Bab 20: Perjodohan

Marsha tak seterkejut Vino. Ia sudah tahu tentang ini dari sebelumnya. Namun sama dengan Vino, ia menentang pertemuan yang ternyata bertujuan untuk menjodohkan mereka berdua ini.

Kelima orang itu kini duduk di meja makan yang terletak di gazebo yang dikelilingi tanaman bonsai milik Bimantara. Mereka menyantap makanannya sambil bercengkerama hal-hal sehari-hari. Tidak kelimanya memang, karena Marsha dan Vino sama sekali tidak berbicara.

Setelah makan siang itu, mereka pindah ke ruang tamu sambil menikmati dessert yang disediakan koki keluarga Bimantara.

"Jadi sekarang langsung saja kita bicarakan pertunangan anak-anak kita, Pak Bima," ujar Bara akhirnya setelah obrolan-obrolan ringan mereka saling lontarkan.

"Saya setuju, saya setuju," angguk Bimantara setuju. "Vino baru tahu tentang ini, Pak Bara. Dia pasti masih kaget. Iya 'kan, Nak?"

Vino tak menjawab hanya menghela nafas berharap kesalnya berkurang.

"Marsha juga masih belum menerima," ujar Ambar. "Mungkin kita beri waktu pada mereka buat ngobrol, bagaimana Pak Bima?"

"Iya, pasti mereka masih syok. Jadi begini, Vino, Marsha. Kalian sudah dewasa sekarang. Vino akan segera mengambil alih bisnis-bisnis Opa. Marsha juga akan segera bergabung ke firma hukum ayahnya. Satu hal yang selanjutnya harus kalian lakukan adalah menikah. Opa tahu kalian ketemu saat berada di Singapura. Opa melihat kalian begitu serasi. Kalian juga udah saling mengenal sejak SMA. Jadi kenapa kalian gak menikah saja?" terang Bimantara.

"Bilang aja ini ada kaitannya sama bisnis-bisnis Opa sama Om Bara," celetuk Vino. Ia memang kesal tapi masih terlihat santai.

"Tidak selalu semuanya tentang bisnis, Vino," sanggah Bara. "Kami melihat kamu adalah seorang pria yang baik. Sebagai orang tua, kami ingin Marsha menikah dengan pria yang baik. Kami tidak berharap kamu akan langsung menyetujui perjodohan ini. Kalian bisa saling mengobrol, saling mengenal lebih dalam. Tidak perlu terburu-buru."

Walaupun kata-kata Bara terdengar begitu diplomatis, namun Vino sangat tahu maksud dari perjodohan ini, terutama maksud sang kakek.

Jika ia menikahi Marsha, Vino dipastikan akan kembali ke keluarga Bimantara dan mengelola salah satu bisnis keluarga besarnya. Vino tidak melihat ada keuntungan untuknya pada perjodohan ini.

Setelah itu Marsha dan Vino diberikan waktu berdua untuk mengobrol. Mereka kini berada di beranda belakang lagi.

"Lo yang minta ketemu hari ini?" tebak Marsha dengan kesal.

"Iya. Weekend gue gak bisa."

"Gara-gara lo gue jadi gak bisa ketemu sama cowok gue," gerutu Marsha.

"Bukannya kalau weekend justru waktunya orang pacaran ketemu ya? Lo kok malah ketemuan di weekday sama cowok lo?" sindir Vino.

"Lo gak perlu banyak nanya," Marsha sedikit gelagapan. "Sekarang gimana caranya biar perjodohan ini batal. Gue gak mau nikah sama lo!"

Vino mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Dihisapnya dan dihembuskan asap putihnya memalui hidung. Pikirannya sedang sibuk memikirkan jalan keluar dari masalah ini.

Marsha langsung terbatuk dan mengipas-ngipaskan tangannya di depan hidungnya. "Gue gak suka cowok ngerokok."

"Ya udah jauh-jauh lo sana," usir Vino tersinggung.

"Lo gimana sih? Kita ini harus cari cara supaya kita gak dinikahin!"

Vino kembali termenung. Ia tahu tak mungkin ia menghindar dari perjodohan ini. Sang kakek memiliki seribu cara untuk membuatnya menikah dengan Marsha. Jika tidak bisa membatalkan, maka Vino bisa menghindarinya.

Kemudian Vino menemukan satu-satunya cara. "Kita tunangan aja," ajak Vino tanpa melihat ke arah Marsha dan masih sibuk menikmati rokoknya.

Marsha sontak menatap heran pada Vino. "Lo udah gila?! Gue gak mau!"

"Jadi lo maunya kita nikah langsung? Lo mau pindah dari Bali?"

"Ya enggaklah. Gue gak mau nikah sama lo. Gue cinta banget sama cowok gue. Gue gak bisa tunangan sama lo apalagi nikah."

"Justru itu. Kita tunangan dan kita bilang sama orang tua kita, kita bakal tetep ada di Bali."

"Tapi gue..." meski berkata demikian Marsha mulai berpikir ide Vino memang ada benarnya.

"Lo punya cara lain? Kalau kita gak nyoba buat deket, mereka bakal terus maksa kita. Kita bakal gak bisa balik ke Bali."

Marsha kini sepenuhnya setuju.

"Sekarang kita ke dalem lagi. Lo diem aja. Biar gue yang ngomong."

Vino buang rokok yang sedang dihisapnya dan kembali ke dalam bersama Marsha. Mereka disambut orang orang tua mereka yang menatap mereka dengan penuh harap.

"Om, Tante, Opa, aku sama Marsha udah memutuskan. Kami bakal nyoba buat deket. Gak ada salahnya kita nyoba buat saling kenal lebih jauh. Berhubung kita berdua sama-sama di Bali juga, jadi kita bisa sering ketemu," ucapan Vino disambut dengan wajah sumringah ketiganya.

"Benar. Kalian bisa sering bertemu di Bali. Keputusan yang bagus, Vino," puji Bara. "Lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu? Kamu sudah memutuskan untuk melanjutkan bisnis Kakek kamu?"

"Belum, Om. Aku masih terikat kontrak sama pekerjaan aku yang sekarang. Mungkin setelah semua selesai, aku baru akan memikirkannya."

Bara mengangguk enggan. Ia ingin jika Vino bersedia melanjutkan perjodohan ini, maka Vino harus meneruskan salah satu bisnis Bimantara dengan posisi paling rendah sebagai direktur.

"Tenang Pak Bara. Vino pasti akan mengambil alih salah satu bisnis saya. Ia hanya masih memikirkannya," ujar Bimantara menenangkan.

"Ah tidak, Pak Bima. Kami tidak masalah dengan itu," dusta Bara. "Mau bagaimana pun Vino tetaplah cucu anda, itu yang terpenting."

Semua terdiam.

"Maksud saya..." Bara gelagapan. "Keturunan dari seorang Bimantara pasti merupakan keturunan terbaik. Lihatlah cucu anda sangat tampan, dia juga berkepribadian baik, dan bijaksana. Buktinya ia bisa menerima perjodohan ini dan mencoba untuk menjalaninya," terang Bara mencari alasan. Ia tak ingin terlihat berambisi untuk menguasai salah satu bisnis gurita keluarga besar Bimantara melalui pernikahan sang putri dengan pewaris utama generasi ketiga keluarga konglomerat itu.

"Baik kalau begitu, hari ini aku dan Marsha akan nyoba buat kencan dan setelah itu kami akan kembali ke Bali." Vino meraih lengan Marsha. "Kami permisi."

Ketiganya melihat pemandangan itu dengan lega. "Benar kata saya kan, Papi, Pak Bima. Vino pasti suka pada Marsha. Sulit untuk menolak pesona Marsha," ujar Ambar membangga-banggakan sang putri.

Bimantara tak langsung menyahut.

Bara menegur sang istri dengan tatapannya. "Yang sopan, Mi," bisik Bara menegur sang istri.

Muncul sedikit ragu di hati Bimantara melihat sikap kedua calon besannya ini. Apa perjodohan ini adalah langkah yang tepat?

Terpopuler

Comments

anypuji

anypuji

sangat tidak tepat pak bima

2025-02-11

1

Esih Mulyasih

Esih Mulyasih

lanjut Thor 💪😍

2024-11-30

1

Cevineine

Cevineine

Lanjutttt

2024-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Wanita yang Mirip
2 Bab 2: Terpesona
3 Bab 3: Desiran Aneh
4 Bab 4: Sisi Liar
5 Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6 Bab 6: Pembenaran
7 Bab 7: Kentara
8 Bab 8: Tersadar
9 Bab 9: Terperangkap
10 Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11 Bab 11: Ketahuan
12 Bab 12: Berubah Pikiran
13 Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14 Bab 14: Di Pihak Logika
15 Bab 15: Wanita Kedua
16 Bab 16: Menyamarkan
17 Bab 17: Bebaskan
18 Bab 18: Menggantikan Peran
19 Bab 19: Dosa yang Manis
20 Bab 20: Perjodohan
21 Bab 21: Pernyataan
22 Bab 22: Lingkaran
23 Bab 23: Di Night Club
24 Bab 24: Manis yang Semu
25 Bab 25: Let it Flow
26 Bab 26: Lebih dari Suka
27 Bab 27: Jalan Buntu
28 Bab 28: Cinta bukan Suka
29 Bab 29: Semakin Terasa Indah
30 Bab 30: Pesta Pertunangan
31 Bab 31: Rencana Masa Depan
32 Bab 32: Sikap yang Aneh
33 Bab 33: Curiga
34 Bab 34: Terbongkar
35 Bab 35: Apa ini Karma?
36 Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37 Bab 37: Kesalahan Terbesar
38 Bab 38: Hasutan Marsha
39 Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40 Bab 40: Semua Terungkap
41 Bab 41: Seorang Adik
42 Bab 42: Keputusan
43 Bab 43: Kembali ke Habitat
44 Bab 44: Kehilangan
45 Bab 45: Tidak Nyata
46 Bab 46: Sudah Terlambat
47 Bab 47: Menyesal
48 Bab 48: Niat Bertemu
49 Bab 49: Dijebak
50 Bab 50: Karena Keadaan
51 Bab 51: Menuju Hidup Baru
52 Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53 Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54 Bab 54: Direktur Utama
55 Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56 Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57 Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58 Bab 58: Tak Akan Menyerah
59 Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60 Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61 Bab 61: Hutang Budi
62 Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63 Bab 63: Seperti Keluarga
64 Bab 64: Mata-mata
65 Bab 65: Tidak Tahan
66 Bab 66: Perasaan Tak Salah
67 Bab 67: Balas Budi
68 Bab 68: Pengorbanan Vino
69 Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70 Bab 70: Kedatangan Gavin
71 Bab 71: Mata yang Terbuka
72 Bab 72: Melamar Nathan(end)
73 Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74 Ekstra 2: Marry Me, Dev
75 Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76 Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77 Ekstra 5: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Wanita yang Mirip
2
Bab 2: Terpesona
3
Bab 3: Desiran Aneh
4
Bab 4: Sisi Liar
5
Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6
Bab 6: Pembenaran
7
Bab 7: Kentara
8
Bab 8: Tersadar
9
Bab 9: Terperangkap
10
Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11
Bab 11: Ketahuan
12
Bab 12: Berubah Pikiran
13
Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14
Bab 14: Di Pihak Logika
15
Bab 15: Wanita Kedua
16
Bab 16: Menyamarkan
17
Bab 17: Bebaskan
18
Bab 18: Menggantikan Peran
19
Bab 19: Dosa yang Manis
20
Bab 20: Perjodohan
21
Bab 21: Pernyataan
22
Bab 22: Lingkaran
23
Bab 23: Di Night Club
24
Bab 24: Manis yang Semu
25
Bab 25: Let it Flow
26
Bab 26: Lebih dari Suka
27
Bab 27: Jalan Buntu
28
Bab 28: Cinta bukan Suka
29
Bab 29: Semakin Terasa Indah
30
Bab 30: Pesta Pertunangan
31
Bab 31: Rencana Masa Depan
32
Bab 32: Sikap yang Aneh
33
Bab 33: Curiga
34
Bab 34: Terbongkar
35
Bab 35: Apa ini Karma?
36
Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37
Bab 37: Kesalahan Terbesar
38
Bab 38: Hasutan Marsha
39
Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40
Bab 40: Semua Terungkap
41
Bab 41: Seorang Adik
42
Bab 42: Keputusan
43
Bab 43: Kembali ke Habitat
44
Bab 44: Kehilangan
45
Bab 45: Tidak Nyata
46
Bab 46: Sudah Terlambat
47
Bab 47: Menyesal
48
Bab 48: Niat Bertemu
49
Bab 49: Dijebak
50
Bab 50: Karena Keadaan
51
Bab 51: Menuju Hidup Baru
52
Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53
Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54
Bab 54: Direktur Utama
55
Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56
Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57
Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58
Bab 58: Tak Akan Menyerah
59
Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60
Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61
Bab 61: Hutang Budi
62
Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63
Bab 63: Seperti Keluarga
64
Bab 64: Mata-mata
65
Bab 65: Tidak Tahan
66
Bab 66: Perasaan Tak Salah
67
Bab 67: Balas Budi
68
Bab 68: Pengorbanan Vino
69
Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70
Bab 70: Kedatangan Gavin
71
Bab 71: Mata yang Terbuka
72
Bab 72: Melamar Nathan(end)
73
Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74
Ekstra 2: Marry Me, Dev
75
Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76
Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77
Ekstra 5: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!