Pagi yang cerah menyambut Evelyn ketika matanya perlahan terbuka. Ia masih berada dalam pelukan hangat Jazziel, tubuhnya nyaman diselimuti aroma khas suaminya. Sejak menikah dengan Jazziel, pagi-paginya selalu dimulai dengan perasaan tenang dan penuh kasih. Dan, ya. Evelyn perlahan kini sudah mulai bersikap lebih dewasa dan pengertian pada sekitar namun jika bersama keluarga dan Jazziel ia akan bersikap manja terkadang.
Evelyn menggeliat pelan, kepalanya masih bersandar di dada bidang Jazziel yang masih terlelap. Senyuman kecil muncul di wajahnya. Rasanya, ia bisa menghabiskan seumur hidupnya seperti ini—dalam pelukan Jazziel yang selalu membuatnya merasa aman.
Namun, kebahagiaan kecil itu terganggu saat ponsel Jazziel bergetar di nakas sebelah ranjang mereka. Jazziel menggumam pelan, lalu meraih ponselnya dengan mata setengah terbuka.
“Halo?” suaranya serak karena baru bangun.
Evelyn hanya diam, kepalanya tetap bersandar di dada Jazziel sambil mendengarkan percakapan suaminya.
“Hm, baiklah. Aku akan segera ke sana.”
Evelyn menatapnya dengan mata mengantuk. “Ada apa?”
Jazziel menaruh ponselnya kembali dan mengusap lembut rambut Evelyn. “Ada rapat dadakan di perusahaan. Aku harus pergi sebentar.”
Evelyn cemberut, lalu mengeratkan pelukannya. “Tapi Eve ingin menghabiskan waktu bersama kak Ziel.”
Jazziel tertawa kecil dan mencubit pelan pipi istrinya yang menggemaskan. “Sayang, ini tidak akan lama. Aku janji.”
Evelyn mendengus pelan, tetapi akhirnya melepaskan pelukannya dengan enggan. “Baiklah… tapi jangan terlalu lama, ya?”
Jazziel mengangguk dan mengecup kening Evelyn sebelum bangun dari ranjang. “Aku akan menyuruh Winston menemanimu di rumah.”
Evelyn langsung bersemangat mendengar nama kakaknya. “Benarkah? Eve rindu kak Wins!”
Jazziel terkekeh. “Ya, aku sudah menghubunginya tadi malam. Dia bilang akan datang pagi ini.”
Mata Evelyn berbinar senang. “Kalau begitu, aku akan mandi dulu!”
Evelyn berlari menuju kamar mandi dan dengan segera mandi biar nanti sanggup kakak datang ia sudah wangi hihi.
Tanpa menunggu Jazziel berkata apa-apa, Evelyn bergegas ke kamar mandi, meninggalkan suaminya yang tersenyum melihat tingkah lucunya.Jadi makin cinta ah tidak, cintanya setiap hari bertambah pada Evelyn, istrinya...hidupnya... jiwanya... segalanya untuknya.
___
Setelah selesai mandi dan berdandan mengenakan pakaian pendek putih di padukan celana panjang berwarna kuning soft, Evelyn turun ke ruang tamu dengan langkah ringan. Benar saja, Winston sudah menunggunya di sana, duduk santai sambil menyeruput teh.
“Kak Winston!” seru Evelyn kegirangan.
Winston menoleh dan tersenyum lebar. “Eve!”
Evelyn langsung berlari kecil dan memeluk kakaknya dengan erat. Winston tertawa dan mengacak-acak rambut adiknya dengan sayang.Sudah sepekan ia tak bertemu sangat adik karna Mommy dan Daddy nya ada urusan bisnis di London, jadi Evelyn tak berkunjung ke mansion Alexander berkunjung pun percuma jika hanya ada sang kakak.
“Lama tidak bertemu, ya?” goda Winston.
Evelyn mengerucutkan bibirnya. “Kita baru bertemu minggu lalu!”
Winston tertawa kecil. “Tapi rasanya lama sekali, bukan?”
Evelyn mengangguk setuju. “Aku senang kakak datang hari ini.” ucap Evelyn dengan menunjukkan senyum manisnya.
Winston menatap adiknya dengan penuh kasih. “Jadi, mau ke mana kita hari ini princess?”
Evelyn berpikir sejenak. “Hm… bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman dan makan di restoran favorit kita kemarin?”
Winston tersenyum. “Terdengar menyenangkan. Apa boleh?.”
"Padahal baru juga kakak ajak kamu ke restoran itu satu minggu lalu, sudah bilang kalau itu restoran favorit saja" cibir Winston.
"Suka-suka Eve kakak! " kesal Evelyn.
"Iya...suka-suka princess nya Alexander saja deh" balas Winston.
Sebab Evelyn jarang sekali di ijinkan pergi ke luar mansion demi keselamatan dan keamanan nya, tapi akhir-akhir ini Evelyn pernah sesekali di ajak ke restoran bersama Winston, Luna dan Jazziel tentunya.
Tanpa membuang waktu, mereka pun keluar dari mansion dan berangkat menuju taman kota.
____
Taman kota yang indah dipenuhi oleh bunga-bunga musim semi yang bermekaran. Evelyn berjalan di samping Winston dengan senyum ceria. Ia benar-benar menikmati kebersamaan dengan kakaknya.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama ketika sekelompok gadis tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Evelyn langsung mengenali mereka—Clarissa dan gengnya. Heran juga Evelyn si, kok bisa Clarissa bisa ada di mana-mana.
Clarissa melipat tangannya di dada dan menatap Evelyn dengan sinis. “Lihat siapa yang sedang bersenang-senang. Evelyn yang manja.”
Evelyn mengerutkan kening, merasa kesal karena harus berurusan dengan mereka lagi. “Clarissa?”
Clarissa menyeringai. “Aku hanya penasaran. Bagaimana rasanya menjadi istri Jazziel, hm? Kau pikir kau pantas untuknya?”
Evelyn mengepalkan tangannya. “Jazziel mencintaiku. Itu sudah cukup.”
Clarissa tertawa sinis. “Kau benar-benar percaya diri, ya?”
Winston yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. “Kurasa kalian lebih baik pergi sebelum aku kehilangan kesabaran.”
Clarissa dan gengnya menoleh ke arah Winston, menyadari kehadirannya untuk pertama kalinya. Salah satu teman Clarissa berbisik pelan, “Itu Winston, kakak Evelyn…”
Clarissa mendengus, tetapi jelas terlihat sedikit gentar. “Tch, kita pergi.”
Mereka akhirnya pergi, meninggalkan Evelyn yang masih merasa kesal.
Winston menepuk pundak adiknya dengan lembut. “Jangan biarkan mereka merusak harimu.”
Evelyn menghela napas. “Evelyn tahu… Tapi tetap saja, mereka selalu menggangguku.”
Winston tersenyum menenangkan. “Kamu punya Kakak dan Jazziel. Mereka tidak bisa menyakitimu.”
Evelyn tersenyum kecil dan mengangguk. “Terima kasih, Kak Winston yang terbaik.”
Makan Malam Bersama Jazziel
Setelah seharian berjalan-jalan bersama Winston, Evelyn pulang ke mansion dengan perasaan lebih baik. Saat masuk ke dalam, ia melihat Jazziel sudah menunggunya di ruang makan.
Jazziel tersenyum melihat istrinya datang. “Kamu sudah pulang.”
Evelyn langsung berjalan mendekatinya dan memeluknya dari belakang. “Aku merindukanmu.”
Jazziel tertawa kecil dan menggenggam tangan Evelyn yang melingkar di tubuhnya. “Eve juga, sayang.”
Winston yang melihat adegan itu hanya bisa menggeleng sambil tersenyum. “Kalian benar-benar pasangan yang lengket.”
Evelyn terkikik, sementara Jazziel hanya tersenyum.
Mereka akhirnya menikmati makan malam bersama, berbincang tentang banyak hal. Evelyn menceritakan kejadian yang terjadi di taman, dan Jazziel langsung terlihat tidak senang mendengar Clarissa mengganggu istrinya lagi.
“Aku akan melakukan sesuatu tentang mereka,” kata Jazziel dengan nada serius.
Evelyn menggenggam tangannya. “Eve tidak ingin masalah makin besar.”
Jazziel menatap Evelyn dengan penuh kasih. “Aku hanya ingin melindungimu.”
Evelyn tersenyum lembut. “Eve tahu. Dan aku bersyukur memiliki suami sepertimu.”
Jazziel mengangkat tangan Evelyn dan mengecupnya dengan penuh cinta.
Winston tertawa kecil. “Baiklah, baiklah. Aku akan pergi sebelum kalian semakin romantis.”
Evelyn tertawa, sementara Jazziel hanya tersenyum puas.
Malam itu, mereka menghabiskan waktu berdua di kamar mereka, berbicara hingga larut malam sebelum akhirnya tertidur dalam pelukan satu sama lain.
Mereka tahu bahwa dunia di luar sana tidak selalu bersahabat, tetapi selama mereka bersama, mereka bisa menghadapi segalanya.
༶•┈┈⛧┈♛
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments