Alea berjalan dengan langkah tergopoh-gopoh karena dia harus menyelesaikan pekerjaan yang di berikan oleh bosnya semalam lewat Email, dan sialnya Alea membaca Email itu di saat menjelang pagi. Dia berupaya datang ke kantor pukul 07.00 agar kerjaan itu bisa di selesaikan sebelum bosnya datang, tapi karena Taxi online yang di pesan mendadak mogok di tengah jalan maka dia harus menunggu Taxi lainnya, itu artinya Alea harus merelakan waktunya untuk menunggu Taxi berikutnya.
******
Sementara di tempat lain yaitu di ruangan Javier, dia mengetu-ngetuk pena pada meja kerjanya sambil menatap laptop miliknya. Javier merasa ada yang aneh dengan laporan keuangan pada cabang perusahaannya yang terletak di kota B. Sejenak Javier melihat benda kecil yang bermerek Rolex melingkar di lengan tangan kokohnya itu guna melihat waktu, ternyata sudah menunjukan pukul 08.45. Dia mengambil benda pipih yang berada di saku celananya untuk menelpon Alex sahabatnya sekaligus bawahannya yang bertugas sebagai Manager keuangan di perusahaan yang di tempatnya saat ini. Javier lebih memilih kedua sahabatnya sebagai orang-orang kepercayaannya, mereka di tempatkan pada posisi yang penting. Andre kepala HRD dan Alex Manager keuangan. ketiganya berteman sejak kuliah.
Tut... Tut... Tut...
"Halo Vir". Jawab Alex.
"Lex, ke ruangan saya sekarang jangan lupa ajak sama Andre". Titah Javier.
"Ok". Tanpa berpikir panjang Alex menelpon Andre, dan sepuluh menit kemudian mereka sudah berada di ruangan bos sekaligus sahabat mereka itu.
"Ada apa". Tanya Alex sambil berjalan menuju kursi sofa dalam ruang kerja Javier.
"Coba deh kamu lihat data ini, sepertinya terjadi kekeliruan. Apa kamu bisa menemukan kejanggalan pada data ini?". Tanya Javier pada Alex yang merupakan Manager keuangan, jadi dia lebih tau kesalahan dalam data itu. Namun belum sempat Alex menjelaskan pada Javier, pintu ruangan Javier telah di buka oleh wanita yang sedang bernapas dengan terengah-engah, dia adalah Alea.
"Maaf pak, saya terlambat". Ucap Alea sambil membetulkan posisi kacamatanya.
"Apa kamu terlalu enak dengan tidur panjangmu sampai kamu lupa dengan waktu kerjamu?. Ini sudah jam brapa Alea? kenapa kamu baru datang jam segini?. Apa kamu tidak membaca Email saya semalam?". Tanya Javier secara beruntun membuat kedua sahabat sekaligus bawahannya itu saling memandang. Mereka merasa heran dengan yang di lakukan Javier barusan. Bagaimana tidak, selama ini Javier sangat hemat bicara bahkan terbilang sangat dingin, dia tidak pernah semarah saat ini ketika mantan sekretarisnya dulu melakukan kesalahan. Tapi semenjak Alea menjadi sekretarisnya, Javier menjadi lebih emosional bahkan uring-uringan ketika Alea terlambat masuk kerja.
"Maaf pak, tadi Taxi yang saya tumpangi mogok, jadi saya harus menunggu Taxi lainnya untuk sampai ke kantor ini pak". Jawab Alea dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Karena Javier menegurnya dengan nada suara yang meninggi, sementara dalam ruangan itu ada dua orang pria yang selalu bersikap ramah padanya.
"Vir, sudahlah. Dia juga gak sengaja kok. Lebih baik kita selesaikan yang ini dulu". Andre berusaha meredam kekesalan Javier yang sudah nampak di ubun-ubun itu.
"Baiklah, kali ini kamu saya maafkan. Selesaikan tugas yang saya kirim semalam, setelah itu antarkan kesini". Titah Javier dengan suara yang mulai melunak.
"Baik pak, permisi". Alea berlalu pergi menuju meja kerjanya dengan lega. Alea berada satu ruangan dengan Javier mereka hanya di batasi oleh dinding kaca.
*****
Setengah jam lamanya Alex dan Andre memeriksa data yang di tunjukan oleh Javier tadi, Alex merasa ada kesalahan pada laporan keuangan yang di kirim oleh direktur cabang perusahaan di kota B.
"Vir, sebaiknya kamu memeriksa langsung deh ke cabang. Takutnya masi ada kesalahan lain yang kamu tidak tau, bisa jadi lebih dari ini". Alex memberi saran pada sahabatnya itu.
"Ia bener Vir, gue rasa ini sudah berlangsung lama. Laporan keuangan sangat janggal, gak sesuai data. Jika memang demikian, harusnya keuntungan yang di raih bukan hanya 35% tapi 75% mengingat banyaknya dana yang di keluarkan pada proyek ini". sambung Andre.
"Baiklah, aku akan kesana bersama Alea. Tolong kalian tangani proyek disini, aku akan berada di kota B selama dua hari". Javier berbicara sambil meraih jasnya hitam yang di letakan pada kursi kerjanya.
"Yang mau pergi sama sekretaris ini kok gercep (gerakan cepat) banget sih? atau jangan-jangan...." Andre menggantungkan kalimatnya sambil menatap Javier penuh selidik.
"Jangan-jangan?". Javier menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menatap bingung kedua sahabatnya itu. Andre dan Alex saling menatap sambil tersenyum penuh maksud.
"Lo gak lagi baper kan sama sekretaris lo itu?". Tanya Andre sambil tersenyum sedangkan Alex menaik turunkan alisnya,
"Apaan si kalian? ngapain juga baper sama sekretaris mata empat itu?". Jawab Javier secara sarkatis.
"Jangan salah ucap deh, ntar malaikat lewat dan membuat lo jadi bucin". Jawab Alex dengan senyum mengejek.
"Masih ngomong lagi gue pecat kalian, ingat aku ini bos kalian!". Javier menunjukkan wajah angkuhnya membuat kedua sahabatnya itu memutar bola matanya merasa jengah dengan sikap Javier.
"Iya bos. Mana berani kami sama bos, ntar gue ke club gak ada yang bayarin lagi". Jawab Andre dengan wajah memelas yang di buat-buat.
"Apalah daya kami yang hanya rakyat jelata ini". sambung Alex membuat ketiganya tertawa bersama.
"Aku berangkat dulu. Tolong pesanan dua tiket". Titah Javier setelah puas tertawa bersama kedua sahabat karibnya itu.
"Siap bos". Jawab Andre dan Alex bersamaan.
******
Sementara di meja kerjanya Alea masi fokus dengan tugas yang di berikan oleh Javier hingga dia tidak menyadari bahwa bos yang sering membuatnya kesal itu sudah berada di hadapannya.
"Persiapkan dirimu untuk ikut bersamaku ke kota B. Aku tunggu lima menit dari sekarang". Titah Javier dengan nada yang tidak ingin di bantah, namun bukannya mengikuti instruksi Javier, Alea justru melanjutkan kerjaanya membuat kening Javier berkerut.
"Apa saya harus menggendong kamu sampai ke bandara supaya kamu mengikuti ucapan ku Alea?". Suara Javier mulai meninggi membuat Alea menghentikan aktivitasnya dan menatap Javier.
"Pak, kalau saya harus bapak gendong sampai ke bandara lalu bagaimana dengan tugas yang bapak kasi ke saya ini? apa bapak juga mau menggendongnya?. Lagi pula jarak bandara dan kantor sangat jauh loh, apa bapak sanggup menggendong saya sampai kesana?. Jawab Alea dengan polosnya membuat Javier menepuk keningnya sendiri.
"Astaga Alea, apa otakmu itu geser sedikit? atau kamu tinggal di rumah?. Tentu saja jarak antara bandara dan kantor sangat jauh, makanya saya menyuruh kamu bersiap-siap, kita akan ke kota B untuk memeriksa perkembangan perusahaan disana. Biar Alex dan Andre yang melanjutkan kerjaanmu itu". Jawab Javier dengan suara yang mulai melunak, dia paham betul bagaimana watak Alea. Alea sangat cerdas dan profesional dalam kerjaannya, tapi dia selalu gagal paham dengan ucapan bosnya, sedangkan Javier ingin semua orang yang terlibat dengannya selalu memahami apa katanya tanpa harus bertanya atau menjelaskan berulang kali.
"Coba bapak bilang dari tadi, Ck". Alea merasa kesal dengan Javier yang sedari tadi membuat hatinya kesal. Javier tidak membalas perkataan Alea, dia memilih meninggalkan ruangan itu. Sementara Alea mengambil tas dan tablet yang biasa di bawa olehnya sebagai penunjang kerjaan. Sedangkan dalam ruangan Javier, Alex dan Andre hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Aku rasa bos kita itu sudah berubah. Mungkin saatnya dia membuka lembaran baru setelah kejadian lima tahun yang lalu". Ucap Alex dengan wajah tertunduk sambil memejamkan matanya.
"Lo bener Lex, gue rasa Alea orang yang tepat buat menggantikan 'Dia' dalam hidup Javier". Sambung Andre sambil mengeratkan giginya.
"Tapi kalo Javier gak mau biar buat gue aja, hehe". Lanjut Andre sambil nyengir kuda menunjukan gigi putihnya.
"Gila lo, mau di simpan di mana Naura? di garasi rumah lo?". Alex memukul kepala Andre dengan pena.
"Gue udah siapin banyak garasi di rumah gue buat cadangan. Haha". Andre menjawab Alex sambil tertawa memegang perutnya.
"Dasar Playboy cap laba-laba". Alex menggeleng kepalanya sambil tersenyum, merasa konyol dengan sahabat yang selalu menemaninya kemanapun itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.
Hai Readers tersayang. Tinggalkan komen dan likenya ya untuk mendukung babang tamvan.. Cerita babang tamvan akan update setiap hari.
Happy Reading.
*Dede....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sri Wahyuti
Tuh kan banyak yang antri ma alea
2021-03-03
2
مي زين الش
lucu" semua🤣🤣🤣🤣
2021-02-12
1
Zhang A Yu
kalo aku nyebutnya, playboy cap gajah 😹
2021-01-20
2