Terpaksa mereka mampir ke pom bensin, guna istirahat sekaligus menyembuhkan yang luka. Dan memperbaiki kaca jendela yang rusak kalau memungkinkan. Namun sebelum itu mesti dilihat kemungkinannya mengapa batu seperti itu sampai membuat hancur kaca mobil yang kuat.
Si Kenet yang kumisnya aneh itu menanyai satu demi sebiji. “Kenapa itu?“
“Jelas kecelakaan. Kena batu hingga kepalanya luka parah. Berdarah. Kanan kiri. yang menimbulkan kematian,“ ujar penumpang yang duduk di dekatnya. Mereka tak bisa turun. Ada kejanggalan kalau sampai meninggalkan lokasi. Terutama yang ingin kencing dan ketakutan ada sesuatu yang mengerikan terjadi pada sang istri.
“Baru kali ini ada tour yang sampai mencelakakan penumpang,“ ujar beberapa orang. Terutama pemilik kendaraan yang sudah sangat berpengalaman kala membawa penumpang untuk bersenang-senang. Kali ini tentunya bukan kegembiraan yang didapat. Tapi kenangan buruk yang mungkin saja sampai terbawa ke mimpi jika malam-malam terlelap. Dan berlangsung hingga puluhan hari hingga belasan minggu.
Si Kenet terus menanyai. Dia akan memberi laporan yang memperingan tugas para petugas. Sehingga sebisa mungkin mesti menanyai dengan teliti apa yang terjadi. Dan pada akhirnya akan bicara kalau itu kecelakaan. Sehingga bisa saja kendaraan besar yang melintas sebelum itu akan dikejar dan dimintai pertanggungjawaban. Dia akan membuat laporan sebelum perkaranya masuk ke yang berwajib.
“Saat kendaraan besar melintas, hal mengerikan ini terjadi. Batu besar mungkin melenting darinya. Itu kalau terinjak roda. Namun jika suatu kesengajaan, maka orang yang melempar tentunya berada di kendaraan besar yang lewat itu. Atau bisa saja batu besar itu terjatuh dengan tanpa sengaja, dari atas kendaraan itu, andai dia membawa muatan demikian dan secara ugal-ugalan menyetir diatas rata-rata yang entah tujuannya apa, mungkin agar cepat sampai, atau ingin segera istirahat, kemudian mengambil honor dan berikutnya makan ikan bakar sembari minum air jeruk lemon.“ Semua menjawab demikian. Mengira-kira, menduga. Dan membandingkan dengan keadaan korban yang sangat menderita itu.
“Aku kaget dan terbangun,“ kata penumpang lainnya yang ditanya sama si Kenet serta menceritakan apa yang terjadi pada penumpang tersebut. Terbangun karena, kerasnya hentakan serta pecahan kaca bus tersebut. Juga akan kendaraan yang menderu kencang sehingga menimbulkan kecelakaan tersebut.
“Aku malahan rebahan,“ ujar yang lain saat menjawab bahwa bangku panjang itu cuma dia pakai sendirian sahaja. Makanya tak ada kegiatan lain.
“Kenapa kau main pistol?“ tanya Kenet saat melihat anak remaja yang asik dengan mainannya itu dan kali ini tengah dipegang nya.
“Suka saja,“ jawab De La Cruz yang duduk dekat kakaknya di depan mamanya. Mereka kebetulan mendapatkan kursi yang satu kelompok. Memang oleh panitia, para keluarga itu sebisa mungkin dijadikan satu bangku.
Maklum kalau di rumah juga mainannya hanya itu.
“Anda tidur?“ tanya Kenet lagi pada Gali Gendot, kali saja dia suka menggali saat mencari genjer di persawahan. Dia ini orang di depan si korban kecelakaan tersebut, sebab dia juga bisa dicurigai. Bisa saja dengan sekali hantam, bisa membuat orang dibelakangnya terluka.
Didepannya tidur belakang juga menjawab demikian. Hanya tambahannya kalau dibelakangnya, dia melihat seperti tambang yang mengekor, mengikuti gerakan batu sebelum menghantam jendela kaca.
“Wah, yang mencurigakan duduk di kursi depannya belakangnya dan samping,“ ujar Kenet dengan memandang catatan dan hasil rekaman HP hasil wawancara dengan semua penumpang.
Dia lalu keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Andrias CPC
iya🙏
trims 🙏
2020-09-24
1
W.Willyandarin
semangat ya
2020-09-24
1