Pasca insiden memalukan itu Alea menjadi lebih protek pada dirinya, acap kali ia menghindar tatapan angkuh Javier si bos kura-kura dalam istilah Alea. terkadang Alea menyebut Javier adalah teman pinguin dari benua Antartika karena sikapnya yang terlalu dingin. Namum disisi lain Javier justru merasa nyaman dengan keberadaan Alea, karna tidak butuh waktu lama Alea sudah mampu menguasai pekerjaan yang di alihkan padanya sebagai sekretaris CEO. Cuma butuh waktu seminggu Alea mampu menguasainya, karna Alea termasuk wanita yang cerdas, bahkan dia selalu mendapat juara sejak sekolah dasar hingga kuliah nilai IPK nya mencapai 4,00.
Alea selalu menyiapkan keperluan Javier di kantor, mencatat setiap jadwal meeting bersama klien, membantu membuatkan laporan data kantor, dan membuatkan kopi serta memesankan makan siang jika bosnya itu tidak sedang ingin makan di luar.
******
Waktu terus berjalan dan sekarang sudah sebulan Alea bekerja. Semenjak Alea bekerja, dia semakin jarang untuk sarapan bersama mama dan papanya membuat kedua orang tuanya itu merasa sedikit menyesali keputusannya mengizinkan Alea kerja. Namun disisi lain mereka harus siap jika suatu saat nanti Alea harus menikah dan tinggal bersama suaminya, bukankah itu akan lebih jauh lagi? karena mereka sudah tidak tinggal serumah lagi. mengingat hal itu membuat mama Alea menitikan air mata.
"hiks...hiks...hiks..."
"loh, kok mama menangis? ada apa, em?"
Papa Alea bertanya sambil mengelus punggung wanita yang telah di nikahinya selama 28 tahun itu.
mama Alea menghapus air bening yang menggenang di pipinya,
"mama cuma merasa sedih karena semenjak Alea kerja dia jarang sekali kumpul sama kita pa, hiks...hiks..."
Suami istri itu saling berpelukan seolah merasa kehilangan akan putri semata wayangnya.
"ma, ini sudah keputusan yang tepat buat Alea. dia menjadi mandiri. bukannya bagus kalo kerja? itu akan menambah pengalamannya"
Sejenak papa Alea melepaskan pelukannya dan menghapus air mata istri tercintanya itu, dan melanjutkan kalimatnya,
"bagaimana jika Alea menikah nanti? pasti dia akan semakin jauh dari kita karna dia harus tinggal bersama suaminya, anggap saja ini adalah edukasi untuk orang tua supaya belajar melepaskan anaknya suatu saat nanti. sekarang dia masih tinggal serumah dengan kita, bahkan kita Masi bisa melihat dia di pagi hari, tapi bagaimana jika dia sudah menikah? pasti akan sulit untuk bertemu karena suaminya akan menjadi prioritas utamanya".
Cakap papa Alea panjang lebar hingga membuat wanita paruh baya itu merasa tenang dan tersenyum pada suaminya. ada rasa tenang dan takut kehilangan dalam hati mama Alea, tapi dia berusaha untuk menepisnya.
"papa benar, mungkin karena Alea cuma sendiri, andai saja Arka tidak lebih dulu pergi, mungkin saja, hiks...hiks...hiks...".
Mama Alea tidak melanjutkan kalimatnya, dia menangis mengingat kakak Alea yang bernama Arka yang meninggal akibat radang paru-paru.
"hus, mama gak boleh ngomong kaya gitu. Arka sudah tenang disana..jangan perberat langkahnya disana dengan menangis".
Papa Alea terus berusaha menenangkan istrinya itu. dan wanita paruh baya itu menganggukan kepalanya dan memeluk erat suaminya, baginya pelukan suaminya adalah obat penenang yang ampuh.
*******
Sedangkan di tempat lain tepatnya di kantor, Alea masih berkutat dengan pekerjaan yang di berikan oleh Javier. Javier sengaja menyuruh Alea mengerjakan laporan proposal yang akan di ajukan untuk menjalin kerjasama dengan klien yang akan menjadi rekan kerjanya. Karna Alea selalu mampu meyakinkan klien untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan yang telah di bangunnya dari titik nol itu hingga kini berkembang pesat sampai ke luar kota.
*****
"ini laporan yang bapak minta, bapak tinggal menandatangani laporan itu".
Terang Alea pada Javier.
"apa jadwal saya hari ini?"
"jadwal bapak, jam 10.00 ada meeting dengan klien yang dari kota K, jam 12.30 makan siang bersama pak Handoko untuk membahas mengenai perkembangan cabang perusahaan di kota B".
Jelas Alea panjang lebar.
"baik, nanti kamu temani saya selama saya ada pertemuan dan makan siang juga".
Jawab Javier sambil terus menatap laptop di hadapannya tanpa melihat Alea.
"baik pak, permisi".
"tunggu!"
Javier menghentikan Alea,
"ia pak?"
"ingat, jangan pakai kemeja yang kedodoran"
Javier berbicara dengan santainya seperti tidak memiliki beban membuat Alea berdengus kesal.
"ck, bilang saja kalo bapak penasaran, huh dasar!".
Alea bergumam dalam hati sambil melihat Javier dengan sudut matanya yang tajam, ingin rasanya dia menelan mentah-mentah bos kura-kuranya itu.
"dasar bos kura-kura!" Cibir Alea pelan namun masih bisa di dengar oleh Javier. Javier tau bahwa Alea sangat kesal dengan ucapannya barusan, karna semenjak insiden memalukan itu Javier selalu saja memojokkan Alea dengan berdalih bahwa Alea adalah wanita teledor setengah dewa.
"ya... ya... sekretaris empat mata".
Jawab santai Javier yang masih setia dengan benda berukuran empat belas inci di depannya itu membuat Alea memasang wajah marah,.kentara sekali dari urat wajahnya yang bermunculan.
Alea menghentakkan kakinya dan berlalu pergi meninggalkan bosnya yang mengesalkan itu, membuat Javier menarik salah satu sudut bibirnya membuat senyum kemenangan disana.
******
Tepat jam 10.00 Javier sudah berada di restoran Jepang sesuai permintaan dari klien yang akan di temuinya. Alea menemani Javier dan duduk berada di samping bosnya itu.
Alea mengambil alih tugas Javier untuk menjelaskan secara detail laporan proposal yang di ajukan membuat klien merasa puas dengan penjelasan Alea dan seketika menerima kerjasama dengan perusahaan Javier.
Kini Javier mengulurkan tangannya sebagai ucapan terimakasih karena kliennya itu menerima kerjasama yang di ajukan oleh Javier.
"terimakasih atas kerjasamanya tuan Andika"
Andika yang merupakan rekan bisnis Javier itu menerima uluran tangan Javier.
"sama-sama tuan Javier Alexander, semoga hari anda menyenangkan".
Andika mengalihkan pandangannya dan beralih melihat Alea yang sedari tadi diam menyaksikan dua orang hebat itu. dan melepaskan tangan Javier untuk menyalami Alea,
"dan nona...?
"Alea".
Alea menerima uluran tangan Andika sambil tersenyum ramah, tapi Andika justru mengeratkan genggaman tangannya pada Alea, membuat Alea menarik tangannya.
"permisi, saya mau ke toilet pak".
Izin Alea, dia sengaja meninggalkan dua lelaki itu. Karna dia merasa canggung dengan tatapan Andika yang tiba-tiba saja melihat dengan tatapan penuh maksud tertentu.
"tuan Javier, sekretaris anda sangat cerdas. apa dia sudah menikahi?"
Tanya Andika membuat kening Javier berkerut.
"maaf tuan Andika, saya tidak bisa memberikan informasi mengenai privasi pegawai saya".
Jawab Javier sarkatis.
"wah, sepertinya tuan sangat profesional sekali. Baiklah tuan Javier Alexander, saya permisi dulu. Oh ia, kalau anda berubah pikiran silahkan hubungi saya mengenai sekretaris anda yang cantik itu".
Andika berbicara sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Javier yang masih memasang datar.
"hm, cantik apanya sekretaris itu?
di lihat dari gedung tinggi pake sedotan iya".
Javier bergumam sendiri hingga tidak menyadari jika Alea sudah berada disampingnya.
"bapak mau sedotan?"
Tanya Alea tiba-tiba membuat Javier kaget.
"astaga Alea!, kamu mengagetkan saya saja!
ck, jangan panggil saya bapak, apa saya setua bapak kamu??"
Tiba-tiba saja Javier merasa bad mood.
"dia kenapa? dasar aneh".
.
.
.
.
.
.
.
TBC....
Jangan lupa vote likenya ya. mohon beri komentar.😊
*Dede....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sri Wahyuti
Ha ha.. Biasalah orang didekat malah ndak tau klau disampingnya sempurna
2021-03-03
1
مي زين الش
hahhahah... kompak ya
2021-02-12
1
Umrah Aries
🤣🤣🤣 sedotan
2021-01-23
2