Hari ini adalah hari sabtu. Hari yang sudah dijanjikan Ardi untuk membawa keluarganya bertemu dengan keluarga Rayana. Kebetulan memang sekolah Rayana libur pada hari sabtu.
Rayana ikut sibuk membantu mamanya mempersiapkan jamuan makan malam dengan keluarga Ardi. Kini Rayana sudah sedikit berubah. Tak lagi mengacuhkan mamanya. Bahkan ia ikut serta membantu mamanya yang sibuk di dapur.
Hati Indi senang karena putrinya yang dulu ceria, rajin dan lembut perlahan sudah kembali. Meskipun belum sepenuhnya, tapi Indi sudah bersyukur atas hal itu.
Sementara kedua saudara tirinya itu, Bella dan Olivia, mengurung diri di kamar. Tak sedikit pun meluangkan waktu untuk membantu Indi. Sedangkan Reynhard tak tau pergi kemana. Sudah tiga jam nggak kembali pada hal hanya membeli beberapa minuman untuk jamuan nanti malam.
Mau tak mau, baik Rayana, mama Indi dan juga bibi Hanum harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan semuanya.
Malam pun tiba. Keluarga Ardi akhirnya datang setelah Rayana menunggu selama lima belas menit di depan rumahnya. Ia langsung mencium tangan nenek Ardi dan memeluknya erat. Kemudian ia menyapa kakek Ardi dengan ramah. Lalu ia menyalami dan mencium tangan kakek itu.
"Maaf, ya. Kami terlambat. Tadi macet di jalan." ungkap Ardi.
"Nggak apa-apa. Lagian nggak lama kok nunggunya." jawab Rayana enteng.
"Yuk masuk kek, nek." ucap Rayana sopan dengan menundukkan kepalanya mempersilahkan tamunya itu masuk ke dalam rumahnya.
Mereka masuk ke dalam rumah itu, Rayana menggandeng tangan nenek Ardi. Sementara Ardi mengikuti mereka dari belakang.
"Eh, bapak dan ibu sudah datang." sahut Indi. Ia langsung menghampiri kakek dan nenek Ardi dengan ramah, lalu mencium tangan kakek dan nenek.
"Bagaimana kabar kamu, Indi?" tanya nenek Ardi.
"Sehat, bu. Ibu bagaimana? Sudah bagaimana kakinya?" tanya Indi melirik kaki nenek Ardi.
"Sudah semakin baik, Indi. Ini semua berkat kamu. Terimakasih, ya." ucap nenek Ardi tersenyum tulus.
Reynhard, Bella dan Olivia hanya bisa melongo melihat keakraban Indi dengan keluarga Ardi.
Wajah mereka menunjukkan kalau mereka sangat bosan dengan acara ini.
Tapi, mau tak mau Bella dan Olivia harus menyaksikan acara ini untuk memastikan bahwa Rayana akan resmi menikah dan keluar dari rumah ini beserta dengan mamanya.
Lain halnya dengan Reynhard. Ia ingin agar Rayana tetap tinggal di rumah ini bersama dengan mereka. Ia belum merelakan Rayana pergi dan menikah dengan Ardi.
"Silakan duduk, bu, pak!" ucap Indi kepada nenek dan kakek ramah.
Rayana menarik kursi untuk kakek dan nenek Ardi agar mereka bisa duduk.
Sekarang mereka sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati jamuan malam yang sudah disiapkan oleh tuan rumah.
"Buatku, mana? Kok kursiku nggak ditarik juga?" bisik Ardi di telinga Rayana.
Rayana tersipu malu. Pipinya memerah bak kepiting rebus. Tapi ia tak menghiraukan Ardi. Ia membiarkan Ardi sendiri yang melakukan untuk dirinya sendiri. Ia malu melakukannya di depan kakek Ardi, nenek Ardi bahkan mama Indi.
Ia langsung duduk di samping mama Indi dan membantu mama Indi menghidangkan makanan bagi kakek dan nenek Ardi.
"Selamat menikmati, bapak, ibu dan nak Ardi. Maaf hanya ini yang bisa kami hidangkan." ucap mama Indi tersenyum.
"Terimakasih atas jamuannya Indi. Semoga keluarga kita semakin dekat ya." jawab nenek Ardi. Kakek Ardi tersenyum setuju dengan ucapan nenek Ardi.
Mereka mulai menyantap makanan yang ada di piring masing-masing. Tak ada suara yang terdengar di ruang makan itu kecuali suara sendok yang beradu dengan piring. Namun Bella dan Olivia saling pandang, sepertinya mereka berbicara satu sama lain lewat tatapan mata.
"Aku udah kenyang. Aku duluan ya," ucap Bella dan langsung meninggalkan mereka semua.
"Aku juga udah kenyang. Silakan kalian lanjutkan!" ungkap Olivia dengan cetus lalu ia beranjak meninggalkan mereka mengikuti Bella.
"Maafkan anak saya, ya kek, nek. Mungkin mereka sedang ada tugas makanya mereka buru-buru pergi," ucap Indi menyembunyikan sikap buruk anak-anaknya itu.
"Namanya juga anak-anak Indi. Biasa itu," sahut kakek Ardi.
Mereka kembali melanjutkan makannya yang sempat terhenti karena kepergian Bella dan Olivia.
Reynhard dari tadi tidak berkutik. Ia masih sibuk dengan pikirannya mencari cara agar Rayana dan Ardi gagal menikah. Tapi ia masih belum menemukan solusinya. Pikirannya buntu di saat terdesak seperti ini. Ia pun tak bergairah untuk melanjutkan makannya. Ia hanya membolak-balik kan nasi yang ada di piringnya itu dengan sendoknya.
Indi melihat Reynhard dengan penuh tanya. Ia tau kalau suaminya itu sedang dalam keadaan tidak mood. Tapi ia mengacuhkannya dulu. Ia lebih fokus kepada tamunya itu. Soal urusan Reynhard nanti-nanti juga masih bisa.
Ia takut menimbulkan masalah jika sampai ia mempermasalahkan wajah murung suaminya itu. Yang penting Reynhard sudah mau bergabung dan tak membuat keributan. Senggaknya Indi bisa tenang walau sesaat.
"Jadi begini pak, bu. Maaf bila saya tak memberitahu terlebih dahulu. Maksud saya untuk mengundang bapak dan ibu ke sini adalah agar..."
Indi menghentikan sebentar ucapannya. Ia melirik Rayana. Rayana memberi kode dengan anggukan di kepalanya.
"Agar bapak dan juga ibu mau merestui pernikahan putri saya Rayana dan Ardian," ucap Indi pasti dan lancar.
"Apa? Menikahkan Ray dan Ardi?" tanya nenek Ardi kaget.
"Maksud kamu Indi, mau menikahkan mereka dengan usia yang masih belia begini?" tanya kakek Ardi tak kalah kaget.
"Iya, pak, bu."
Ardian juga terkejut dengan ucapan mama Indi. Ia melirik Rayana dan mama Indi secara bergantian.
Sengaja Rayana tak memberi tahu maksud dan tujuan mereka mengundang Ardi dan keluarganya, agar ia bisa melihat secara langsung reaksi mereka terhadap ide mamanya itu.
"Tapi, tante. Raya kan masih sekolah. Mana mungkin saya bisa menikah dengannya," ucap Ardi masih belum percaya.
"Untuk masalah itu, biar tante yang urus. Yang penting kamu setuju. Gimana?" tanya Indi lagi.
"Eeee, gimana ya tante. Eeee, aku, aku masih belum siap...." sahut Ardi meragu.
"Apa yang belum siap?" potong mama Indi.
"Aku belum siap berumah tangga tante, dan aku juga belum pengalaman."
"Memangnya kamu kira butuh pengalaman apa dalam menikah? Kamu mau menikah berapa kali untuk dapat pengalaman?" tanya mama Indi.
"Bu, bukan gitu tante. Hanya saja aku belum siap memulai biduk rumah tangga. Aku takut nanti kami berantam terus. Akhirnya pisah hanya karena masalah sepele. Aku belum siap untuk itu tante," sambung Ardi.
"Belajar di situnya nanti kalian itu nak Ardi. Yang penting kamu mau menerima putri saya dalam keadaan apa pun. Terutama dengan sikapnya yang berubah ubah tak menentu."
"Aku mau menerima kekurangan Raya tante, karena aku juga mencintai putri tante makanya kami sampai sekarang masih bertahan," ucap Ardi lagi.
Sangat jarang Ardi mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Bahkan Rayana sendiri, kedua kali ini ia mendengar itu lagi. Selama ini Ardi lebih banyak cuek dan dingin kepadanya.
"Jadi bagaimana? Kamu mau?" tembak Indi lugas kepada Ardi.
Rayana, nenek dan kakek dengan seksama mendengarkan ucapan mama Indi dan Ardi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Rozh
Sweetnya... Ardi, memang tipe Kak Rozh sekali🤗 Dingin, dan jarang sekali mengungkatkan perasaan🤧
Mau uni jadikan selir, eh tapi udah milik Rayana, Gimana dong😬😬😬
Rayan, kasih tips dong, biar Uni dapat yang seperti Arsi aja, kali aja Uni bisa kasih saran sama Rosalinda Tanjung🤧🤧
2021-02-08
0
BELVA
dpt salam ka dari
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-02-02
1
Atika Mustika
Aku selalu mendukung mu. Semoga sukses selalu thor.
2021-01-29
1