Bab 4: Sisi Liar

Namun akal sehat segera menyelamatkannya dari situasi yang tidak semestinya ini. Renata segera tersadar. Ia menarik tangannya lepas dari tangan Vino dan segera membuka kunci apartemennya.

"Mbak, saya boleh minta tolong?" tanya Vino.

Renata pun kembali menoleh pada Vino. "Minta tolong?"

"Iya, Mbak. Bisa dateng ke apartemen saya sebentar?"

Vino pun melangkah menuju apartemennya sambil menatap Renata, berharap ia bisa menolongnya.

"Sebentar aja, Mbak," mohon Vino di ambang pintunya.

Renata pun dengan enggan akhirnya mengikuti Vino yang memasuki apartemennya.

Di dalam, Vino berjalan menuju dapurnya. Ia menunjukkan sebuah alat penanak nasi pada Renata. "Jujur, saya kurang paham gimana cara pakenya. Bisa gak, Mbak Renata bantu saya?"

"Bukannya ada buku petunjuknya ya?" tanya Renata berusaha terdengar dingin.

"Gak tahu kemana. Ini saya beli kemarin pas mau pindahan dan gak tahu kemana buku petunjuknya. Mungkin ilang pas saya beres-beres."

Renata pun menatap penanak nasi otomatis itu. Ia memerhatikan tombol-tombolnya, ia langsung tahu bagaimana cara kerjanya karena mirip dengan yang ia miliki di rumah. "Kamu tinggal pijit ini terus ini," ucapnya memberitahukan cara kerja penanak nasi itu kepada Vino.

"Oh gitu, jadi seudah itu tinggal nunggu mateng aja? Dia bakal bunyi kalau nasinya udah mateng?" ulang Vino.

"Iya. Masa kamu gak bisa sih bikin nasi pakai ini?" Renata masih berpikir Vino ini hanya akal-akalan Vino agar bisa berkenalan dan mengobrol dengannya.

"Aku emang gak tahu, Mbak. Aku gak pernah masak nasi sebelumnya," jujur Vino.

"Jadi selama ini kamu cuma tahu makannya doang?"

Vino terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gitu deh."

Tiba-tiba musik yang memang Vino putar sejak mereka memasuki apartemen itu beralih dan memutarkan lagu dari salah satu musisi dunia Charlie Puth. "Kamu dengerin Charlie Puth juga?" tanya Renata.

"Iya. Charlie Puth, Shawn Mendes, The Weeknd, banyak."

Renata mengangguk paham. Selera musiknya ternyata begitu sama dengannya. Berbeda dengan sang suami yang lebih menyukai musik-musik musisi Indonesia zaman dulu.

"Mbak Renata suka juga?"

"Iya. Aku lebih suka musik luar sih dibanding musik dalam negeri."

"Wah? Sama dong."

Mereka pun larut dalam obrolan mereka mengenai musik dan merambah ke film yang ternyata selera film mereka pun sama, sama-sama lebih memilih film hollywood dengan genre action atau thriller. Makanan favorit mereka pun sama, makanan yang bercita rasa pedas dan asin.

Seketika wajah jutek Renata di awal sudah tak terlihat lagi. Mereka malah mengobrol dengan begitu akrabnya. Sesekali Renata bahkan tertawa mendengar ocehan Vino.

Ternyata Vino adalah orang yang supel dan humoris.

Tiba-tiba Renata tersadar. Tidak seharusnya ia berada di sini di saat ia harusnya membereskan rumah.

"Kayaknya aku harus pulang. Tadi aku nitipin Nathan di rumahnya Deva, buat masak dan beres-beres rumah. Malah keasyikan ngobrol." Renata pun bangkit dari sofa ruang tengah di unit apartemen itu.

"Gak nyangka ya selera kita banyak yang sama. Ya udah kalau gitu, makasih ya Mbak, maaf kunjungan pertama Mbak Renata ke apartemen aku malah gak disuguhin apa-apa."

"Gak apa-apa kali, Vin. Nyantei aja. Ya udah ya, aku pamit."

Renata pun berjalan menuju pintu keluar dan saat menggerakkan handle pintu, ternyata pintu itu tidak bisa dibuka. "Loh, pintunya kenapa?"

Vino hanya terdiam di posisinya menatap Renata yang sedang mencoba membuka pintu.

"Duh iya, kata orang yang sebelum kamu tinggal di sini, pintu ini emang agak bermasalah. Pengelolanya lupa kali ya benerin pintunya," gerutu Renata masih mencoba membuka pintu itu.

Vino pun akhirnya menghampiri Renata. Tak sengaja keduanya secara bersamaan menggenggam handle pintu hingga tangan Renata dan Vino kembali bersentuhan.

Renata menoleh ke arah kirinya dan melihat Vino berdiri tepat di belakangnya. Wajah Vino ada begitu dekat dengan wajahnya. Nafas Renata tiba-tiba menderu. Kedua matanya tertuju pada bibir merah muda Vino yang begitu dekat dengannya.

Lalu tanpa Renata sadari, satu tangan Vino sudah berada di salah satu pipinya.

Renata salah tingkah. Mencoba untuk menghindar dari situasi itu, Renata membalikkan badan menghadap Vino dan menghempaskan tangan Vino dari pipinya.

"Mbak cantik. Sampai-sampai aku gak bisa berhenti lihatin Mbak Renata sejak pertama kali ngelihat Mbak kemarin," jujur Vino membuat perasaan Renata semakin menggila.

"Ngomong apa sih kam..."

Kemudian tiba-tiba saja, Vino sudah mengecup pipi Renata. Seketika Renata terkejut bukan main.

"Vino...!" disentuhnya pipinya yang dikecup itu.

Vino tak mengatakan apapun, ia hanya menatap lekat wajah Renata. Menahan agar tak melebihi sekedar kecupan itu.

"Ini salah, Vin," sesal Renata dengan pundak yang naik turun karena nafasnya yang sudah tidak teratur karena satu kecupan itu.

Dan entah bagaimana Renata malah menatap bibir dan kedua mata Vino bergantian.

Mendengar kata itu yang berbanding terbalik dengan reaksi Renata, Vino justru terpancing untuk melakukan lebih. "Apa yang salah, Mbak?"

Diistirahatkannya kedua tangannya pada pintu di belakang Renata sehingga Renata terpaksa mundur hingga punggungnya menyentuh pintu. Kini kepalanya berada di antara kedua tangan Vino.

Renata merasa semakin terjebak.

"Kita gak seharusnya ada di apartemen kamu kayak gini. Berdua aja lagi. Terus maksud kamu apa sih? Kenapa tiba-tiba nyium aku? Dan tolong kamu menjauh dari aku!" bentak Renata dengan nada galak menyembunyikan rasa gugup dan berusaha tetap bersama logikanya.

"Bukan salah kita, Mbak. Tapi pintunya yang rusak. Kalau gak rusak, sekarang pasti Mbak udah keluar dari apartemen aku." Vino melakukan pembenaran.

Renata tak bisa menjawab. Ia sibuk meredam detak jantungnya yang menggila karena posisi Vino yang berbahaya ini. Namun lagi-lagi entah bagaimana hatinya menolak untuk menghindar. Padahal bisa saja ia mendorong Vino menjauh, memukulnya mundur, namun tidak ia lakukan.

Perlahan, sangat perlahan, Vino mendekatkan wajahnya pada Renata. Jantung mereka berdebar kencang sekali.

Terutama Renata. Entah apa yang terjadi pada dirinya. Sisi liar di dalam hatinya begitu ingin merasakan bibir Vino yang ada di depannya itu berada di bibirnya.

Hingga tanpa sadar ia malah menutup matanya, seakan itu adalah izin bagi Vino untuk menciumnya.

Melihat Renata memberikannya lampu hijau, Vino pun semakin mendekat hingga bibir mereka pun bertemu, saling bersentuhan dalam diam.

Terpopuler

Comments

Mak e Tongblung

Mak e Tongblung

lhoooo rak nggenah ik

2024-12-09

1

Esih Mulyasih

Esih Mulyasih

waduh vino 🙈😬

2024-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Wanita yang Mirip
2 Bab 2: Terpesona
3 Bab 3: Desiran Aneh
4 Bab 4: Sisi Liar
5 Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6 Bab 6: Pembenaran
7 Bab 7: Kentara
8 Bab 8: Tersadar
9 Bab 9: Terperangkap
10 Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11 Bab 11: Ketahuan
12 Bab 12: Berubah Pikiran
13 Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14 Bab 14: Di Pihak Logika
15 Bab 15: Wanita Kedua
16 Bab 16: Menyamarkan
17 Bab 17: Bebaskan
18 Bab 18: Menggantikan Peran
19 Bab 19: Dosa yang Manis
20 Bab 20: Perjodohan
21 Bab 21: Pernyataan
22 Bab 22: Lingkaran
23 Bab 23: Di Night Club
24 Bab 24: Manis yang Semu
25 Bab 25: Let it Flow
26 Bab 26: Lebih dari Suka
27 Bab 27: Jalan Buntu
28 Bab 28: Cinta bukan Suka
29 Bab 29: Semakin Terasa Indah
30 Bab 30: Pesta Pertunangan
31 Bab 31: Rencana Masa Depan
32 Bab 32: Sikap yang Aneh
33 Bab 33: Curiga
34 Bab 34: Terbongkar
35 Bab 35: Apa ini Karma?
36 Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37 Bab 37: Kesalahan Terbesar
38 Bab 38: Hasutan Marsha
39 Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40 Bab 40: Semua Terungkap
41 Bab 41: Seorang Adik
42 Bab 42: Keputusan
43 Bab 43: Kembali ke Habitat
44 Bab 44: Kehilangan
45 Bab 45: Tidak Nyata
46 Bab 46: Sudah Terlambat
47 Bab 47: Menyesal
48 Bab 48: Niat Bertemu
49 Bab 49: Dijebak
50 Bab 50: Karena Keadaan
51 Bab 51: Menuju Hidup Baru
52 Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53 Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54 Bab 54: Direktur Utama
55 Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56 Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57 Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58 Bab 58: Tak Akan Menyerah
59 Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60 Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61 Bab 61: Hutang Budi
62 Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63 Bab 63: Seperti Keluarga
64 Bab 64: Mata-mata
65 Bab 65: Tidak Tahan
66 Bab 66: Perasaan Tak Salah
67 Bab 67: Balas Budi
68 Bab 68: Pengorbanan Vino
69 Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70 Bab 70: Kedatangan Gavin
71 Bab 71: Mata yang Terbuka
72 Bab 72: Melamar Nathan(end)
73 Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74 Ekstra 2: Marry Me, Dev
75 Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76 Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77 Ekstra 5: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1: Wanita yang Mirip
2
Bab 2: Terpesona
3
Bab 3: Desiran Aneh
4
Bab 4: Sisi Liar
5
Bab 5: Selingkuh itu Indah?
6
Bab 6: Pembenaran
7
Bab 7: Kentara
8
Bab 8: Tersadar
9
Bab 9: Terperangkap
10
Bab 10: Pergi dari Hidupku!
11
Bab 11: Ketahuan
12
Bab 12: Berubah Pikiran
13
Bab 13: Semakin Lepas Kendali
14
Bab 14: Di Pihak Logika
15
Bab 15: Wanita Kedua
16
Bab 16: Menyamarkan
17
Bab 17: Bebaskan
18
Bab 18: Menggantikan Peran
19
Bab 19: Dosa yang Manis
20
Bab 20: Perjodohan
21
Bab 21: Pernyataan
22
Bab 22: Lingkaran
23
Bab 23: Di Night Club
24
Bab 24: Manis yang Semu
25
Bab 25: Let it Flow
26
Bab 26: Lebih dari Suka
27
Bab 27: Jalan Buntu
28
Bab 28: Cinta bukan Suka
29
Bab 29: Semakin Terasa Indah
30
Bab 30: Pesta Pertunangan
31
Bab 31: Rencana Masa Depan
32
Bab 32: Sikap yang Aneh
33
Bab 33: Curiga
34
Bab 34: Terbongkar
35
Bab 35: Apa ini Karma?
36
Bab 36: Ruangan yang Dirahasiakan
37
Bab 37: Kesalahan Terbesar
38
Bab 38: Hasutan Marsha
39
Bab 39: Dikuasai Rasa Bersalah
40
Bab 40: Semua Terungkap
41
Bab 41: Seorang Adik
42
Bab 42: Keputusan
43
Bab 43: Kembali ke Habitat
44
Bab 44: Kehilangan
45
Bab 45: Tidak Nyata
46
Bab 46: Sudah Terlambat
47
Bab 47: Menyesal
48
Bab 48: Niat Bertemu
49
Bab 49: Dijebak
50
Bab 50: Karena Keadaan
51
Bab 51: Menuju Hidup Baru
52
Bab 52: Menunggu Luka yang Sembuh
53
Bab 53: Kedatangan Dua Sahabat
54
Bab 54: Direktur Utama
55
Bab 55: Tak akan Ku Biarkan Pergi
56
Bab 56: Memanfaatkan Nathan
57
Bab 57: Kamu adalah Penyesalan
58
Bab 58: Tak Akan Menyerah
59
Bab 59: Mendapatkan Cinta Kembali
60
Bab 60: Kita Selingkuh Lagi
61
Bab 61: Hutang Budi
62
Bab 62: Takdir yang Selanjutnya
63
Bab 63: Seperti Keluarga
64
Bab 64: Mata-mata
65
Bab 65: Tidak Tahan
66
Bab 66: Perasaan Tak Salah
67
Bab 67: Balas Budi
68
Bab 68: Pengorbanan Vino
69
Bab 69: Sampai Akhir Hayat
70
Bab 70: Kedatangan Gavin
71
Bab 71: Mata yang Terbuka
72
Bab 72: Melamar Nathan(end)
73
Ekstra 1: The Bad Boy and His Nanny
74
Ekstra 2: Marry Me, Dev
75
Ekstra 3: Mengerjar Cinta Nabila
76
Ekstra 4: Wanita Rahasia Daddy Zach
77
Ekstra 5: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!