Saat tiba pukul 16.00 Abighail dan teman tamannya menemui Dimas di pos perbatasan wilayah santri dan santriwati. Dimas berada di pos santri, sementara Abighail berada di pingggir jalan bersama teman temannya. Mereka berpura pura sedang menyapu jalan.
Dimas berbicara pada Abighail dari pos. Abighail menyapu jalan dekat pos santri. Awalnya Abighail tdk mau menyapu dekat dgn pos santri namun, teman temannya memaksa agar Abighail menyapu disebelah sana.
Dimas memulai pembicaraan. Dimas memanggil Abighail dgn sebutan Mentari.
" Mentari " panggil Dimas.
" ... " Abighail tk menjawab, dia fokus menyapu jalan.
" Mentari " panggil Dimas lagi.
" ... " Abighail tk menjawab lagi.
" Ishh Abighail jawablah dia panggil kau tu,, " kata Azri sambil agak berbisik, karna Azri menyapu di samping Abighail.
" Ih iya iya,, " kata Abighail.
" Mentari " Dimas mencoba memanggil Abighail lagi.
" Iya apa,,? " jwb Abighail ketus sambil trs menyapu.
" Hey,, hey,, ini ambilah ini untuk kau mentariku,, " ucap Simas sambil memberikan surat dan cokelat untuk Abighail tangan Dimas melewati pagar pembatas.
" ... " abighail tk menjawab.
" Mentari terimalah ini,, " kata dimas bersikeras dan lebih memajukan tangannya.
Abighail menjauh dari tangan dimas yg agak dekat.
" Mentari jikau tdk menerimanya, aku akan melewati pagar pembatas ini,, dan memberikannya ke tanganmu langsung,, " ancam Dimas.
" Eh,, pake ngancem segala,, " ucap Abighail. " Terserah ya,, kamu mau ngelewatin pagar pembatas ini,, bukan urusan aku,, yg jelas aku gk mau terima surat dan cokelat dari kamu,, udah ah aku mau pergi,, " tolak Abighail.
Azri menahan Abighail agar tdk pergi.
Abighail dan Azri membekalangi Dimas.
" Abighail terima saja,, dari pada nanti dia beneran ngelewatin batas,, " bujuk Azri.
Sipa dan Nisa mendekat pada Abighail dan Azri.
" Iya Abighail,, nanti kita yg akan kena hukuman kalau dia beneran ngelewatin pagar nya,, " timpal Nisa.
" Iya bener tuh Abighail,, " ucap Sipa.
" Huh,, " Abighail menghembuskan nafas kasar.
" Mentari,, " panggil dimas.
" Iya aku terima, makasih,, " kata abighail menerima surat dan coklat dari dimas dgn membelakanginya.
" Mentari berbalik lah,, " Dimas meminta Abighail utk membalikkan badannya.
Abighail dan teman temannya membalikkan badan, mereka terkejut.
" Aa,, astagfirullah,, " teriak Abighail yg kaget dan teman temannyapun ikut teriak dan kaget dengan teriakan abighail.
" Syut,, kenapa kau teriak Mentari? apa kau terkejut melihat ketampanan calon imammu,,? " tanya Dimas sambil melangkah melewati pagar pembatas.
" Tdk papa kok,, " jwb Abighail.
" Oh iya,, aku lupa ini utk kamu,, sebagai tanda cintaku,, " ucap Dimas dan berjalan melewati pagar pembatas.
" Eh,, berhenti,, mau apa kau,,?" tanya Abighail yg kaget karna dimas mendekat padanya.
" Apa,,? Aku hanya mau memberikan bunga ini,, " jwb Dimas sambil menunjukan bunga mawar merah.
" Ah,, pergi kau,, kau tdk boleh melewati pagar pembatas ini,, " ucap Abighail.
" Tapi aku hanya mau memberikan bunga ini,, " jwb Dimas.
" Aku tak mau,, sebaikanya kau cepat kembali ke wilayah mu,, kalau tdk,, aku pukul kau pakai sapu,, " ancam Abighail.
" Aku tdk akan pergi sebelum kamu menerima bunga ini,, " tolak Dimas.
" Oh,, kau tdk mau pergi ya,,? " tanya Abighail.
Dimas menganggukkan kepalanya.
" Yasudah kalau kau tdk mau pergi, biar aku yg pergi,, " ucap Abighail sambil berjalan pergi meninggalkan Dimas.
" Hey,, Abighail tunggu,, " ucap Azri, Nisa, dan Sipa.
merekapun menyusul abighail yg sudah duluan pergi dan meninggalkan dimas sendirian di pagar pembatas. Namun, Azri kembali pada Dimas.
" Akan ku berikan padaAabighail " ucap Azri mengambil bunga dari Dimas yg akan diberikan pada alAbighail.
" Hahh iya,, tolong berikan itu pada mentariku,,! " pinta Dimas agak berteriak
" Iya,, " ucap Azri sambil berlari.
Dikamar abighail, azri, nisa dan sipa.
" Abighail kenapa kau pergi tadi,,? " kata Sipa.
" Ah aku tk suka dia,, dia itu lebay. Kalian dengarkan dia memanggilku apa men--" belum sempat abighail melanjutkan kata katanya sudah dipotong.
" Mentari,, " kata Azri, Nisa dan Sipa kompak dengan nada mengejek.
" Ih,, kalian ini,, " kesal Abighail.
" Hahah,, " Azri, Sipa dan Nisa tertawa dan Abighailpun ikut tertawa.
" Oh ya Abighail ini dari Dimas,, " Azri memberikan Abighail bunga yg ia bawa dari Dimas.
" IH,, Azri kamu membawa bunga itu,,? Buang saja aku tk suka,,!" ucap abighail.
" Ih jgn donk abighail,, simpan aja lagian bunganya cantik kok,, " tolak Azri.
" Iya abighail simpan saja,, " kata Nisa.
" Tidak aku tidak mau " tolak Abighail.
" Kenapa tidak mau,,? " tanya Sipa.
" Gimana kalau nanti ketahuan sama kak Salma,,? Apalagi kalau ketahuan sama ustazah Santika,,? Bisa bisa aku dihukum penggal oleh ustazah Santika,, " jwb Abighail.
" Iya juga si ya,, " kata Sipa.
" Yaudah aku buang ya,,? " kata Azri.
" Iya,, " jwb Abighail.
Azri pergi membuang bunga itu dan langsung kembali.
" Oh iya,, ini coklatnya kalian makanlah,,! " ucap Abighail.
" wahh benarkah abighail,,? " tanya sipa.
" Iya itu untuk kalian saja,, aku tdk mau,, " jwb abighail.
" Baiklah kalo begitu terimakasih abighail,, " ucal Nisa.
" Iya abighail terimakasih,, " ucap azri yg sudah kembali dari membuang bunga.
" Iya,, " balas Abighail tersenyum melihat teman tamannya memakan coklat itu, sehingga dia lupa kalo suratnya belum ia baca.
keesokan harinya, saat Abighail hendak keruangan guru untuk mengambil buku dia bertemu dengan Dimas.
" Hey mentari! bagaimana apa kau suka?" tanya Dimas.
" Suka apa,,? " jwb Abighail ketus.
" Itu,, surat dari aku,, " jwb. dimas
" Surat? " abighail mengingat ngingat dan dia ingat dia belum membaca surat dari dimas.
" Tidak, aku tdk suka,, maaf ya,, aku ada urusan lain,, " kata abighail padahal dia belum membaca isi surat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Machda Emieka
Masa pesantren gitu sih,kenapa ruang guru laki2 dan pr sama,kan biasanya beda
2021-11-12
2
Juli Siman
kok Mala temannya yg agak Badung ya...ngajari kurang bener...lanjut thour
2021-07-21
1
Tth Bungsu
bagus ka kreatif
2021-07-15
2