Waktu menunjukan pukul tujuh malam, sebenarnya Alea sudah harus pulang jam lima sore tadi, tapi javier menahannya untuk lembur. mereka harus menyelesaikan laporan keuangan yang di serahkan oleh bagian manager keuangan. Javier sangat teliti jika itu berkaitan dengan pekerjaan yang berbau uang.
Alea mengetik laporan pada laptop miliknya sambil melihat data yang berada di meja kerjanya. dia harus mencocokan jumlah anggaran yang ada, menyesuaikan pemasukan dan pengeluaran yang di gunakan perusahaan untuk mengetahui berapa persen keuntungan yang di raih setiap kali proyek kerjasama dengan klien di lakukan. Alea sangat profesional untuk urusan ini mengingat jurusannya ketika kuliah dulu adalah bisnis manajemen.
sedangkan Javier tampak memeriksa dokumen yang dari laporan keuangan cabang perusahaan yang di luar kota lainnya. hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Alea memegang perutnya yang cacingnya sudah meronta-ronta untuk di isi.
kruk... kruk...
Javier menoleh pada Alea yang mana arah suara yang di dengarnya tadi berasal dari Alea, lalu Javier mengalihkan matanya pada perut Alea, dia melihat Alea memegang perutnya, mungkin dia merasa lapar, pikirnya. Javier melihat jam dinding ternyata sudah pukul sepuluh malam.
"apakah cacing di perutmu itu sudah karaoke?"
"ha?"
"aku tanya apakah kamu lapar?"
Javier mengubah kalimatnya, dia tau jika Alea sangat lambat loading jika harus menggunakan kalimat khiasan.
"tadi bapak bilang mau karaoke?"
oh astaga Alea,, demi apapun Javier sangat enggan untuk berdebat dengannya hanya karena urusan kecil.
"sudahlah lupakan saja, aku tanya apakah kamu lapar? sebaiknya kita pesan makanan dulu nanti kita lanjut lagi".
Javier mengambil benda pipih yang di letakan di atas meja kerjanya. kali ini Alea paham jika bosnya itu akan memesan makan secara delivery.
"baik terimakasih".
Javier menutup panggilannya pada salah satu pedagang makanan online yang biasa ia gunakan jasanya.
*****
lima belas menit kemudian makanan yang di pesan oleh Javier tadi sudah sampai. Javier memberi tip pada kurir itu lalu menutup kembali pintu ruangannya.
"makanlah, nanti kamu mati kelaparan karena menahan lapar, dan aku tidak mau menjadi saksi untuk itu"
kata-kata Javier selalu saja sarkatis sukses membuat hati Alea tercubit.
"tidak bisakah anda bicara selayaknya orang normal tuan Javier Alexander?!"
Alea mulai kesal dengan sikap Javier yang menurutnya selalu semena-mena.
"kamu pikir aku tidak normal? aku bisa membuktikannya padamu kenormalan ku, lagi pula...,,
Javier menggantungkan kalimatnya sebelum melanjutkan kemudian,
" kita cuma berdua di kantor ini, apa kamu baru saja meragukan ku nona Bety lavea?"
Javier berkata sambil menyeringai membuat Alea bergidik ngeri.
"buktikan saja kenormalan bapak dengan melahap habis makanan itu, aku tidak tertarik pada Anda tuan Javier yang terhormat!".
Alea sudah merasa jengah dengan bosnya itu, tiba-tiba saja mood makannya jadi berkurang padahal dia sangat lapar.
"kau...
Javier belum sempat melanjutkan kalimatnya Alea sudah lebih dulu mengangkat tangannya pertanda bahwa dia tidak mau melanjutkan perdebatan tidak penting itu baginya.
"makanlah. aku percaya anda normal".
kata Alea singkat dan melahap makanan di depan matanya itu tanpa berbicara satu katapun. Javier juga ikut makan karena sebenarnya dia sudah merasa lapar sedari tadi, hanya saja dia mau sedikit menggoda Alea.
Mereka makan dalam diam hingga Alea menyelesaikan makannya lebih dulu.
"baiklah, ayo lanjut".
Alea bergumam sendiri untuk menyemangati dirinya setelah selesai mengisi kampung tengahnya itu. begitu juga dengan Javier, dia meraih kembali laptopnya dan meletakan di kedua pahanya untuk memeriksa laporan.
*****
pukul 00.30 Javier dan Alea menyelesaikan pekerjaan mereka. waktunya untuk pulang.
"baik nona Bety, saya akan mengantar mu pulang mengingat ini sudah tengah malam tidak ada taxi jam segini".
"tunggu, kenapa anda menyebut saya Bety? apa itu nama mantan kekasih anda? jika anda lupa nama saya adalah Alea tuan Javier".
Alea merasa kesal karena sudah dua kali Javier memanggil nama yang sangat asing di telinganya.
Javier mengidikan bahunya dengan santai lalu berkata,
"karna kamu reinkarnasi dari Bety leave, lihat saja kacamata besarmu itu".
"oh astaga... kenapa dia sangat menyebalkan sekali?".
gumam Alea, dia tidak mau menghabiskan waktu untuk terus berdebat dengan bos kura-kura nya ini mengingat sudah tengah malam.
"baiklah bapak Alexander, silahkan antar saya pulang".
Alea berbicara sambil mengigit giginya pertanda dia sedang menahan amarah,
"sudah aku katakan jangan panggil aku bapak, aku tidak setua ayahmu, dan jangan sebut aku tuan Alexander, kau tidak sedang berbicara pada kakek buyutku".
jawab Javier dengan tatapan intimidasi.
Alea cuma memutar bola matanya merasa jengah.
******
kini Javier sudah menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah, rumah tiga lantai itu terukir ornamen khas Eropa menambah keindahan dari rumah itu. halaman rumah yang sangat besar dan dengan tanaman bunga yang sangat banyak, karena ini malam hari jadi Javier tidak begitu melihat dengan jelas jika di halaman itu ada sebuah pohon kecil tampak seperti pohon pinang yang di bawahnya terdapat kolam kecil tempat biasa Alea kecil bermain.
"apa ini rumahmu? ku rasa bukan. mengingat kau bekerja padaku".
kata Javier membuat Alea menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka pintu mobil milik Javier.
"saya rasa bukan urusan Anda tuan. terimakasih sudah mengantar saya pulang. permisi".
Alea tidak menunggu jawaban dari bosnya itu, dia berlalu pergi setelah menutup pintu mobil Javier dengan kasar. yang di dalam pikirannya saat ini dia merindukan tempat tidurnya. ingin rasanya dia melepaskan penat disana.
Javier hanya mengidikan bahunya lalu melajukan mobilnya, dia juga merasa lelah karena pekerjaan yang begitu menguras tenaga dan pikiran tadi.
*****"
Alea mendaratkan seluruh tubuhnya di tempat tidur king size miliknya sebelum tadi dia membersihkan diri karena merasa lengket lalu Manarik selimut untuk membalut dirinya. baru satu menit Alea menutup matanya bahkan hampir saja masuk ke alam mimpi dia di kagetkan dengan suara handphone miliknya.
drt.... drt.... drt....
"siapa sih?"
Alea meraih benda pipinya itu dan di lihatnya bos kura-kura sedang memanggilnya.
'bos kura-kura is calling....
Alea menekan tombol warna hijau pada ponsel miliknya
"hallo"
"besok kamu boleh masuk kantor jam sembilan, selamat malam".
"ha?".
Tut... Tut...Tut...
panggilan itu terputus begitu saja tanpa adanya balasan dari Alea. Alea menatap layar ponselnya merasa bingung dengan ucapan bosnya tadi.
"malam juga".
.
.
.
.
.
.
.
TBC.
jangan lupa vote dan likenya ya. terimakasih.
*Dede...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
مي زين الش
bos kura " ninja...
2021-02-12
1
Zhang A Yu
culun=pintar
cantik=belum tentu pintar
2021-01-20
4
IThinkThatILoveYou
LOADING.....
2020-10-28
1