Di sebuah Restoran Deluxe.
Javier dan Alea sedang menikmati makan siang bersama Pak Handoko sebelum melanjutkan pembahasan mengenai proyek yang di tawarkan oleh Pak Handoko. Proyek yang akan mengantarkan Javier terkenal sampai dunia Internasional. Pak Handoko di kenal sebagai seorang pengusaha sukses, Dirinya selalu menanamkan saham di setiap perusahaan-perusahaan yang akan mengepakan sayapnya hingga ke luar negeri. Dan dia dengan senang hati akan membantu orang itu, karena dalam bisnis seperti ini akan sangat menguntungkan dirinya, dan tentu saja akan menambah pundi-pundi dolar miliknya.
"Jadi Tuan Handoko, bagaimana menurut Tuan dengan Proposal yang kami ajukan? apakah Tuan tertarik bekerjasama dengan perusahaan kami?". Tanya Javier setelah beberapa saat meletakan sendok makan miliknya lalu beralih pada air putih untuk di minumnya. Sementara Alea masih diam berusaha mendengarkan apa keputusan dari klien bosnya itu sambil memakan makanannya.
"Ehem, saya pikir ada beberapa nominal yang harus Anda koreksi Tuan Javier. Saya rasa Anda sudah paham akan maksud saya". Jawab Pak Hondoko sambil memotong daging miliknya dengan pisau.
"Kalau menurut Tuan nominal yang saya tawarkan sangatlah kurang, lalu bagaimana dengan perusahaan X yang justru menawarkan Anda di bawah rata-rata, bukankah tawaran saya lebih menguntungkan di bandingkan dari perusahaan X?. Dan ya, saya menyukai cara Tuan dalam menginvestasikan saham, tapi bukankah akan tampak serakah jika jumlahnya harus saya naikkan lagi?". Tutur Javier mencoba untuk bernegosiasi. Pak Handoko memang terkenal dengan tangan dinginnya dalam berbisnis. Sudah bukan rahasia lagi jika dia selalu sukses setiap kali seorang Pengusaha bekerjasama dengan dirinya. Namun Javier bukanlah orang baru dalam dunia bisnis, dia memang ingin melebarkan sayap bisnisnya hingga ke mancanegara, namun dia tidak ingin menelan mentah-mentah kerjasama yang akan menjatuhkan diri dan perusahaan yang di bangunnya dengan susah payah.
"Hahaha, ternyata Anda sangat cerdas anak mudah. Aku pikir tidaklah bijak jika harus membandingkan dengan perusahaan kecil seperti perusahaan X itu, bukankah perusahaan milik Anda termasuk perusahaan yang patut di perhitungkan dan masuk dalam jajaran perusahaan besar dan sukses?. Bukankah itu tawaran yang wajar Tuan Javier Alexander?". Tutur Pak Handoko yang masih tetap dengan pendiriannya.
Javier tampak memijit pelipisnya, dia berpikir sejenak,
"Mohon maaf Tuan Handoko, jika keberatan saya ingin menjelaskan beberapa hal yang mungkin akan membuat anda tertarik dan berubah pikiran". Kali ini Alea berbicara, dia tau betul bagaimana perasaan Javier saat ini.
"Baiklah Nona, sepertinya Anda memiliki ide brilian". Jawab Pak Hondoko, dia memberikan Alea kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi miliknya dan melipat tangan ke dadanya.
"Seperti yang Tuan ketahui bahwa saham yang akan Tuan tanamkan pada kami sebesar 35%, sedangkan 65% itu berasal dari perusahaan kami, apa saya benar Tuan Handoko?". Tanya Alea sambil tersenyum penuh maksud.
"Ya, betul. Lalu?".
"Jika Tuan menginginkan jumlah yang melebihi kapasitas dari saham yang Tuan tanam jelas saja akan merugikan pihak kami, mengingat hasil sebesar 100% jika harus di bagi sama rata itu berarti kami tidak akan mendapatkan apa-apa, harusnya Tuan mendapatkan seperempat dari proyek ini, dan itu bukanlah nominal yang kecil. Jika kami membagi secara fivetee-fivee itu artinya kami hanya mendapatkan 30% dari hasil, dan bukankah kami yang harus memenuhi segala kebutuhan proyek ini, sedangkan Tuan hanya menerima bersih saja. Bukankah Tuan lebih paham di bandingkan kami, apa saya betul Tuan Handoko Wiraguna?". Terang Alea panjang lebar hingga Pak Handoko merasa tertegun dengan penjelasan Alea, sementara Javier tidak berkutik sama sekali, pandangannya masih fokus pada Alea. Dia merasa kagum dengan penjelasan Alea saat ini.
"Hahahaha. Ternyata kamu sangat cerdas Nona Alea. Saya pikir saya bisa mengelabui Anda Tuan Javier, ternyata Anda memiliki sekretaris yang cukup kritis. Sebenarnya saya hanya menguji Anda Tuan Javier, sampai dimana kemampuan bisnis Anda, ternyata bahkan Anda memiliki seseorang yang sangat cerdas dan berkompeten seperti Nona Alea, lalu mengapa saya harus meragukan Anda?". Jawab Pak Handoko santai dengan senyuman.
"Itu artinya Tuan menerima tawaran kami?". Tanya Javier antuasias.
"Bukankah sudah jelas Tuan Javier?. Dimana saya harus tanda tangan?".
"Disini Tuan". Javier menyerahkan map berwarna merah pada Pak Handoko, map yang bersisi surat perjanjian kerjasama. Javier tampak bahagia karena dia akan memiliki kesempatan untuk melebarkan sayap bisnisnya ke mancanegara.
******
Javier tak henti-hentinya melihat tanda tangan Pak Handoko yang sejak lima belas menit yang lalu meninggalkan dirinya dan juga sekretarisnya di Restoran.
"Apa Tanda tangan Tuan Handoko sangat indah sampai mata Bapak tidak berkedip begitu? Atau Bapak berencana ingin menyontek Tanda tangan Pak Handoko?". Tanya Alea yang menyadarkan Javier dari lamunannya.
"Apa kau tau Alea? Aku akan memiliki kesempatan untuk melebarkan sayap Bisnisku ke mancanegara. Aku akan menyingkirkan orang-orang yang berusaha untuk menjatuhkan ku". Javier berbicara sambil menatap kedepan dengan mengepalkan tangannya.
"Dan ini berkatmu Nona Alea Marwah, Terimakasih". Lanjut Javier membuat Alea tertegun. Bagaimana tidak, baru kali ini Alea melihat ketulusan di mata Javier dan baru kali ini juga Javier menyebut nama Alea dengan benar. Selama ini Javier selalu saja memanggil dirinya dengan 'Empat Mata dan Bety leave'. Kalaupun dia menyebut namanya maka itu selalu dalam keadaan marah.
"Ah, sama-sama Pak". Jawab Alea sambil tersenyum canggung dan berusaha melepaskan pegangan tangan Javier.
"Ehem, maafkan aku. Aku terlalu bahagia untuk ini. Kamu jangan percaya diri dulu Empat mata, ini bukanlah apa-apa, aku yang memenangkan proyek ini, dan kamu hanya melengkapinya saja". Sanggah Javier dengan wajah angkuhnya membuat senyuman yang tadinya merekah di bibir Alea tiba-tiba meredup. Di pikirnya Javier benar-benar tulus berterimakasih padanya dan tidak akan memanggilnya Empat mata lagi, tapi ternyata dugaannya salah. Bosnya itu masih saja angkuh.
'Hah, aku pikir dia sudah berubah, tapi ternyata sama saja. Dasar bos kura-kura'. Gerutu Alea dalam hati.
"Ya.. Ya.. Ya.. Saya hanyalah figuran disini Pak". Alea menjawab dengan suara malas.
'Hm, Emang enak kamu Alea aku kerjain?. Tapi aku benar-benar tulus berterimakasih padamu'. Javier berkata dalam hati merasa bersyukur pada Alea hari ini. karena Alea sudah membantunya memenangkan proyek besar yang sudah di impikan selama bertahun-tahun, hanya saja dia terlalu gengsi untuk mengakui kehebatan sekretarisnya itu. Javier menarik sudut bibirnya membuat senyuman disana, senyum penuh ketulusan yang tidak di sadari oleh Alea.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.
Hay Redears, dukung babang tamvan dengan vote dan likenya ya. jika kalian menyukai cerita babang tamvan Javier dan Alea silahkan jadikan favorit untuk mengetahui update ceritanya. terimakasih.😊
*Dede....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Mery Herlinda
thor saran aja... kalo memang menggunakan bahasa inggris tulis la dgn penulisan yg benar. kalo ga dgn bahasa indonesia aja. karena dr awal saya baca penulusan bahasa inggrisnya banyak yg ga sesuai..
cafe/kafe bukan cave. kalo cave artinya dah beda (gua )
trus fifty -fifty bukan fivetee-fivetee
betty lafea bukan betty leave
maaf thor saran aja tetep semangat ya... critanya bagus koq...💪💪💪
2021-01-23
3
Zhang A Yu
Betty lapea 😹
2021-01-20
2
Hera Del Piero
betty lafea thor
2020-10-31
1