ancaman Tiffany

>(Sebelum Jazziel dan Evelyn di ruang pribadi Jazziel, mereka mampir dahulu ke kantin karna Evelyn yang lapar setelah olahraga tadi)<

>Di sisi lain<

Setelah pengumuman mengejutkan di kantin, seluruh sekolah gempar. Dalam hitungan jam, berita tentang tentang Evelyn dan Alexander berpacaran menyebar ke setiap sudut Alaric High School. Bisikan, tatapan penasaran, dan berbagai reaksi dari siswa serta guru mulai bermunculan, tak terkecuali Tiffany yang sudah mendengar berita itu dari temannya.

Sebagian dari mereka menganggapnya sebagai kisah cinta yang luar biasa—romantis, seperti di dalam novel. Namun, tidak sedikit yang merasa iri atau bahkan menilai Evelyn tidak pantas mendapatkan seseorang seperti Jazziel.Ya karna mereka belum tau latar belakang keluarga Evelyn.

Dan tentu saja, Tiffanyadalah orang yang paling tidak bisa menerima kenyataan itu.Sebab ia sudah hampir tiga tahun mendekati Jazzy tapi tak pernah di lirik sekalipun di lirik pun pasti akan terkena amukan Jazziel.

Sejak hari itu, suasana sekolah berubah bagi Evelyn. Saat ia berjalan bersama Luna di lorong, beberapa siswa berbisik di belakangnya. Ada yang menatapnya dengan kagum, tapi ada juga yang memandangnya dengan sinis.Ya akhirnya Jazziel menyetujui Evelyn untuk menjadikan Luna sahabat nya sekaligus menjaga Evelyn jika tak ada diri nya.

"Jadi, dia pacaran dengan Alexander?"

"Dia pasti menggunakan tubuhnya untuk merayu Jazziel!"geram Tiffany

"Kurasa dia hanya keberuntungan. Kalau bukan karena memberikan tubuh nya, Jazziel pasti memilih seseorang yang lebih pantas."timpal Brianna.

Evelyn berusaha mengabaikan semuanya, tapi tetap saja kata-kata itu menusuk hatinya. Jazziel selalu berada di sisinya, melindunginya setiap kali ada yang mencoba bertindak berlebihan, tapi Evelyn tahu ia tidak bisa bergantung padanya terus-menerus.Begitu lah pikir Evelyn, ia menampilkan wajah polos dan lugu nya di depan orang-orang, namun jika ia sendirian ia sering menangis karna ucapan orang-orang dan seketika merubah jalan pikir nya yang bertekat untuk jadi seperti Jazziel.

Namun, keadaan semakin memburuk.

Suatu hari, saat Evelyn membuka loker, sebuah surat jatuh ke lantai. Ia mengambilnya dengan alis berkerut, lalu membuka lipatan kertas itu.

"Kau tidak pantas berada di sisinya. Pergi sebelum sesuatu yang buruk terjadi."begitulah isi surat tersebut, Evelyn takut sekali, tapi ia tak memberitahu Jazziel dan orang tua nya, dan tanpa Evelyn ketahui Jazziel tau.

Darahnya berdesir. Ia menoleh ke sekitar, tapi lorong sekolah dipenuhi siswa yang sibuk dengan urusan masing-masing.Evelyn tak memberitahu tentang surat yang ia dapat pada Jazziel dan orang tua nya, namun tanpa Evelyn ketahui Jazziel selalu memantau dirinya lewat CCTV-nya.

Jazziel menatap layar laptop nya dengan ekspresi yang langsung berubah serius. "Ini sudah kelewatan," katanya, dengan tangan yang mengepal. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."

Namun, saat Jazziel mulai menyelidiki siapa pelakunya, sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Saat jam pelajaran selesai Evelyn berjalan menuju parkiran bersama Luna, tapi Luna harus pulang terlebih dahulu karna sopir nya sudah menjemput dan ia menolak ajakan untuk pulang bersama,karna ia ingat pesan Jazziel,untuk menunggu nya di parkiran,ia saat ini sendirian di area parkiran tepatnya di depan mobil Jazziel.Karena Jazziel harus mewakili sangat Ayah rapat di sekolah, tiba-tiba seseorang mmenariknya dan ia harus berjalan terselok-selok karna orang yang menarik nya berjalan cepat dalam ruang kelas kosong. Ia terkesiap dan hampir berteriak, tetapi tangan seseorang menutup mulutnya.

"Evelyn, Evelyn... kenapa kau terlihat ketakutan?" suara Tiffany terdengar pelan, tetapi ada nada berbahaya di dalamnya.

Evelyn menepis tangan Tiffany dan mundur selangkah. "kak Tiffany ada apa, membawa Evelyn ke sini?"

Tiffany menyilangkan tangan di dadanya, matanya berkilat marah. "Aku hanya ingin berbicara. Kau pikir setelah pengumuman itu semua orang akan menerimamu begitu saja? Kau salah besar."

Evelyn mengangkat dagunya, mencoba tetap tenang. "Memangnya kenapa kalau Evelyn pacaran sama kak Ziel."ucap Evelyn dengan takut dan nada yang bergetar.

Tiffany tertawa sinis. "Oh, kau seharusnya peduli. Karena kalau kau terus di sisinya, kau akan mengalami hal yang jauh lebih buruk dari sekadar gosip."

"Maaf kak, kalau Evelyn salah" ucap Evelyn dengan berusaha menetralkan rasa takutnya, suaranya tenang tapi penuh kecurigaan.

Tiffany tersenyum, tetapi tidak menjawab. "Aku hanya ingin memberimu pilihan, Evelyn. Jika kau benar-benar mencintai Jazziel,kau akan meninggalkannya. Atau... aku pastikan kau menyesal."

Evelyn menatap Tiffany dengan mata yang membulat kaget. Ia bisa merasakan ancaman itu bukan sekadar kata-kata kosong. Tapi sebelum ia sempat membalas, suara langkah kaki terdengar dari luar.

"Tiffany, aku tidak peduli apa pun yang kau katakan, aku tidak akan meninggalkan Evelyn," ucap Evelyn tegas sebelum melangkah keluar dari ruangan.

Begitu ia keluar, ia langsung bertemu dengan Jazziel yang bergegas menghampirinya. "Aku mencarimu ke mana-mana," katanya cemas. "Kau baik-baik saja?"

Evelyn tersenyum, berusaha menutupi kegelisahannya dan ketakutan nya yang akhirnya bernafas lega kala bertemu Jazziel. "Aku baik-baik saja."

Tapi di dalam hatinya, ia tahu… ini belum berakhir.Tiffany tidak akan diam saja, dan ia harus bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

"Kakak lama"ucap Evelyn dengan nada merajuk dan berjalan terlebih dahulu menuju mobil Jazziel dan satu kali melihat ke belakang, bisa ia lihat Tiffany di belakang Jazziel dengan senyum menyeringai, membuat Evelyn langung menghadap ke depan.

" Iih seremmm"gumam Evelyn.

"Apanya yang seram Eve" tanya Jazziel yang sudah ada di belakang Evelyn membuat Evelyn terlonjak kaget.

"Ih kaget, Eve tadi habis nonton horor sama Luna, ih serem banget" jawab Evelyn.

"Makanya jangan nonton film horor, tau takut masih..aja di tonton" ujar Jazziel.

"Ih abisnya Eve kepo tauu"

"Jadikan ke rumah Mommy" ucap Evelyn,(mereka sudah ada di dalam mobil dan mobil nya sudah berjlan keluar gerbang sekolah).

"Iyaa sayang, jadi kok ke rumah Mommy,kalau engak kamu bisa nangis semalaman" cibir Jazziel, ah Jazziel sekarang jadi suka sekali menjahili dan membuat Evelyn menangis semenjak menikah, karna menurut nya Evelyn sangat lucu jika marah dan menangis walau harus di tenangkan berjam-jam sih.

"Asiik,nanti nginep yaaa yaa yaa" Evelyn mengeluarkan jurus merayunya dengan membuat wajah imut dan nada suara yang di bikin seperti anak kecil.

"Iya nginep" jawab Jazziel.

"Kamu gemes banget sih, kaya bayi" Jazziel mencubit pelan hidung Evelyn yang mancung tapi mungil itu.

"Eve bukan bayi, kan Eve istrinya kak Ziel" ucap Evelyn dengan nada pelan di akhir karna malu.

"Iya deh bukan bayi, kan kita bisa bikin bayi ya" ujar Jazziel membuat ia mendapat tinjuan di perutnya.

"Ya ampun sayang, aku kaget" ucap Jazziel ynag tak mengira jika Evelyn akan memukul perutnya walau tak sakit.

"Habis nya kakak nyebelin" rajuk Evelyn dengan memalingkan wajah nya ke luar jendela dan Jazziel hanya bisa terkekeh dengan istri bayi nya ini yang suka merajuk tapi lucu menggemaskan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!