Antony mendatangi rumah Claudia dengan membawa mobil ayahnya. Mobil keren dengan tampilan yang demikian modern. Tak sia-sia jika digunakan untuk apel. Bahkan tak akan memalukan. Juga tidak akan diejek kalau dibawa kondangan ke tempat teman yang tengah punya hajat.
Mumpung masih di rumah dan belum dibawa pergi sama bokap nya, maka sedikit dipakai untuk bersenang-senang membawa sang gadis tak akan kentara. Lagipula sayang jika mobil bagus begitu tak dipakai buat suatu keperluan dan hanya mangkrak saja di garasi. Mendingan dipakai kabur saja. Aman.
“Kemana kita?“
“Jalan dulu.“
“Yuk....“
Claudia menurut. Dia pamit sebentar sama kedua orang tuanya. Untung tadi sudah siap. Jadi tinggal berangkat. Bayangkan kalau masih kucel. Mesti mandi, gonta-ganti baju, berikutnya pakai bedak, kan repot. Memakan waktu yang tak sedikit.
Kemudian masuk ke kendaraan mewah milik teman barunya itu. Benar-benar nyaman. Enak buat dipakai jalan jauh. Apalagi untuk tour atau wisata, tak akan membuat badan pegal. Apalagi kali ini, palingan Cuma keliling ota, maka tak perlu membawa balsem segala untuk dioles kalau encok nya datang.
Sejenak keliling kota melupakan aktivitas sehari-hari mereka yang hanya berisi tugas dan tugas, dari para guru yang tiap hari selalu ada materi melalui daring. Mana kuotanya sedikit dan jaringan internetnya benar-benar kecepatan keong. Menambah berat beban di kepala.
Melihat indahnya senja, matahari di bawah yang mulai tenggelam, tampak sangat besar, bahkan mungkin lebih besar dari baskom atau ember sampah di sekolah yang ukurannya besar tercampur bau pula.
Namun tidak untuk mentari senja ini. Dia nampak kemerahan. Berbeda dengan siang yang menjangkau suhu 6000 derajat. Dan kuning keemasan. Kali ini benar-benar tiada daya. Sisi miringnya itu membuat panasnya tak berarti. Bahkan mata juga mampu menatapnya. Menambah indahnya suasana. Bahkan kalau perlu, benda bulat itu tak usah tenggelam. Dan biarkan menggantung disana. Atau bisa memakai galah untuk menopangnya. Agar tetap pada posisinya itu.
Pandangan beralih pada suasana kota. Dimana banyak berjajar lampu-lampu malam. Yang terang benderang. Disitu banyak orang berjualan. Toko-toko dengan berbagai dagangannya, yang tinggi berjajar di tepian jalan, serta menambah semakin cepatnya mentari senja masuk dalam peraduannya dinaungi bayangan gedungnya yang tinggi.
“Aduh...“ Ant berteriak. “Hampir saja!“
Dia mendadak mengerem sampai kendaraan mewahnya berhenti.
Tiba-tiba, ada sesuatu yang mengganggu pandangan matanya saat tengah menatap keindahan alam senja itu.
“Antony kau....“
“Eh abang.“
Ada orang yang melintas di depan kendaraannya. Tiba-tiba dan begitu saja. Pada manusia yang kurang waspada, posisi tersebut dapat membuatnya terkejut. Bisa saja lalai. Keliru menginjak gas. Padahal inginnya rem. Banyak kasus terjadi. Sehingga terjadi kejadian yang kurang diinginkan. Baik itu menabrak, kecebur kolam, atau menginjak kotok ayam. Sangat berbahaya.
Untung dikenalnya orang tersebut, jadi hanya kaget saja yang dirasa.
“Hihi... kacau dia,“ keduanya terkekeh dan melanjutkan perjalanan. “Jalan tak lihat-lihat, untung aku sempat melihat. Mana aku tengah asik menatap lembayung senja yang indah itu.”
Kalau sampai menabrak bakalan berabe. Kalau sampai mati, juga akan kebayang, jika hanya cacat, maka akan merawatnya seumur hidup. Itu akan sangat memakan biaya, dan sengsara.
“Macet...“
Antony mengeluh pada suatu simpang yang kali ini tengah padat-padatnya kelihatannya penghuni kota tengah asik dan keluar semua menikmati cerahnya suasana
Jalan lagi meskipun merayap mereka-mereka ini saling rebut dulu untuk menghindari kemacetan dan belum tentu menuju rumah atau tempat tujuan mereka hanya akan jalan-jalan melewatkan hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Sis Fauzi
bagus ceritanya 👍 lanjuut next episode ❤️
2021-05-01
1
🌸EɾNα🌸
like untukmu Thor 👍
jgn lupa mampir jg ke ceritaku yah
makasih 🙏
2020-10-27
1
Sept September
aku datang yaaaaa
2020-09-19
1