Pernikahan yang direncanakan kini sudah semakin dekat. Tak ada sesuatu yang spesial yang diberikan oleh keluarga Rayana kepadanya. Namun ia senang akhirnya keluar dari rumah ini, rumah yang menjadi saksi pertengkaran antara dia dan saudari-saudarinya dan juga tentang kejahatan Reynhard kepadanya.
Seandainya rumah ini bisa bicara, ia akan menceritakan semua sikap buruk Reynhard kepada dirinya di belakang Indi, mamanya.
Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Rayana tak ingin berpisah dari mamanya. Namun, dirinya tak bisa berbuat apa-apa. Mamanya tak ingin meninggalkan rumah ini. Ia ingin tetap mempertahankan rumah tangganya bersama dengan Reynhard dan kedua putrinya itu.
Tapi Rayana tak ingin memberitahukan kepada siapa pun mengenai perlakuan Reynhard kepadanya. Sebenarnya ia ingin cerita, tapi ia mengingat ancaman waktu itu.
"Awas kamu kalau berani macam-macam. Sedikit pun kata yang keluar dari mulutmu, aku nggak akan segan-segan menyiksa mamamu. Ngerti?" Kata-kata itu masih terngiang jelas di telinga Rayana.
****
Pernikahan sederhana itu pun berlangsung. Tak banyak tamu yang datang, karena mama Indi dan juga keluarga Ardi hanya mengundang orang-orang terdekat saja. Mereka tak ingin ada isu-isu negatif yang timbul dengan pernikahan Rayana dan Ardi. Dimana Rayana saat ini masih duduk di bangku SMP, sementara Ardi baru saja tamat SMA.
Ikatan pernikahan Rayana dan Ardi pun sah saat Ardi mengucapkan ijab qabul dengan lantang. Dan para saksi mengucap kata sah secara bersamaan.
Para tamu pun mulai berpulangan satu persatu. Tinggallah nenek dan kakek Ardi, Rayana, Indi, Reynhard, Bella dan Olivia. Reynhard menatap tajam ke arah Rayana, sementara Olivia dan Bella hanya diam tak berkutik. Dan pak penghulu sudah dari tadi meninggalkan acara pernikahan setelah Ardi dan Rayana sah menjadi pasangan suami istri.
Dari kecil Ardi sudah diasuh oleh kakek dan neneknya. Ibu dan ayahnya telah berpulang ke Surga meninggalkannya seorang diri. Yang memang kebetulan Ardi anak satu-satunya dari ayah dan ibunya.
Ayah dan ibu Ardi dulu menganut agama non muslim, Ardi juga begitu. Namun karena dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, ia pun akhirnya diajari islam oleh kakek dan neneknya. Kala itu Ardi masih kecil dan tak tau banyak tentang agama yang dianutnya. Dan kini Ardi sah menganut agama islam.
"Udah yuk, pa. Kita pulang. Aku capek nih," gerutu Olivia. Seolah-olah dia yang sibuk menyiapkan semua acara.
"Iya, pa. Aku juga capek," timpal Bella tak mau ketinggalan.
Indi hanya bisa melapangkan dadanya melihat tingkah Bella dan Olivia. Ia merasa kalau Bella dan Olivia masib kecil jadi wajar kalau tingkah mereka suka asal. Sementara Reynhard hanya mengangguk memberi senyum palsunya kepada keluarga Ardi.
"Mama pulang ya, Ray. Kamu jaga diri. Ingat harus baik kepada suami kamu, kamu harus mendengarkan setiap perkataannya. Kamu harus belajar untuk menjadi istri yang baik, istri yang lembut dan penurut," ucap mama Indi dengan mata berkaca-kaca. Ia memeluk Rayana dengan erat.
"Mama jaga kesehatan ya. Kalau ada apa-apa hubungi Ray, ma. Ray akan selalu mencintaimu," ucap Rayana tak kalah sendu.
Mereka berpelukan seolah ingin pergi jauh dan tak kan pernah kembali lagi. Mata yang tadinya berkaca-kaca, mulai menitikkan tetesan-tetesan kecil yang makin lama makin deras.
Isak tangis memenuhi ruangan itu. Kakek, nenek dan juga Ardi terharu melihat pemandangan itu. Sementara Reynhard, Bella dan Olivia hanya bisa nyengir dan tak suka melihatnya. Mereka bertiga serentak menjauh dari Rayana dan Indi.
"Ciiih, dasar akting. Pandai kali berakting tuh. Mama anak sama saja," gerutu Bella.
"Kamu kenapa, kak?" tanya Olivia
"Kenapa aku?" tanya Bella tak mengerti pertanyaan Olivia.
"Kakak melamun, kakak memikirkan apa sih?" tanya Olivia.
"Tuh si nenek lampir dan si ulat bulu. Akting mulu," ucap Bella asal.
"Hahahahaha." Tawa Olivia lepas.
"Nah, lo kenapa ketawa terbahak begitu?" tanya Bella.
"Kakak bilang si ulat bulu. Jadi aku tertawalah selagi tertawa itu tidak dilarang," jawab Olivia dengan sisa tawanya.
"Hihihi, garing." ucap Bella. Ia pergi meninggalkan Olivia yang masih tertawa.
"Idih ngambek. Kenapa tuh orang. Kesambet apa tadi ya? Atau jangan-jangan salah makan obat kali ya," gumam Olivia.
"Ihhh, sebel gue. Kenapa Rayana bisa mendapatkan laki-laki seperti Ardi sementara gue yang jauh lebih cantik darinya masih jomblo sampai sekarang. Apa sih kurangnya gue coba? Salah gue dimana? Kenapa nggak ada laki-laki yang tergoda sama gue?. Gue kan pengen punya pacar juga, biar ada teman kencan," gumam Bella.
Bella menyalahkan orang yang tak menyukainya. Sesekali ia menggerutu dan mengutuk Rayana yang lebih jauh melangkahinya.
"Lihat saja, gue akan mendapatkan cowok yang lebih tampan dari Ardi, lebih kaya dan lebih atletis," batin Bella geram.
"Dek, sudahlah. Ayo kita pulang," ucap Reynhard sambil menarik tangan Indi dengan keras. "Kasian anak-anak tuh uda bosan."
'"ya, bang, tunggu sebentar," ucap Indi keberatan dengan ide suaminya itu. Ia masih memeluk Rayana dengan erat.
"Kamu nggak malu dilihatin begitu dengan kakek dan neneknya Ardi. Mereka kan mau istirahat juga," ucap Reynhard berdalih.
"Iya, bang," sahut Indi sembari melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya dengan jarinya.
"Bu, aku titip Ray, ya," ucap Indi dipelukan nenek Ardi.
"Kamu tenang saja Indi. Aku akan memperlakukan Raya seperti cucuku sendiri."
Kakek Ardi mengangguk dan memberikan seutas senyum tanda setuju ucapan istrinya itu. Kerutan di wajahnya terlihat jelas.
"Titip putri mama ya nak, Ardi. Tolong jaga dia untukku," pinta Indi kepada Ardi.
Matanya mulai berkaca lagi. Ardi menyalami mama mertuanya itu.
"Iya, ma. Ardi akan selalu menjaganya dan tak kan membiarkan dia menangis. Ardi janji akan membahagiakan Raya, ma," sahut Ardi dengan tatapan polos.
"Hati-hati ya, ma," ucap Rayana kepada mamanya saat mereka sudah keluar dari pintu rumah Ardi.
Rayana mengantar keluarganya sampai ke luar pintu rumah Ardi. Dilihatnya mamanya, masih meneteskan air mata. Dia pun ikut menangis melihat mamanya yang masih berurai air mata bahkan semakin deras.
Ardi mendekatinya dan memeluknya dari samping.
"Sudahlah sayang. Kamu jangan menangis lagi. Pasti kita akan sering ke sana nanti menjenguknya," bujuk Ardi.
"Iya, bang," jawab Rayana singkat. Ia merebahkan kepalanya di pundak Ardi sebelum keluarganya benar-benar meninggalkan rumah itu.
"Ayok kita masuk. Udah larut, nih," titah Ardi. Ia menarik kedua tangan Rayana dengan lembut.
"Bagaimana aku bisa jalan kalau kedua tanganku dipegang begini," ucap Rayana mulai tersenyum. Namun ia tetap berjalan dengan kedua tangannya dipegang oleh Ardi.
"Kamu mandi duluan ya. Aku mau merapikan rambutku dulu." ucap Rayana kepada Ardi saat mereka sudah berada di kamar.
Kamar yang dihiasi oleh bunga-bunga mawar berwarna merah nan wangi menembus lubang telinga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Kenzia Keyza Keyla
benci sama reyhard
2021-03-07
0
Rozh
Bella, sini aku kasih tau ya... Kau buka lah telinga kau lebar-lebar ya, biar terdengar jelas dan nyaring...
Mari kita duduk, sambil makan kuaci dan minum kopi...
Dengar ya, kau punya kaca di rumah gak??
Punya? Bagus kalau punya...
Karena kau punya, jadi kau sadar diri, dan berbangga hati kalau kau cantik, begitu???
Tapi, ada yang tak kau ketahui Bel👀 Cinta, tak memandang rupa kecantikan... cinta memandang melalui rasa ..
Maaf ya Bel, jika aku wanita, dan aku Ardi ke dua.. aku juga tak akan melihatmu sedikitpun. Bagaimana hatiku bisa nyaman denganmu, sifatmu yang begitu membuatku mual🤧🤧 Tolong rubah dulu sifatmu ya, baru tu kamu dapat yang lebih ok
2021-02-08
1
ʀ𝖍𝒚𝖓𝖆
Jadi ikut terharu🤧🤧🤧
2021-01-17
1