Isi perjanjian Javier Alexander dan Alea Marwah ya Readers.
Yang Bertanda Tangan di Bawah ini.
Pihak I. : Javier Alexander. Umur 30 Tahun.
Pihak II. : Alea Marwah. Umur 23 Tahun.
Pihak kedua tidak boleh menentang keinginan pihak pertama. Jika menentang maka pihak pertama berhak melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya sendiri.
Pihak kedua tidak boleh mengikut campur urusan pihak pertama.
Pihak pertama akan memberikan kompensasi selayaknya pada pihak kedua.
Surat perjanjian ini suatu waktu bisa berubah sesuai keinginan Pihak pertama tanpa adanya pengecualian.
Demikian surat ini. Dan di setujui oleh kedua belah pihak tanpa adanya paksaan. Terimakasih.
******
Pasca kesepakatan yang di setujui oleh Javier dan Alea, mereka pun pergi ke rumah orang tua Javier. Dalam perjalanan tidak ada yang saling bicara, keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
'Bagaimana aku harus bertemu dengan orang tua pria ini, dan lagi aku belum pernah bertemu mereka sebelumnya. Ah, Alex. Andai saja kamu yang mengajakku menikah maka akan aku berikan hatiku sepenuhnya untukmu'. Gumam Alea dalam hati.
'Semoga saja Mami menyukai wanita mata Empat ini, jika tidak Mami akan menjodohkan ku lagi'. Gumam Javier dalam hati.
Hening...
Hingga,
"Hufffff---". Tarikan napas Alea yang cukup keras membuat Javier menoleh kearahnya dengan kening berkerut.
"Apa kamu gugup?. Kamu tenang saja, Mami tidak akan menelanmu mentah-mentah, paling tunggu dulu sampai kamu matang baru di telan". Tutur Javier berusaha menenangkan Alea yang wajahnya mulai pucat.
"Haha, lucu sekali!. Apakah anda sedang berusaha menghibur ku?. Tapi sayangnya usaha Anda ini gak lucu tau gak". balas Alea dengan wajah kesalnya.
"Kalau kamu gelisah, lihat saja wajahku ini. Karena wajahku bisa meneduhkan siapa saja". Balas Javier sambil menaik turunkan alisnya. membuat Alea memutar bola matanya merasa jengah dengan tingkah bosnya itu.
'Ck, kenapa dia sangat percaya diri sekali'. Gumam Alea dalam hati.
"Lalu mengapa wajah Bapak tidak Anda gunakan untuk menebar pesona pada wanita lain agar anda bisa menikah yang sesungguhnya?". Telak Alea yang sampai mendapatkan tatapan tajam dari pria di sampingnya itu. Javier menginjak pedal rem secara tiba-tiba.
Kik....
"Apa Bapak mau membunuh saya?". Tanya Alea dengan amarah, wajahnya pucat pasih. Dia seperti kehilangan darah.
"Dengar Alea, jangan pernah bertanya mengenai privasi ku. Apa kamu tidak benar-benar membaca setiap poin dari kesepakatan kita?". Bentak Javier pada Alea dengan mengeratkan rahangnya, di ikuti dengan anggukan kepala Alea. Javier kembali melajukan mobilnya hingga tidak ada lagi percakapan di antara mereka.
'Mengapa dia jadi marah? Aku kan cuma membalas perkataannya saja. Dasar kura-kura'. Cibir Alea dalam hati.
*******
Kini mobil Javier sudah sampai di area parkiran rumahnya. Alea membuka pintu mobil dan mulai mengikuti Javier untuk memasuki rumah mewah yang berlantai tiga itu. Rumah bernuansa Eropa dengan ornamen indah. Halaman rumah itu sangatlah luas, bahkan memiliki banyak bunga di taman itu.
Kini Javier dan Alea memasuki rumah mewah itu dan di sambut dengan pelayan yang menundukan kepalanya.
"Bi Asih, Mami mana?". Tanya Javier pada asiten rumah tangga yang hampir seumuran dengan Maminya itu.
"Nyonya sedang di kamarnya Tuan". Jawab Bi Asih.
"Baiklah Bi. Tolong siapkan minuman buat tamu saya. Saya mau ke kamar Mami dulu". Titah Javier.
"Baik Tuan". Bi Asih kemudian mengajak Alea ke ruang keluarga, sedangkan Javier menuju kamar Maminya.
Tok... Tok... Tok...
CEKLEK...
Pintu kamar Mami Javier terbuka.
"Mami". Sapa Javier membuat wanita paruh baya itu terkejut.
"Javier, kok kamu sudah pulang nak?. Apa kamu sedang tidak ada kerjaan sayang?". Mami Javier merasa heran dengan putranya itu, karena waktu yang masih terbilang pagi namun putranya itu sudah berada di rumah. Situasi yang sangat langkah.
"Aku membawa calon menantu Mami, sekarang dia ada di bawah".
"Benarkah?". Tanya Mami Javier.
"Kamu tidak sedang bercanda kan sayang?" sambungnya.
"Kapan sih Javier becanda untuk urusan ini Mi?". Javier meyakinkan Maminya sembari mencubit hidung wanita yang telah melahirkannya itu.
"Ayo kita temui dia, jangan biarkan dia menunggu terlalu lama". Mami Javier beranjak dari tempat tidurnya dengan perasaan bahagia. Wanita itu menuruni anak tangga yang terbuat dari marmer berwarna gold dengan langkah cepat. Rupanya dia sangat menantikan momen ini. Dulu dia sangat berharap banyak pada hubungan Airin dan Javier, tapi nyatanya hubungan itu harus berakhir dengan penghianatan dan perpisahan.
******
Di ruang keluarga, Alea sedang menikmati minuman yang di suguhkan oleh Bi Asih lima belas menit yang lalu. Entah sudah berapa kali dia meremas jarinya guna menghilangkan rasa gugup. Dia sadar betul jika pernikahan ini hanyalah sebatas kontrak saja, tapi pertemuan dirinya dengan orang tua Javier bukanlah sebuah perjanjian bukan?.
"Ehem,". Suara deheman mengagetkan Alea dari lamunannya. Dia melihat wanita paruh baya sedang tersenyum manis padanya. Alea menelan slavinya dengan susah payah. Apakah wanita paruh baya ini Mami Tuan Javier?. Pikirnya.
"Hallo sayang, siapa nama kamu nak?". Tanya Mami Javier sebelum melepas pelukan hangatnya pada Alea.
"Alea Tante". Jawab Alea dengan gugup.
"Kamu sangat cantik dan manis sayang. Javier kenapa kamu menyembunyikan Wanita cantik ini dari Mami". Tanya Mami Javier sambil menoleh pada Javier yang masih larut dalam lamunannya.
'*Kenapa Mami mengatakan wanita itu cantik?. Apa mata Mami sudah rabun kali ya?. Ada-ada saja. Tapi sukurlah kalo Mami suka sama Alea, itu artinya aku tidak perlu susah payah mencari wanita lainnya lagi. lagi pula Alea sudah setuju dengan kesepakatan pernikahan ini*'. Tutur Javier dalam hati.
"Javier, apa kamu mendengarkan Mami?". Suara wanita paruh baya itu menghentakkan lamunan Javier.
"Ah, ia Mi. Javier sibuk Mi. Kan Mami tau sendiri Javier itu seorang pengusaha sukses yang sebentar lagi akan merambah ke mancanegara". Tutur Javier dengan angkuhnya membuat asam lambung Alea kambuh alias ingin muntah.😄
"Is, anak ini. Sayang maafkan anak Mami ya. Dia memang kadang menyebalkan. Tapi aslinya baik kok". Jelas wanita itu sambil mengusap pipi Alea dengan sayang.
"Hehe, iya Tan". Alea tersenyum canggung pada mami Javier yang mengatakan putranya itu baik.
'Ais, baik apanya. Baik marah-marahnya ia'. Gumam Alea dalam hati.
"Baiklah sayang, kamu bisa masak gak?". Tanya Mami Javier dan di anggukan oleh Alea, untung saja Alea selalu melihat Mamanya memasak. Meskipun dia sangat jarang membantu tapi paling tidak dia mengetahui dasarnya.
Alea dan Mami Javier beranjak menuju dapur meninggalkan Javier yang memasang wajah datarnya di ruang keluarga. Dalam hitungan menit hubungan Alea dan Mami Javier sudah sangat akrab. Kedua wanita bedah generasi itu bahkan sudah tidak merasa canggung lagi, terutama Alea. Alea merasa bersyukur, paling tidak dia diterima dalam keluarga Javier. Meskipun pernikahan yang akan terjadi hanyalah sebuah kesepakatan, dan suatu saat dia akan meninggalkan keluarga itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
**TBC.
Hai Redears. Babang tamvan kembali lagi ya. Jangan lupa vote dan likenya. Beri sedikit trip juga untuk mendukung Author dan Babang tamvan. Terimakasih.😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sri Wahyuti
Lanjut thoor
2021-03-03
1
Dini Anjani
masa lupa..trus masa ga kenal kalo laki" paruh baya itu adalah ayahnya, knp alea harus takut dan mengatakan kalo itu ayahnya,, ga masuk akal
2021-01-24
1
A.0122
kesepakatan yg ga adil karna merugikan alea
2020-12-01
1