“Yuk,“ ujar Antony.
“Kemana sekarang?“ tanya Claudia.
“Muter kota saja.“
“Naik ini?“ tanya Claudia memandang motor merah Antony.
“Mau Yah....“
“Kena angin nanti.“
“Asik tahu!“
Claudia duduk di belakang jok itu. Asik saja dengan membiarkan rambutnya tergerai mengikuti arah angin yang menerpa laju kendaraan tersebut. Dalam kondisi ini tentu saja terasakan nikmatnya menerpa tiupan angin yang terus mengipasi.
“Senja nih. Banyak yang jualan,“ ujar mereka ditengah perjalanan asiknya naik motor berdua. Di kanan - kiri jalan tersebut, sudah banyak tenda-tenda, tempat berjualan mendadak, yang bisa sewaktu-waktu dibongkar, tanpa perlu menggunakan alat berat saat tepian jalan tersebut mesti difungsikan untuk lain kepentingan yang lebih penting termasuk pada kepemilikan serta hak pakai lokasi itu.
“Beli apa?“ tanya Claudia saat sudah puas menikmati indahnya senja dan hal yang biasa dilihat di kota karena semenjak kecil sudah ditempat tersebut. Tapi lalu lalang dan pergantian kendaraan membuat suasana seakan berubah-ubah setiap sore itu.
“Pecel lele saja yuk,“ kata Antony.
“Enak memangnya?“
“Di perempatan jalan itu, rasanya beda dengan yang lain,“ ujar Antony sembari mencoba mengajak temannya untuk ke lokasi makanan kesukaannya agar dia merasakan juga apa yang menurutnya nikmat.
“Sini.“
“Pinggir jalan.“
Pada suatu tempat makanan tenda, masakan Lamongan, motor merah tersebut berhenti.
Di situ belum banyak pengunjung, tapi segala masakan yang akan dijual sudah ada dalam lemari kaca diatas meja.
“Enak ini.“
“Iya...“ ujar Claudia.
Antony menunjuk pada makanan yang sudah ada di lemari kaca pendek ditaruh pada meja tersebut
“Ayam gorengnya nikmat,“ ujar Antony lagi sembari berkomentar yang dia bilang tadi.
“Ini pecel lele apa ayam goreng sih?“ tanya Claudia.
“Ayam goreng di tempat pecel lele, pakai sambel pecel, begitu.“
Ayam goreng biasanya kan ada di tempat penjual pecel lele pada warung tenda demikian. Selain itu ada juga masakan burung. Juga pada sea food. Kepiting, kerang, juga udang galah. Seringkali warung-warung dadakan tersebut menyediakan masakan uniknya sebagai menu cadangan kalau para pelanggan bosan dengan menu utama yang tersaji.
Mereka memesan makanan. Kemudian mengambil tempat duduk pada suatu lesehan yang dihamparkan begitu saja pada teras pertokoan yang sudah tutup dan buka hanya pada waktu siang saja. Sehingga berganti fungsi menjadi restoran sederhana. Sembari menunggu mereka mengobrol. Sesekali diselingi main HP. Biasa anak muda, tak menginginkan untuk membuang sedikitpun waktu. Makanya daripada bengong mending menggerakkan jari untuk mengobrol dengan temannya meskipun tak berbicara.
“Enakkan?“ tanya Antony setelah makanan datang dan langsung mereka makan setelah cuci tangan dengan baskom kecil tempat air putih yang sesekali diminum sama orang asing dikira bukan kobokan.
Masakan itu keluar satu demi satu. Pertama tentu saja nasi yang memang sudah matang sedari buka tadi. Berikutnya segala sambal dan lalapan. Terkadang sambalnya menyusul kalau mesti membuat dadakan. Dan tentu saja pada bagian selanjutnya ikan ayam, sama ikan lele, yang kebanyakan dari para konsumen menyukai kalau baru saja menggoreng. Jadi masih panas.
“Nambah?“
“Enggak, cukup sudah.“
Meskipun enak tapi perut sudah penuh satu porsi ini jadi buat apa ditambah lagi buat esok lagi saja.
Selesai langsung berkemas dan melanjutkan perjalanan, senja itu menjelang malam, sebelum kembali ke rumah tangga yang sudah menunggu disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Quora_youtixs🖋️
like hadir kak
2021-08-08
1
Ai Emy Ningrum
Ikan ayam ... ikan ama ayam 🤪🤪🤪🐟🐠 + 🍗🍗🍗🍗 🤤🤤🤤
2021-01-05
1
Atika Mustika
semangat ya thor
2020-12-31
1