“Wisata kita,“ ujar Antony. Dia sangat senang. Makanya menghampiri pacarnya dengan sangat bersemangat.
“Ayo,“ kata Claudia yang merespon positif pada rencana si Ant. “Dari sekolah?“
“Lingkungan.”
Mau wisata rohani alias Tour De Pram. Karena akan ke Prambanan sagala ke kebun binatang juga disana nanti bakalan melihat kuda nil, gajah, zebra, juga kepompong.
Selain itu akan main di kota serta naik mainan yang asik-asik. Mereka akan naik kincir raksasa. Yang satu tempat duduknya saja bisa cukup sepuluh anak cebol-cebol. Juga bisa memandang suasana kota dari ketinggian komidi itu. Tentu saja hanya sekali putaran. Kalau ingin lagi mesti membayar Doble. Meskipun begitu sudah sangat puas. Sebab akan berjalan pelan-pelan dan mata seakan dimanjakan oleh suasana yang apik dari atas sana.
“Kita nyari yang duduk berdua ya...“ ujar Antony sangat ingin bersama pacar kesayangan itu supaya bisa bersama saat perjalanan. Sehingga berbagi rasa suka dan pengalaman yang akan dikenang keduanya meskipun nanti menjangkau usia kakek dan nenek.
Awalnya nggak boleh sama petugas yang biasanya menjadi Kenet itu. Karena bukan pasangan. Tapi akhirnya bisa, setelah sedikit menyogok, memberi uang tip.
Karena dianggap bujangan, belum menikah, duduknya pada bagian belakang. Berdua dalam kursi panjang itu. Tapi posisinya hampir pada bagian belakang yang memanjang dan bisa untuk tiduran. Selain isinya itu, juga karena mendaftarnya agak belakangan, jadi tinggal yang sisa. Kecuali kalau mau dipisah, maka pada bagian tengah atau bahkan diluar juga boleh. Di luar bus.
Ada tiga bus yang akan berangkat. Semua pada antusias dalam mengikutinya, karena akan bersama-sama para tetangga untuk wisata ke tempat indah. Bersuka ria. Dan melupakan kesehariannya yang cukup heterogen.
Dua penumpang ingin pindah dari bus lainnya. Katanya kendaraannya kurang nyaman. Makanya minta dicarikan tempat duduk walau harus membayar lagi seberapapun banyaknya.
Cornely dapat ekstra. Dia duduk sendirian. Maklum ada yang kosong pada bus tersebut. Tidak semua bangku terisi penuh. Ada satu dua yang tak di isi oleh peserta. Barangkali batal, atau memang kurang jumlah. Yang terang ada beberapa yang mesti duduk sendirian.
Dua anaknya di depannya. Si Jupiter De la Cruz, teman Antony, yang suka sekali main pistol mainan. Dia ikut serta. Namun bukan alasan satu kelas. Mereka kebetulan saja ikut wisata ini.
Bus penuh semua. Kecuali beberapa itu tadi. Yang bisa dikatakan memang sukses pada program awalnya.
Para penumpang mulai pada berdatangan, dengan membawa perbekalan dan keperluan yang beragam, namun sangat sesuai dikenakan nanti pada lokasi wisatanya. Ada yang membawa payung, takut kalau hujan. Ada yang membawa termos air panas, biar ngirit, tapi tetap bisa ngopi. Dan ada yang membawa tikar permadani Persia, sebagai alas kalau mesti berjemur di pantai.
Yang sudah berkumpul saling mengobrol dan saling tunggu. Banyak yang datang mendekati jadwal pemberangkatan. Ada yang baru usai kerja, ada yang menyelesaikan tugas dengan semangat. Dan ada yang memeng ketiduran. Jadi mesti di guyur air sebelum bergegas menuju bus kumpul.
Sesaat lamanya bus sudah datang, mendahului yang lainnya. Sudah lama mereka menunggu meski keberangkatan masih satu jam. Sementara para penumpang satu-satu berdatangan. Mereka sengaja datang lebih awal, agar para peserta tidak risau kala menunggu bus nya belum datang. Juga melihat kondisi mesin yang sudah siap menuju lokasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Andrias CPC
thanks 🙏
moga Ampe end bacanya ya 🙏
😁😁😁😁
2020-09-24
1
W.Willyandarin
Hello Author keren 👋👋👋
Aku mampir 😍
2020-09-24
1