bab 47. Bicara dengan Aldi
48 Bab 48. Kejam nya Nilam
49 Bab 49. Ayu mati
50 Bab 50. Menyelidiki Munah
51 Bab 51. Wanita bercadar
52 Bab 52. Aldi mencari kuburan
53 Bab 53. Gun dan Sam melapor
54 Bab 54. Menelusuri bukit
55 Bab 55. Kitab seribu jurus
56 Bab 56. Menemukan kuburan
57 Bab 57. Bertapa
58 Bab 58. Membongkar kuburan
59 Bab 59. Menemukan gadis cina
60 Bab 60. Purnama berpamitan
61 Bab 61. Iblis mesum
62 Bab 62. Meli
63 Bab 63. Gun melapor
64 Bab 64. Flashback
65 Bab 65. Flashback part 2
66 Bab 66. Rasa sakit Andini
67 Bab 67. membantai Rehan
68 Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69 Bab 69. Menik dan Xiefa
70 Bab 70. Pulang
71 Bab 71. Delson
72 Bab 72. Gagal
73 Bab 73. Arya vs Siska
74 Bab 74. Petir hijau
75 Bab 75. Kedatangan
76 Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77 Bab 77. Tempur
78 Bab 78. Tidak di sangka
79 Bab 79. Mayat Meli
80 Bab 80. Debat
81 Bab 81. Terjatuh
82 Bab 82. Xiela nekat
83 Bab 83. Pembicaraan random
84 Bab 84. Hendra di hajar Arya
85 Bab 85. Mencari kepanti
86 Bab 86. Zombi pemakan arwah
87 Bab 87. Arjuna
88 Bab 88. Zombi Munah
89 Bab 89. Andini vs Siska
90 Bab 90. Siska tumbang.
91 Bab 91. Pati Geni kalah
92 Babb 92. Bagaskara
93 Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94 Bab 94. Melupakan hal penting
95 Bab 95. Kecelakaan
96 Bab 96. Ngobrol bersama
97 Bab 97. Tidak selamat
98 Bab 98. Di tunggu Arya
99 Bab 99. Pelatihan
100 Bab 100. Di kejar manusia
101 Bab 101. Berhasil
102 Bab 102. Menjadi ribut
103 Bab 103. Hendra datang
104 Bab 104. Debat
105 Bab 105. Pelajaran
106 Bab 106. Mencabut gigi
107 Bab 107. Arya dan Sam
108 Bab 108. Andini berhasil
109 Bab 109. Resmi jadi member
110 Bab 110. Selesai
111 Pengumuman
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Pindah kekota
2
Bab 2. Ada darah bulat
3
Bab 3. Bau mulut
4
Bab 4. Godaan Hendra
5
Bab 5. Salsa datang
6
Bab 6. Tidak ada yang aneh
7
Bab 7. Mendatangi dukun
8
Bab 8. Salah sasaran
9
Bab 9. Asep memohon
10
Bab 10. Gantung diri
11
Bab 11. Sosok besar tinggi
12
Bab 12. Hilang
13
Bab 13. Hampir ikut
14
Bab 14. Ayu di hantui
15
Bab 15. Di luar kendali
16
Bab 16. Ternyata bukan
17
Bab 17. Nilam dan Maharani
18
Bab 18. Kencing di celana
19
Bab 19. Laila merindu
20
Bab 20. Pulang kampung
21
Bab 21. Membantai setan besar
22
Bab 22. Ternyata sama.
23
Bab 23. Celaka
24
Bab 24. Pesan terakhir
25
Bab 25. Salsa histeris
26
Bab 26. Memandikan jenazah
27
Bab 27. Di makamkan
28
Bab 28. Andini datang
29
Bab 29. Hendra nekat
30
Bab 30. Gunjingan
31
Bab 31. Datang melihat
32
Bab 32. Pembalasan Andini
33
Bab 33. Tujuh kesempatan
34
Bab 34. Serangan mendadak
35
Bab 35. Kecelakaan Rini
36
Bab 36. Celana robek
37
Bab 37. Menemukan pelaku
38
Bab 38. Keributan
39
Bab 39. Landak di ganti
40
Bab 40. Kecurigaan Andini
41
Bab 41. berbincang
42
Bab 42. Nasihat Gun
43
Bab 43. Adu skil
44
Bab 44. Kekota
45
Bab 45. Bertemu Asep
46
Bab 46. Rumah dukun
47
Bab 47. Bicara dengan Aldi
48
Bab 48. Kejam nya Nilam
49
Bab 49. Ayu mati
50
Bab 50. Menyelidiki Munah
51
Bab 51. Wanita bercadar
52
Bab 52. Aldi mencari kuburan
53
Bab 53. Gun dan Sam melapor
54
Bab 54. Menelusuri bukit
55
Bab 55. Kitab seribu jurus
56
Bab 56. Menemukan kuburan
57
Bab 57. Bertapa
58
Bab 58. Membongkar kuburan
59
Bab 59. Menemukan gadis cina
60
Bab 60. Purnama berpamitan
61
Bab 61. Iblis mesum
62
Bab 62. Meli
63
Bab 63. Gun melapor
64
Bab 64. Flashback
65
Bab 65. Flashback part 2
66
Bab 66. Rasa sakit Andini
67
Bab 67. membantai Rehan
68
Bab 68. Mendatangi ruangan Siska
69
Bab 69. Menik dan Xiefa
70
Bab 70. Pulang
71
Bab 71. Delson
72
Bab 72. Gagal
73
Bab 73. Arya vs Siska
74
Bab 74. Petir hijau
75
Bab 75. Kedatangan
76
Bab 76. Pertengkaran Davin vs Hendra
77
Bab 77. Tempur
78
Bab 78. Tidak di sangka
79
Bab 79. Mayat Meli
80
Bab 80. Debat
81
Bab 81. Terjatuh
82
Bab 82. Xiela nekat
83
Bab 83. Pembicaraan random
84
Bab 84. Hendra di hajar Arya
85
Bab 85. Mencari kepanti
86
Bab 86. Zombi pemakan arwah
87
Bab 87. Arjuna
88
Bab 88. Zombi Munah
89
Bab 89. Andini vs Siska
90
Bab 90. Siska tumbang.
91
Bab 91. Pati Geni kalah
92
Babb 92. Bagaskara
93
Bab 93. Perjuangan Arjuna.
94
Bab 94. Melupakan hal penting
95
Bab 95. Kecelakaan
96
Bab 96. Ngobrol bersama
97
Bab 97. Tidak selamat
98
Bab 98. Di tunggu Arya
99
Bab 99. Pelatihan
100
Bab 100. Di kejar manusia
101
Bab 101. Berhasil
102
Bab 102. Menjadi ribut
103
Bab 103. Hendra datang
104
Bab 104. Debat
105
Bab 105. Pelajaran
106
Bab 106. Mencabut gigi
107
Bab 107. Arya dan Sam
108
Bab 108. Andini berhasil
109
Bab 109. Resmi jadi member
110
Bab 110. Selesai
111
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!