Disekolah gerbang sudah tutup. Pak satpam dengan tega menggembok sembari membawa pistol pengukur suhu di tangan. Kalau tampak akan langsung ditembak jidatnya.
“Wah dihukum. Kita telat,“ ada sedikit anak yang sudah merasa dan langsung panik saja. Pasti akan ada marah nantinya. Dan mereka tak bisa mengelak. Sudah jelas-jelas tampak. Yang lain sudah tak kelihatan. Pada masuk ke kelas. Disana mereka sudah asik belajar sembari merasakan dinginnya pendingin ruang. Sementara di depan sini sangat kacau. Panas dan gersang sekali. Itu yang membuat mereka nelangsa.
Mereka langsung disuruh baris. Setelah diijinkan masuk. Dalam jarak yang lumayan lebar. Sehingga ada antara diantara mereka.
Pak Andrews marah saat menemui mereka, “Saya ke kelas, kalian ke mana? Kemarin, di perpus yah. Kali ini diulangi. Malah terlambat. Ingat mencari pekerjaan itu sulit!“
Lanjutnya,” Sekarang lari keliling lapangan.“
“Berapa kali?“ tanya anak-anak itu.
“Sampai loyo saja.“
“Yah....“
Mereka lari. Mengelilingi lapangan dari beton kuat itu. Berbaris-baris pada awalnya. Kemudian lambat laun buyar. Sementara mereka dalam berlari saling kejar sembari tertawa-tawa. Kalau ada yang terlampau cepat agak diperlambat agar bisa menunggu yang lain supaya bisa bersama lagi. Serta ada yang memperbaiki tali sepatu yang lepas sembari jongkok.
“Capek pak,“ ujar mereka ngos-ngosan, kala baru dua kali saja memutari lapangan sekolah, tapi semangat mereka benar-benar sudah habis. Benar-benar satu perjuangan hebat. Mana ada yang belum makan lagi. Mereka terburu-buru. Nanti kalau ada kantin buka langsung membeli. Sayangnya baru sampai gerbang, belum sempat membolos, sudah harus menjalani hukuman yang mengerikan. Ini yang membuat mereka sangat kapok. Tak ingin di hukum lagi. Namun bagaimanapun kejadian tak mengenakkan ini biasanya akan terulang. Sebab mereka tak kapok kalau mesti mengulangi pacaran sampai malam lagi.
“Ya sudah. Minum.“
Dia masuk ke ruang BP untuk meminta seteguk, dua teguk minuman dingin buat anak-anak yang ada di galon isi ulang. Sehingga membuat anak-anak senang. Bisa mengganti aliran air yang deras menetes, laksana aliran sungai yang mengguyur di kala musim hujan datang.
“Sekarang kalian menulis lanjutan pelajaran dan tugas!”
Mereka tetap di hukum. Sebagai imbas dari kelalaian mereka. Biasa hukumannya aneh-aneh. Kali ini cuma menulis saja. Biasanya kalau tidak membersihkan WC, taman, atau selasar kelas. Suruh baca-baca sampai puyeng. Mana koleksi bacaan di ruang baca itu demikian saja dari waktu ke waktu akibat kurangnya dana pemasukan serta banyak yang dipinjam sangat lama. Kecapekan langsung rebah di perpus akibat mata demikian lelah kecapekan semalam pacaran. Dan membaca buku huruf-hurufnya langsung menghimpit saja.
“Ada tugas lagi lo ya...”
“Apa itu pak? “
“Ini baca saja di layar kalian. “
Mengerjakan segala tugas yang diberikan berikutnya lewat HP atau secara telepon agar mereka tak jenuh hendak membolos atau malah tidur tanpa kasur. Tugas-tugas itu mesti dikerjakan lewat Microsoft team, team windows, atau cuma lewat WA saja yang praktis. Yang jelas semua jawaban mesti dikirim langsung saat itu juga.
“Dan terakhir menulis pernyataan.“
“Yah banyak sekali tugasnya pak!“
“Itu sudah sewajarnya.“
“Tidak wajar ini.“
“Akan lebih banyak lagi kalau kalian protes terus!”
Juga menulis pernyataan agar tidak melakukan kesalahan yang terulang kembali sehingga membuat para pendidik itu kecapekan kalau mesti mengajari secara berulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
NabiilaZ
semangat up thorrrr🥳🤗
2020-11-20
1
W.Willyandarin
Like 👍👍👍
2020-09-20
1