Aku tersadar. Ibu di hadapanku. Kutatap langit-langit rumah sakit.
"Fau," panggil Ibu. Tuan Raka di sebelahku.
"Apa pernikahannya dibatalkan?" tanyaku.
"Untungnya kau pingsan setelah menandatangani buku nikah." Ibu mengusap kepalaku. Matanya berbinar haru. Ya, akhirnya anak pembawa sial ini akan pergi dari dekapan mereka.
"Tolong jaga dia untukku," ucap Ayah. Ungkapan itu dengan cepat menyentuh hatiku. Air mataku seketika membludak ingin menetes. Bagaimana tidak? aku selalu bertengkar dengannya setiap hari. Kini, aku tak kan menemuinya di setiap pagiku. Atau mendengar teriakannya di sepanjang hari. "Kau sudah tahu dia seperti apa. Berhati-hatilah, aku sudah cukup menderita di buatnya!" celetuk Ayahku.
Aaa. Ia masih tetap menjadi ayah yang menyebalkan.
"Apa ayah puas sekarang?!" bentakku.
Ayah malah menjawab, "kunjungilah kami nanti."
"Bukankah Ayah tak menyukai keberadaanku di rumah itu?!"
"Aihs, kau ini. Sudah, kau itu putriku! Jangan buat aku terlihat seperti tak pernah menyayangimu!"
"Memang itu faktanya."
"Aku akan membawanya ke rumahku," ucap Tuan Raka.
"Iya, bawa dia secepatnya!" Ayah bertingkah seperti mengusir kami.
"Ayah!" Aaa. Dosa apa aku, memiliki ayah seperti dia. Aku mencoba berdiri dengan baju pengantin di tubuhku. Tuan Raka menuntunku untuk keluar dari rumah sakit. Tuan Bima akan menyetir mobil untuk kami. Ia berkata bahwa ini adalah sebuah kehormatan untuknya. Mengantar pengantin pulang ke rumahnya.
Kami sampai di sebuah rumah mewah berwarna putih bak istana di cerita dongeng. Security membuka pintu pagar untuk kami. Aku dan Tuan Raka masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Sementara Tuan Bima akan memarkirkan mobilnya di garasi.
Para pelayan menyambut kami. Mereka menundukkan kepala. Aku menjadi kikuk di situasi seperti ini. Haruskah aku ikut menunduk atau diam saja. Tetapi pelayan itu mungkin usianya lebih tua dariku.
"Nona Fauziah." Wanita paruh baya di hadapanku memanggil dan membungkuk. "Saya Nurlela. Panggil saja saya Mpok Nur. Saya ketua pelayan di sini. Jika Anda butuh sesuatu, panggil saja saya."
"He he, i-iya Mpok,” ucapku sambil menggaruk tengkuk. Aku merasa tak nyaman saat orang yang lebih tua dariku malah membungkuk untukku. Harusnya aku yang bersujud menyembah dia.
"Halo Nona Fauziah," Kali ini seorang pria yang menyapa. "Saya Pak Ijo. Saya ketua security di sini. Serahkan semua keamanan kepada saya."
"Iya, Pak Ijo." Aku membungkuk. Semua pelayan menjadi heran. Terserah saja, tak perlu berpura-pura menjadi bangsawan. Aku memang gadis rakyat jelata yang berubah menjadi Cinderella.
"Mpok Nur, antar dia ke kamar. Tunjukkan semua keperluannya. Bantu dia melepas gaun itu." Tuan Raka menyusul Tuan Bima. Mpok Nur membungkuk dan menuntunku ke kamar.
Ia membuka pintu kamar, menyuruhku duduk di sofa yang ada di dalam kamar. "Pakaian Anda ada di lemari, ruang ganti. Handuk, sikat gigi dan peralatan mandi lainnya ada di kamar mandi." Mendekat ke arahku. "Ini remot televisinya." Menyodorkan remot padaku. Aku mengangguk saja.
"Mari kita lepas gaunnya." Aku kembali berdiri. Mpok Nur membuka resletingnya dengan cukup mudah.
Aku segera berlari ke kamar ganti. Mengganti pakaianku. Saat kubuka lemari itu, bolak balik kulihat semua pakaian yang ada di sana. Tak satu pun baju yang pantas di pakai seorang gadis. Semua kerah dan bagian dadanya terlalu lebar. Kubuka lemari di sebelahnya. Pakaian Tuan Raka. Kuambil satu bajunya dan kukenakan. Sudah, begini saja lebih nyaman.
Mata Mpok Nur membesar melihatku yang keluar dari ruang ganti. "Kenapa Anda memakai baju Tuan Raka?"
"Saya lebih nyaman dengan baju seperti ini."
"Ow, baiklah. Lagi pula kalian suami istri. Jika butuh sesuatu. Panggil saja saya, Nona!" Mpok Nur keluar kamar. Meninggalkan aku sendiri di sini.
Kutatap lampu di kamar. Cahaya oranye itu secara tiba-tiba meredup. Mati. Mengeluarkan asap. Untungnya jendela terbuka. Belum satu jam aku di sini. Aku sudah merusak lampu.
Tuan Raka membuka pintu. "Kenapa lampunya tidak dinyalakan?" tanyanya.
"Menurut Anda?!" bentakku. Apa dia lupa bahwa aku ini pembawa sial?
"Lampu di kamar ini tak pernah dimatikan. Mungkin sudah saatnya rusak." Dengan santai ia menyalakan televisi dan merebahkan diri di atas kasur.
"Apa Anda juga ingin aku merusak televisinya?!"
"Dia akan rusak jika sudah saatnya rusak." Tuan Raka menoleh ke arahku. "Apa itu bajuku?"
"Hem. Ini? Aku meminjamnya. Tak ada baju santai di lemariku."
"Hm, baiklah. Suruh Mpok Nur mengganti semua pakaian yang ada di lemarimu."
"Iya." Aku berjalan keluar kamar, melewati televisi yang sedang menyala. Tiba-tiba layar televisi itu menjadi eror dan berasap. Mati. "Lihat!" tunjukku pada televisi itu.
"Sudah saatnya rusak. Gantilah dengan televisi apa pun yang kau sukai. Sekarang rumah ini telah menjadi milikmu! Aku hadiahkan sebagai mas kawin."
"Terima kasih banyak, Tuan. Jangan terlalu baik padaku. Aku bisa membuatmu bangkrut lebih cepat." Aku berjalan keluar.
Di mana Mpok Nur. Pelayan di rumah ini lumayan banyak. Apa mereka diperkerjakan untuk mengurus rumah ini. Aku terus mencari hingga akhirnya aku memasuki dapur.
"Mpok Nur!" Tak ada jawaban. Wahhh. Kulkas di rumah ini begitu besar. Kubuka. Isinya penuh dengan bahan makanan.
Srekk sreekk sresreersek bhug!~
Kulkas itu juga mengeluarkan asap dan rusak. Kutelan salivaku. Habislah aku. Tadi lampu, sekarang kulkas.
Aku berjalan menjauh. Tiba-tiba Mpok Nur berada di belakangku. "Ada apa Nona?"
Kaget aku mendengarnya. Tak sengaja memegang dispenser. Bhug!~ Dispenser juga ikut rusak. Aku mundur menjauh. Malah menyentuh piring di meja. Menjatuhkannya. Habislah aku! Benar-benar habis!
"Ada apa Nona?!" Mpok Nur mulai kaget melihat ini semua. "Cepat panggilkan Tuan!" perintahnya pada pelayan yang lain. "Anda tak apa-apa Nona?"
Aku terdiam. Begitu banyak kerusakan yang aku perbuat. Tiba-tiba lampu di dapur itu mati dan menjadi rusak. Apa yang harus aku lakukan.
"Aroma apa ini?" Tuan Bima masuk ke dapur dan melihat semua kerusakan yang kuperbuat. Ya, dia juga kaget. Ini pertama kalinya ia melihat kekuatan superku ini. Kekuatan super sial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
ambyarrr semua..😄😄
2022-01-07
0
Ali Mahmud
spesies😂😂😂
2021-12-06
0
Nazka Aditya
awalnya kutukan itu aku anggap mustahil....owh..kebeneran kali...mana ada sih orang kya gitu...tapi pas baca part ini.....oh my...oh my...oh my God...😯😯😯😯😯
2021-10-16
0