Bab 6: Pembenaran

Keesokan harinya Renata ada di depan pintu apartemen Vino. Ia merutuki dirinya sendiri.

"Ngapain sih gue?" gumamnya pelan seraya menatap pintu apartemen Vino yang tertutup.

Renata baru saja selesai memasak makan malam. Entah mengapa ia memasak cukup banyak padahal hanya ada dirinya dan juga sang putra. Ia berinisiatif untuk memasukkan beberapa masakannya itu ke dalam beberapa wadah dan membawanya kemari.

"Gak apa-apa, Ren. Lo cuma mau berbuat baik sama tetangga. Sayang juga kalau nanti makanannya malah gak abis terus di buang," gumamnya melakukan pembenaran.

Ia pun mengetuk pintu apartemen Vino namun tidak ada sahutan dari dalam. Setelah beberapa saat pun tetap tidak ada. Ada rasa kecewa yang hinggap di hatinya. Padahal ia berharap bisa bertemu dengan Vino. Dengan kecewa Renata pun menyerah dan berjalan kembali menuju apartemennya.

"Mbak Renata?"

Mendengar suara yang familiar itu, Renata pun berbalik dan seketika senyum tipis mengembang di wajahnya, menghapus rasa kecewa yang ia rasakan sebelumnya.

"Kamu baru pulang?" tanya Renata.

"Iya, aku abis dari tempat kerja. Ada apa? Barusan aku lihat Mbak Renata di depan unit apartemen aku?"

Kini Vino berada tepat di depan Renata.

"Ini," Renata menyodorkan beberapa wadah yang ditumpuk menjadi satu. "Aku masak kebanyakan, jadi aku kasih ke kamu aja. Silahkan dinikmati ya."

Renata pun berbalik untuk kembali ke apartemennya, namun tangannya berhasil digenggam oleh Vino. Langkahnya pun terhenti dan kembali ia melihat ke arah Vino.

"Masuk dulu aja. Aku pindahin dulu makanannya."

"Tapi..." Kata-kata Renata menggantung. Vino pun tidak mencoba untuk membujuknya. Ia hanya menatap kedua manik Renata.

Renata bimbang. Kejadian di mana bibirnya dan bibir Vino saling bersentuhan membuatnya waspada. Satu sisi hatinya menginginkannya lagi, tapi satu sisi lainnya menolaknya dengan tegas.

'Cuma mau ambil tempat makannya aja, Ren. Kenapa lo berlebihan banget?' gumam Renata dalam hati.

"Ya udah," ucap Renata akhirnya.

Vino pun tersenyum cerah, menampakkan lesung pipinya yang manis. Ia pun merogoh kunci di sakunya dan membuka unit apartemennya. Seketika pintu itu terbuka dan mereka masuk ke dalam.

Renata melihat ke sekeliling. Kali ini barang-barang Vino sudah lebih tertata. Namun khas apartemen seorang bujangan, apartemen Vino agak sedikit berantakan.

"Maaf, agak berantakan," ujar Vino sambil mengambil beberapa potong pakaiannya yang tergeletak di depan pintu kamar mandi.

"Gak apa-apa. Ngerti kok, kamu kan sendirian tinggal di sini."

"Duduk dulu, Mbak." Vino mempersilahkan.

Renata pun duduk di sofa yang menghadap ke sebuah TV. Di sampingnya terdapat jendela besar yang berfungsi juga sebagai pintu menuju balkon.

"Nih, minum dulu, Mbak. Tadi aku beli jus di jalan. Soalnya panas banget," ujar Vino seraya menyerahkan se-cup jus stroberi pada Renata.

"Ya ampun kamu gak usah repot-repot, Vin. Aku gak akan lama, kok. Nathan lagi tidur, takut keburu bangun."

"Gak apa-apa, Mbak. Minum dulu aja sambil aku nyuci tempat makannya."

Vino pun kembali ke dapur yang tak jauh dari tempat Renata duduk. Dapurnya memang menyatu dengan ruang tengah dan juga ruang tamu, khas sebuah apartemen.

Renata pun mulai menusukkan sedotan ke jus itu dan meminumnya.

"Mbak, rajin banget. Setiap hari masak?" tanya Vino sambil mulai mencuci wadah-wadah itu.

"Iyalah. Aku gak terlalu suka beli di luar. Gak terjamin kebersihannya. Jadi mending masak aja."

"Wah istri idaman banget," puji Vino. "By the way, Mbak sama suami udah nikah berapa tahun?"

Renata agak sedikit canggung mendapat pertanyaan itu. Namun ini kesempatan bagus untuk memperlihatkan pada Vino bahwa ia memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis.

"Udah 9 tahun. Dulu aku sama Gavin pacaran selama dua tahun pas kuliah. Kita lulus terus nikah, aku sempet kerja selama setahun tapi berhenti karena aku hamil. Kita sepakat aku ngurus anak, Gavin yang kerja. Aku sama Gavin juga sepakat buat punya anak satu aja, soalnya dia gak mau aku kerepotan ngurus banyak anak. Dia emang suami yang baik, perhatian, romantis lagi. Tiap kita anniversary dia gak pernah lupa buat kasih hadiah. Tiap aku ulang tahun juga," ujar Renata panjang lebar menceritakan betapa sang suami begitu memiliki banyak kelebihan.

"Oh ya?" nada bicara Vino seperti tak terlalu tertarik. "Bagus dong."

"Iya. Aku beruntung punya suami kayak Gavin," ujar Renata seraya membayangkan sang suami di dalam benaknya.

"Mbak gak kerja? Kalau Mbak dulu kuliah kenapa gak kerja sekarang?"

"Gavin gak bolehin aku kerja. Dia bilang biar dia aja yang cari uang. Aku cukup dampingin dia dengan jadi istri dan ibu yang baik di rumah."

Vino selesai mencuci wadah-wadah itu dan ia pun meraih satu cup jus stroberi miliknya dan duduk di sebelah Renata. "Gak bosen emang di rumah terus?"

Renata sedikit menggeser duduknya karena tiba-tiba Vino duduk begitu dekat dengannya. "Enggak juga."

"Kalau aku jadi Mbak sih bakal bosen banget. Tiap hari di rumah, beres-beres, masak, nunggu suami dan anak pulang. Sehari dua hari sih okay, bertahun-tahun? Pasti bosan juga."

Kata-kata Vino begitu tepat sasaran. Renata pun sebetulnya merasakan hal itu. Ia bosan. Selama dua tahun saat Nathan masih bayi hingga balita, Renata masih belum merasa bosan. Ia malah sangat senang karena bisa fokus mengurus anak.

Namun setelah Nathan mulai beranjak besar, Renata mulai merasa bosan. Ia rindu memiliki pekerjaan seperti awal pernikahannya dulu.

"Bosen? Enggaklah," sangkal Renata. "Asyik tahu jadi ibu rumah tangga juga. Punya banyak waktu luang dan fleksibel. Banyak hal bisa dikerjain di rumah. Terus gak usah ribet pergi kerja dan sibuk ngerjain sesuatu. Kalau agak bosen, ya tinggal main ke rumah temen, atau hang out ke mana bareng-bareng."

Vino mengangguk-angguk paham. Renata merasa ini sudah waktunya ia pergi. Biasanya Nathan akan bangun sebentar lagi.

"Aku balik dulu ya. Makasih buat jusnya."

Renata pun beranjak dari duduknya namun tangannya ditarik oleh Vino sehingga ia kembali duduk di sebelah Vino.

"Apa sih, Vin?" tegur Renata.

"Aku masih kangen," jujur Vino membuat Renata terbelalak mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

hadeeeh.... Vin udh mulai kecanduan jadi terbiasa 😁

2024-12-27

1

Nacita

Nacita

uwowwwww 😆

2025-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Wanita yang Mirip
2 Bab 2: Terpesona
3 Bab 3: Desiran Aneh
4 Bab 4: Sisi Liar
5 Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6 Bab 6: Pembenaran
7 Bab 7: Kentara
8 Bab 8: Tersadar
9 Bab 9: Terperangkap
10 Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11 Bab 11: Ketahuan
12 Bab 12: Berubah Pikiran
13 Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14 Bab 14: Di Pihak Logika
15 Bab 15: Wanita Kedua
16 Bab 16: Menyamarkan
17 Bab 17: Bebaskan
18 Bab 18: Menggantikan Peran
19 Bab 19: Dosa yang Manis
20 Bab 20: Perjodohan
21 Bab 21: Pernyataan
22 Bab 22: Lingkaran
23 Bab 23: Di Night Club
24 Bab 24: Manis yang Semu
25 Bab 25: Let it Flow
26 Bab 26: Lebih dari Suka
27 Bab 27: Jalan Buntu
28 Bab 28: Cinta bukan Suka
29 Bab 29: Semakin Terasa Indah
30 Bab 30: Pesta Pertunangan
31 Bab 31: Rencana Masa Depan
32 Bab 32: Sikap yang Aneh
33 Bab 33: Curiga
34 Bab 34: Terbongkar
35 Bab 35: Apa ini Karma?
36 Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37 Bab 37: Kesalahan Terbesar
38 Bab 38: Hasutan Marsha
39 Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40 Bab 40: Semua Terungkap
41 Bab 41: Seorang Adik
42 Bab 42: Keputusan
43 Bab 43: Kembali ke Habitat
44 Bab 44: Kehilangan
45 Bab 45: Tidak Nyata
46 Bab 46: Sudah Terlambat
47 Bab 47: Menyesal
48 Bab 48: Niat Bertemu
49 Bab 49: Dijebak
50 Bab 50: Karena Keadaan
51 Bab 51: Menuju Hidup Baru
52 Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53 Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54 Bab 54: Direktur Utama
55 Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56 Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57 Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58 Bab 58: Tak Akan Menyerah
59 Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60 Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61 Bab 61: Hutang Budi
62 Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63 Bab 63: Seperti Keluarga
64 Bab 64: Mata-mata
65 Bab 65: Tidak Tahan
66 Bab 66: Perasaan Tak Salah
67 Bab 67: Balas Budi
68 Bab 68: Pengorbanan Vino
69 Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70 Bab 70: Kedatangan Gavin
71 Bab 71: Mata yang Terbuka
72 Bab 72: Melamar Nathan(end)
73 Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74 Ekstra 2: Marry Me, Dev
75 Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76 Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77 Ekstra 5: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Wanita yang Mirip
2
Bab 2: Terpesona
3
Bab 3: Desiran Aneh
4
Bab 4: Sisi Liar
5
Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6
Bab 6: Pembenaran
7
Bab 7: Kentara
8
Bab 8: Tersadar
9
Bab 9: Terperangkap
10
Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11
Bab 11: Ketahuan
12
Bab 12: Berubah Pikiran
13
Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14
Bab 14: Di Pihak Logika
15
Bab 15: Wanita Kedua
16
Bab 16: Menyamarkan
17
Bab 17: Bebaskan
18
Bab 18: Menggantikan Peran
19
Bab 19: Dosa yang Manis
20
Bab 20: Perjodohan
21
Bab 21: Pernyataan
22
Bab 22: Lingkaran
23
Bab 23: Di Night Club
24
Bab 24: Manis yang Semu
25
Bab 25: Let it Flow
26
Bab 26: Lebih dari Suka
27
Bab 27: Jalan Buntu
28
Bab 28: Cinta bukan Suka
29
Bab 29: Semakin Terasa Indah
30
Bab 30: Pesta Pertunangan
31
Bab 31: Rencana Masa Depan
32
Bab 32: Sikap yang Aneh
33
Bab 33: Curiga
34
Bab 34: Terbongkar
35
Bab 35: Apa ini Karma?
36
Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37
Bab 37: Kesalahan Terbesar
38
Bab 38: Hasutan Marsha
39
Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40
Bab 40: Semua Terungkap
41
Bab 41: Seorang Adik
42
Bab 42: Keputusan
43
Bab 43: Kembali ke Habitat
44
Bab 44: Kehilangan
45
Bab 45: Tidak Nyata
46
Bab 46: Sudah Terlambat
47
Bab 47: Menyesal
48
Bab 48: Niat Bertemu
49
Bab 49: Dijebak
50
Bab 50: Karena Keadaan
51
Bab 51: Menuju Hidup Baru
52
Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53
Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54
Bab 54: Direktur Utama
55
Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56
Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57
Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58
Bab 58: Tak Akan Menyerah
59
Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60
Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61
Bab 61: Hutang Budi
62
Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63
Bab 63: Seperti Keluarga
64
Bab 64: Mata-mata
65
Bab 65: Tidak Tahan
66
Bab 66: Perasaan Tak Salah
67
Bab 67: Balas Budi
68
Bab 68: Pengorbanan Vino
69
Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70
Bab 70: Kedatangan Gavin
71
Bab 71: Mata yang Terbuka
72
Bab 72: Melamar Nathan(end)
73
Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74
Ekstra 2: Marry Me, Dev
75
Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76
Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77
Ekstra 5: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!