Menjalankan Hukuman

*Di tepi jalan yg dilalui para santri

Abighail, Azri, Sipa dan Latipah menjalankan hukuman pertama mereka yaitu hukuman berdiri di tepi jalan yg sering dilalui para santri. Mereka berdiri dgn memakai papan yg bertuliskan { kami menyesal dan kami tidak akan mengulanginya lagi }, serta tangan mereka memegang kuping masing masing.

Mereka sangat malu karena banyak santri yg berlalu lalang dijalan itu dan menertawakan mereka, terutama Abighail. 😣 ( eksperesi wajah Abighail yg kesal terhadap org yg menertawakannya), 😮 ( ekspresi wajah Azri yg seakan akan tdk berdosa dan tidak bersalah), 😓 ( ekspresi Sipa yg bingung harus menampilkan ekspresi seperti apa), 😫 ( ekspresi Latipah yg tdk tahan dgn hukuman ini dan dia sangat merasa malu).

" Assalamu'alaikum" sapa Rini dkk mendekat pada Abighail, Azri, Sipa dan Latipah yg sedang dihukum.

" Wa'alaikumsalam" jwb Abighail dkk.

" Abighail ini yg kau bilang dgn misi rahasia?" ledek Rini.

" Enggak kok bukan ini" jwb Abighail ketus.

" Lalu apa Abighail?" tanya Niha yg berusaha memojokan Abighail.

" Hey kalian mau apa sih kesini? ganggu org aja! udah sana kalian pergi!" titah Azri yg agak emosi.

" Yah mereka marah! yaudah ah buat apa juga kita disini terus! kita itu gk sebanding sama Abighail dan para bab*nya. Kita pergi yu!" kata Rini meledek Abighail. Kata kata Rini membuat Abighail naik darah.

" Maksud kamu apa Rini kami gk sebanding sama kalian hah! dan kenapa kamu menyebut teman temanku sebagai bab*ku? kamu gk suka sama aku? kalo kamu gk suka sama aku ngomong langsung depan muka aku, gk usah pake nebut teman temanku itu bab*. Kamu pikir aku akan diam aja kamu ngomong gitu tentang teman teman aku hah? " kata Abigahil yg marah serta meninggikan suaranya. dia menahan Rini agar tdk pergi.

" Kalo iya kenapa hah? aku gk suka sama kamu! dan emang benerkok temen temen kamu itu jadi bab* kamu. Buktinya kemana mana kamu pergi mereka selalu ngikutin kamu! apalagi coba kalo bukan bab*?" jwb Rini yg mulai meninggikan suaranya. Para santri mulai berkerumun.

" Abighail udah, jangan di dengerin ayo kita pergi" kata Azri.

" Iya Ghail ayo pergi " ajak Sipa.

" Lebih baik kita janganeladeni mereka Ghail ayo pergi" bujuk Latipah.

" Gk aku gk mau pergi dulu. Denger ya kalo ada yg ngomong kejelekan tentang aku, aku gk papa. Tapi kalo ada yg ngomong tentang kalian yg tdk tdk aku tdk bisa tinggal diam " tolak Abighail pada teman temannya.

" Tuhkan kalian lihat Abighail itu udah kaya ratu yg di ikuti bab* bab*nya." ledek Rini lagi yg berbicara pada semua org yg ada disitu.

" Maksud kamu apa hah? aku ratu? iya aku ratu? coba kamu introspeksi diri deh! ratu itu berjalan di depan gk sejajar dgn org yg di belakangnya! apa kalian pernah lihat aku berjalan di depan teman temanku?" tanya Abighail pada semua org yg ada disitu.

" Tidak kami tdk pernah melihat kamu berjalan di depan teman temanmu" jwb salah satu santri yg ada disana.

" Iya benar itu kami tdk pernah lihat" timpal santri lain. Rini mulai marah.

" Tuh kamu dengerkan apa kata mereka! aku nggk pernah menganggap teman temanku itu sbg bab*, aku menganggap mereka sebagai org yg selalu ada buat aku baik susah maupun senang, mereka selalu ada untukku dan aku sangat bersyukur karna aku mempunyai teman teman seperti mereka yg tdk datang hanya saat ada perlunya saja. sedangkan kamu? kamu sering berjalan didepan teman teman kamu. Apa kamu tdk malu? kamu berkata seperti itu pada org lain padahal kamu sendiri,,, hah sudahlah tdk ada gunanya aku berbicara dgn kamu yg tdk bisa mengerti arti dari persahabatan! teman teman ayo kita pergi" kata Abighail dgn penuh penekanan dan itu sukses membuat Rini sangat marah.