“Nah mampir sini sembari beli kerak telor dan surabi hangat,“ ujar mereka terus mencari tempat duduk pada tepian jalan kecil. Banyak yang berjualan makanan ringan semacam itu. Namun makanan itu tergolong mahal. Makanya tak selalu ada pada setiap tontonan. Tak mesti laku. Belum tentu para penonton membawa uang lebih.
Minumnya ‘njarem’ saja, jahe merah campus susu. Itu juga sebagian kecil yang berjualan. Masih banyak minuman yang lain sebagai penghangat badan. Atau es yang dingin karena, meskipun malam, tapi cuaca panas.
Disitu penjualnya sangat sibuk tengah melayani para pembeli yang mengular seperti kehausan. Sehingga salah satu mesti mengantri. Kalau tidak akan kelewatan sama pembeli yang lain. Dikira tidak jadi beli.
“Nggak ada apa-apa ini,“ ujar Claudia setelah melihat tak ada panggung atau hiburan lain yang biasanya tersaji pada tempat itu. Sering ada orkes, band terkenal, juga wayang sebagai pertunjukan tradisional yang sangat digemari. Disitu juga tempat yang sudah umum menjadi bagian dalam berbagai pementasan serta mengumpulkan banyak orang demi terhibur hati, dan ada gelintir rejeki yang mesti terbagi atas mereka yang menggunakan kegiatan itu sebagai karier.
Mereka terus melihat suasana di sekitar lapangan luas tersebut sembari memakan apa yang baru dibelinya. Asik dan enak. Makanan demikian saja menjadi lebih berasa. Lebih mengena, bahkan akan menjadi kenangan andai suatu saat tak berada di tempat tersebut untuk perjalanan jauhnya kala mesti meniti karier juga menghadapi pekerjaan garang yang harus dilawan akan tantangannya.
“Kita ke mall,“ ujar Antony takut kalau pacarnya itu tak kerasan. Hanya melihat hal yang demikian saja dan tak ada modernnya itu.
Banyak orang lalu lalang sebagai hiburan, dimana sekitarnya banyak virus yang mengancam, namun disini semua santai seakan tak takut. Maklum gratisan dan kalau masuk tak berbiaya, cuma untuk parkiran saja sebagai imbalan jaga agar kendaraan tak hilang seperti helm apalagi kendaraannya. Tanpa jarak lagi, mereka santai karena sudah memakai penutup muka dan menganggap aman, namun yang berjarak paling kalau ketemu mantan.
Besok juga tak seramai ini kalau siang. Semua akan kembali sunyi. Seperti awal bumi berada. Tak ada siapa-siapa. Tapi jika ada even atau kegiatan lain seperti olah raga bersama juga ramai meskipun pagi yang dingin. Mereka akan bersuka ria kembali sembari mencari suasana cerah dan sehat.
Banyak anak juga yang bermain. Ada yang lari-lari, ada yang cuma duduk-duduk, sambil makan Lollipop, dan ada juga yang menyeret emaknya. Mereka menikmati kebersamaan dengan asik. Melupakan kesendirian di rumah. Itu juga membuat acara keluarga yang rutin dilakukan pada senja hingga malam menjadi lebih mempesona. Dan lingkungan yang lega serta sunyi itu berubah. Yang tadinya hanya angin dan debu, menjadi hingar-bingar antara pencampuran manusia dan segala hiburan yang tersaji.
Meskipun begitu mereka tak segera pergi. Perjalanan panjang. Itu juga yang membuat mereka mesti istirahat lumayan lama. Sembari menentramkan pandangan. Lebih relaks dan bisa melanjutkan kembali dalam suasana yang ceria. Dalam kondisi itu untuk perjalanan jauh juga akan siap. Tak akan risau untuk rasa lelah. Dan perasaan suka membuat semuanya seakan enteng saja.
Kembali sampai rumah malam namun karena perjalanan lumayan jauh membuat sampai di rumah demikian larut dan langsung tertidur akibat capeknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
W.Willyandarin
semangat kak
2020-09-20
1