Semakin takut kehilangan

Kondisi Aisha berangsur-angsur semakin membaik setelah pulang dari Rumah Sakit, berkat Faris dan Maya yang selalu mensupport Aisha. Kini Aisha juga sudah mulai bisa membaca tulisan braile berkat Faris yang menyewakan seorang guru privat untuk membantu Aisha belajar membaca.

“Sekarang kamu coba baca ini,” ujar Risa menyodorkan sebuah buku dan membukakan halamannya.

Perlahan Aisha meraba tulisan yang diberikan Risa,  ia mulai mengeja kata demi kata.

“Ilmu-agama-itu-seperti-hujan, sebagaimana-hujan-akan-menghidupkan-tanah-yang-mati, demikian-pula-ilmu-agama-akan-menghidupkan-hati-yang-mati,” baca Aisha masih terbata-bata, ia belum terbiasa untuk membaca huruf braile.

“Masya Allah indah banget kata-katanya Mba.”

Tanpa sadar airmata menetes dari sudut mata Aisha, ia merasa kalimat itu seperti cambukan bagi dirinya. Betapa ia merasa selama ini dirinya amat jauh dari ilmu agama.

Drrrttt … Drrrttt ... tiba-tiba ponsel Aisha bergetar tanda ada panggilan masuk.

“Coba sekarang kamu angkat,” titah Risa agar Aisha mencoba mengangkat telepon sendiri.

Aisha mulai meraba layar ponselnya mengikuti arahan dari Risa.

“Ke kanan sedikit,” ujar Risa membantu mengarahkan Aisha.

“Hallo Assalamualaikum,” ucap Aisha setelah berhasil menjawab panggilan yang entah dari siapa.

“Waalaikumsalam, lagi ngapain cantik?” tanya seseorang dari seberang telepon yang tentunya Aisha langsung paham siapa pemilik suara itu.

“Lagi belajar sama Mba Risa.”

“Aku udah kirimin beberapa model yang menurut aku cocok buat kamu, kamu pilih yang mana yang mau kamu pake nanti malem. Coba minta tolong Mba Risa buat jelasin spesifiknya.”

“Mba bisa tolong jelasin model baju

yang Faris kirim?” ujar Aisha meminta bantuan pada Risa.

“Coba sini Mba liat,” jawab Risa yang kemudian menjelaskan satu persatu model yang Faris kirimkan.

“Yang warna maroon mix brukat aja Faris,” jawab Aisha yang telah memilih matang-matang.

“Oke nanti aku kirimin ke rumah, see you nanti malem. Assalamualaikum.”

Panggilan diakhiri setelah Aisha mengiyakan dan menjawab salam Faris.

“Kalo gitu Mba juga pamit yah, sampe ketemu lusa,” pamit Risa ramah yang kemudian diangguki Aisha.

***

“Dokter itu bukan Tuhan yang bisa menentukan hidup dan mati seseorang Mas.”

“Iya aku paham Di, tapi gak ada salahnya kita mengikuti anjuran dari seseorang yang memang ahli pada bidangnya.”

“Aku mohon Mas, percaya sama aku! Aku dan anak kita pasti akan baik-baik aja. Tolong jangan sia-siain perjuangan aku selama ini Mas,” ucap Diana memohon.

“Tapi kamu harus janji sama aku, apapun yang kamu rasain kamu harus bilang sama aku yah,” jawab Azka khawatir.

“Iya aku janji,” jawab Diana berbinar mendengar jawaban suaminya.

“Kamu baik-baik yah di rumah, kalo ada apa-apa langsung hubungi aku,” tutur Azka yang diangguki oleh Diana.

“Jagain mamah yah sayang,” lanjut Azka seraya mengelus perut Diana yang membuncit.

Diana sangat bersyukur bahwa sekarang Azka benar-benar menepati janjinya dan mulai bisa beranjak dari masa lalunya. Walau Diana tahu kebahagiaannya saat ini telah menumpahkan air mata wanita lain.

***

“Masya Allah cantiknya putri ibu,” puji Maya setelah selesai membantu Aisha berias.

“Ibu bisa aja,” jawab Aisha tersipu.

“Assalamualaikum ….” ucap seseorang dari balik pintu.

“Sepertinya itu nak Faris sudah datang, ayo kita keluar.”

Maya keluar dengan menuntun Aisha untuk menemui Faris.

Faris terkagum-kagum melihat Aisha begitu berbeda dengan balutan gamis brukat dan jilbab yang senada dengan kemejanya. Ya Faris memang sengaja memilih baju couple untuk mereka pakai malam ini.

“Wah kalian keliatan kaya pasangan yang serasi banget pake baju couple ini,” puji Maya setelah melihat Faris mengenakan kemeja yang senada dengan Aisha.

“Ih ini bajunya couple?” tanya Aisha bingung.

“Emang iya,” jawab Faris enteng.

“Ih Faris kok gak bilang-bilang sih. Kenapa bajunya couple-an? Nanti ada yang marah lagi,” ujar Aisha teringat pada kedekatan Karina dan Faris.

“Ih siapa? Kita kan sama-sama belum ada yang punya, ya kan bu?” ujar Faris bertanya pada Maya.

“Hmm bener tuh sayang, siapa juga yang mau marah orang masih sama-sama single kok,” jawab Maya meyakinkan Aisha.

“Mending kalian berangkat, nanti kemaleman ke acaranya.”

“Ya udah kalo gitu kita berangkat ya bu,” pamit Faris seraya menuntun Aisha menuju ke mobil.

Aisha bersyukur acara malam ini adalah reuni fakultas kedokteran dari semua angkatan, jadi ada alasan untuk mereka datang bersama, begitupun dengan Faris. Karena jika bersama Faris ia akan merasa aman.

Alunan musik dan riuhnya orang-orang menyapu pendengaran Aisha ketika mereka sudah sampai di tempat acara, hal itu sontak membuat Aisha berkaca diri dengan kondisinya saat ini.

“Ris aku tunggu di mobil aja ya gak usah masuk,” pinta Aisha merasa tidak percaya diri.

“Hey kamu kenapa?” tanya Farsi lembut.

“Aku malu Ris, semuanya yang ada di sana pasti dateng dengan tampilan semaksimal mungkin. Sedangkan aku?”

“Emangnya kenapa sama kamu hmm? Tampilan kamu luar biasa kok malam ini, apa yang harus ditakutin Aisha?”

“Dengan kondisi aku yang buta seperti ini, apa aku pantes buat berbaur di acara seperti ini?”

“Aisha dengerin aku, kan ada aku yang selalu nemenin kamu. Kamu gak perlu merasa kayak gini yah.”

Faris menggenggam tangan Aisha untuk meredakan ketakutan Aisha. Cengkeraman Aisha di lengan Faris semakin kuat ketika Faris mulai membawanya masuk ke tempat acara.

“It’s okay kamu rileks ya, ada aku kok,” bisik Faris di tengah riuhnya suara orang-orang berpadu dengan alunan musik yang menyambutnya.

Ketakutan Aisha mulai menghilang mendengar kalimat lembut yang dilontarkan Faris.

“Aisha ….” sapa seseorang yang ternyata adalah teman sekelas Aisha dulu.

“Maaf, siapa ya?” tanya Aisha yang memang tidak bisa melihat siapa yang menyapanya.

“Aku Rina,” jawabnya seraya memeluk Aisha.

“Aku turut prihatin ya sama keadaan kamu sekarang, kamu yang tabah ya Sha.”

“Iya makasih ya Rin,” jawab Aisha mencoba tersenyum.

“Terus sekarang gimana sama internship kamu dong?”

“Untuk sekarang internship-ku ditangguhkan dulu sampe aku dapet pendonor kornea Rin,” jawab Aisha yang diangguki oleh Rina.

“By the way kapan nih ngundang Dokter Faris?” tanya Rina pada Faris yang sejak tadi dengan sabar selalu menemani Aisha.

Uhuk … Uhuk, tiba-tiba seperti ada yang mengganggu tenggorokan Faris ketika mendengar pertanyaan teman Aisha.

“Ngundang apa?” tanya Faris yang pura-pura tak mengerti.

“Ya ke nikahan kalian lah, dokter Faris gak mungkin kan cuma ngajak Aisha pacaran-pacaran receh kayak anak ABG?”

“Ih apa sih Rina, kita tuh sahabatan tau,” jawab Aisha yang justru terlihat tenang dibandingkan Faris yang sudah memerah wajahnya.

“Kok kamu bisa kenal sama Dokter Faris sih? Jarak kita kan lumayan jauh sama Dokter Faris,” tanya Aisha yang sejak tadi bingung kenapa temannya itu mengenal sahabatnya.

“Ya ampun Sha siapa sih yang gak kenal senior tampan dan teladan kayak dokter Faris.”

“Ih gak boleh gitu kamu, nanti dia melting,” jawab Aisha yang kemudian diikuti oleh kekehan mereka yang terkalahkan dengan riuhnya acara malam itu.

“Kalo gitu aku cari temen-temen yang lain dulu yah Sha, kamu baik-baik sama dokter Faris,” ujar Rina yang kemudian diangguki oleh Aisha.

“Inget Sha, gak ada yang namanya sahabatan antara cowok sama cewek,” bisik Rina sebelum meninggalkan Faris dan Aisha.

“Rina ngomong apa Sha?” tanya Faris yang penasaran.

“Ih kepo,” jawab Aisha yang justru malah meledek Faris.

Ketika Faris dan Aisha tengah asyik berkeliling menyapa teman-teman yang lainnya, tiba-tiba seorang gadis mendekati mereka.

“Faris, kamu dateng juga?” tanya gadis itu yang ternyata adalah Karina, teman satu kelas Faris yang Aisha temui tempo hari di Rumah Sakit.

“Iya aku dateng,” jawab Faris ramah.

“Kita udah dua kali ketemu loh, masa aku gak dikenalin sama gandengan kamu,” ujar Karina yang terdengar seperti sindiran karena sejak tadi Aisha terus memegangi lengan Faris.

Sontak hal itu membuat Aisha melepas pegangannya pada Faris, tapi langsung ditahan oleh Faris.

Faris justru malah menautkan jemarinya dengan jemari Aisha, yang sukses membuat Karina semakin tidak suka.

“Oh ya ini Aisha. Aisha ini Karina temen sekelas aku waktu residen.”

“Aisha,” ucap Aisha seraya menyodorkan tangan untuk berjabat yang kemudian disambut oleh Karina.

“Kamu gak mau nemuin temen-temen sekelas kita di sana Ris?” ujar Karina mencoba mencari cara untuk memisahkan Aisha dari Faris.

“Ya udah ayo,” jawab Faris yang menggandeng Aisha juga, namun segera dihentikan oleh Aisha.

“Aku gak usah ikut ya Ris, mereka kan temen-temen kamu. Gak enak kalo aku ikut, aku tunggu di sini aja,” tolak Aisha.

“Gak apa-apa kok Sha, nanti kamu sama siapa di sini?”

“Udah gak apa-apa, di sini kan banyak orang. Lagian aku gak bakalan kemana-kemana kok,” jawab Aisha meyakinkan Faris.

“Tapi kamu janji jangan kemana-kemana sampe aku balik lagi ya. Aku cuma sebentar kok, gak jauh juga.”

“Iya iya sana, tuh udah ditungguin.”

“Ok, janji tunggu sini yah.”

“Iya Faris.”

Lalu Faris pergi mengikuti Karina yang menunjukan tempat dimana teman-teman sekelasnya.

Aisha yang menunggu sendirian mulai jenuh karena Faris tak kunjung kembali.

Sudah beberapa temannya juga yang menyapanya silih berganti, tapi Faris belum juga kembali.

Hingga ia mendengar ada seorang pelayan yang menawarkan minuman padanya, belum Aisha sempat meraih gelas yang disodorkan pelayan, tiba-tiba byurrr … tubuhnya serasa tenggelam dalam air.

Semua orang yang mendengarpun sontak menoleh ke arah kolam renang, tidak terkecuali Faris.

Seketika Faris teringat pada Aisha, ia segera berlari ke arah kolam renang.

Begitu menyadari bahwa yang tercebur ke kolam adalah Aisha, Faris tak pikir panjang. Ia segera mencebur juga ke kolam, lalu membawa Aisha ke permukaan.

Faris naik dengan membopong Aisha menuju ke mobil tanpa mempedulikan semua mata yang tertuju pada mereka.

Aisha terisak ketika mengetahui bahwa Farislah yang membopongnya keluar dari air.

“Kenapa baru dateng?, aku tadi takut banget. Kenapa kamu gak ada disampingku?” ucap Aisha terisak dalam gendongan Faris.

“Maaf aku datang terlambat,” jawab Faris menghapus airmata Aisha setelah mendudukannya di mobil.

“Kamu gak salah.” jawab Aisha masih terisak.

“Maaf Sha lagi-lagi aku gak bisa jagain kamu,” sesal Faris dengan menggenggam tangan Aisha untuk menghangatkannya, padahal dirinya juga sama-sama basah kuyup.

***

Jangan lupa vote, like and coment buat nyemangatin author ya readers tersayang ….

Terpopuler

Comments

YouTrie

YouTrie

2 like dulu

2021-05-23

0

Dina (ig : dinaezyu)

Dina (ig : dinaezyu)

meninggalkan jejak like

2020-12-20

1

Puan Harahap

Puan Harahap

sy udah boom like thor 10 semoga membantu

2020-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Aku juga wanita biasa
2 Bagaimana bisa aku berdamai?
3 Bukan Azka
4 Aku, Kamu, dan Dia
5 Kejam memang
6 Sudah Skenario Tuhan
7 Wanita tangguh
8 Apalagi ini?
9 Orang Terpilih
10 Harus Ikhlas
11 Mulai ada rasa?
12 Semakin takut kehilangan
13 Takdir Tak Terduga
14 Bukan akhir segalanya
15 Muhasabah Diri
16 Terungkap
17 Rangkaian Takdir
18 Orang yang Sama
19 Jawaban
20 Rasa Yang Hadir
21 Tanda tanya
22 Yes I do
23 Bukan aku pemenangnya
24 Takdirku
25 Hari Kita
26 Harapan Baru?
27 Senja yang tak lagi sama
28 Menantu baru
29 Aku dan perasaan ini
30 Perlahan semakin baik
31 Sesejuk Embun Pagi
32 Pengakuan
33 Terungkap (2)
34 Pergi untuk kembali
35 Mabuk darat
36 Kebetulan?
37 Berusaha mengikhlaskanmu
38 Benarkah sudah lupa?
39 Salah paham
40 Berusaha
41 Berusaha 2
42 Berusaha 3
43 Mau kemana?
44 Abang dimana?
45 Dinner kejutan
46 Kejutan lagi?
47 Mencoba melawan malu
48 Yang Tertunda
49 Sabarnya humairaku
50 Tertunda lagi?
51 Visual
52 Our first night yang tertunda
53 Ibadah lagi
54 Suami hebatku
55 Bercak Cinta
56 Dilanku
57 Menjadi saksi
58 Siapa dia?
59 Siapa mereka
60 Kecolongan
61 Dokterku suamiku
62 Aku ridho
63 Kamu tidak baik-baik saja
64 Harapan Baru
65 Dia milikku!
66 Percaya
67 Tak apa
68 Sensasi pengantin baru
69 Sayang, Jangan takut
70 Tiket
71 Ada apa?
72 Jangan cengeng
73 Gelisah
74 Wanita hebatku
75 Wanita gila
76 Ini kakakku
77 Bandara & Club
78 Are you okay?
79 Ujian rumah tangga kita
80 Dokter tapi takut obat
81 Fiks reaksi jamu
82 Tengilnya Tuan Faris
83 Karina yang sebenarnya
84 Kenapa Sha?
85 Hah?
86 Jatuh cinta setiap saat
87 Forgive
88 Masjid merah jambu
89 Mecca, here we come
90 Doa pilu di rumah-Mu
91 Kita senasib
92 Cappadocia, here we come
93 Abang gagal buka puasa
94 Honeymoon 1
95 Honeymoon 2
96 Honeymoon 3
97 Honeymoon 4 (Jeritan Penyesalan)
98 Tragedi Bandara Kayseri
99 Rumah Sakit orang waras
100 Salah saya apa, Tuan?
101 Happy Birthday Baby
102 Maaf, Nona
103 Kamu istriku
104 Aku memang orang asing
105 Benar-benar bikin surprise
106 Pecel seadanya
107 Aku yang lemah
108 Berkolaborasi
109 Ternyata masih belum siap kehilangan
110 Macan betina
111 Jangan ngambek dong, Mami
112 Ancaman Bocah
113 Rumit
114 Semakin Rumit
115 Semakin Rumit 2
116 Hancur
117 Suamimu juga manusia biasa
118 Selesaikan dengan jantan!
119 Apa dia sesempurna itu?
120 Kangen Abang
121 Terbayar lunas
122 Amanah
123 Kasih kejutan Papi
124 Sabarmu ... kuatku
125 Tanpa Papi
126 Tasya is come
127 Bolehkah?
128 Sensitive
129 Anak Mami pasti kuat
130 Aku tak sepicik itu!
131 Aku tak apa meski sendiri
132 Salah sangka
133 Benar-benar wanita mulia
134 Tanpa Papi lagi
135 Beginikah ngidam?
136 Kenapa harus kamu Mas?
137 Ku ambil dia kembali
138 Tinggalkan aku!
139 Jangan putus asa
140 Butuh ruang
141 Terungkap
142 Akankah baik-baik saja?
143 Ternyata terlambat
144 Menyerah
145 Panik
146 Kemana lagi?
147 Hancur sia-sia
148 You broke me first
149 Mengajukan gugatan
150 Frustasi
151 Sama-sama mencari
152 Mengunjungi Ayah
153 Titik terang
154 Semoga baik-baik saja
155 Jangan buat semakin rumit
156 Bukan tak sayang
157 Dokter cantik pemberani
158 Kamu?
159 Rencana lain
160 Pasangan idaman
161 Pasrah akan ketentuan-Mu
162 Benarkah ?
163 Sedikit lagi ...
164 Kepada-Mu kami kembali
165 Hilang satu muncul yang baru
166 Kakak ...
167 Apapun akan aku lakukan
168 Panik
169 Pergi dengan tenang
170 Lebih baik mati
171 Napas ini untukmu
172 Salah siapa!?
173 Biar aku yang pergi
174 Tergoda
175 Izinkan aku egois
176 Wanitaku lelah
177 Mempertahankan takdir
178 Ikhlas itu bohong!
179 Sebab akibat
180 Biar saja berakhir
181 Kebetulan?
182 Gagal temu
183 Sama-sama terluka
184 Sakit luar dalam
185 Kolega lama
186 Hati yang tergerak
187 Bukan hanya kamu, akupun sakit
188 Cukup Kakak, Aish jangan
189 Quality time
190 Kecurigaan Roger
191 Wanita bergamis panjang
192 Kembali berjuang
193 Berlomba
194 Mencari ketenangan
195 Memulai kembali
196 Lucunya istriku
197 Saya yang beruntung
198 Aku masih punya hati
199 Calon pewaris Abdullah Company
200 Siapkah aku?
201 Restu Kak Isal
202 Debar tak biasa
203 Beruntungnya aku punya kamu
204 Ica nggak sendirian
205 Kekhawatiran Ning Sabina
206 Nikmat yang tak terdustakan
207 Memantau dari jauh
208 Teman seperjalanan
209 Kalah telak
210 Muslimah sesungguhnya
211 LDR
212 ....
213 Kakak ipar bertemu kakak kandung
214 Rahasia Gus Hasan terbongkar
215 Quality time Aisha dan Faisal
216 Rindu berujung temu
217 Berubah tak semudah yang dikira
218 Berlibur bersama
219 Gadis kecilku
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Aku juga wanita biasa
2
Bagaimana bisa aku berdamai?
3
Bukan Azka
4
Aku, Kamu, dan Dia
5
Kejam memang
6
Sudah Skenario Tuhan
7
Wanita tangguh
8
Apalagi ini?
9
Orang Terpilih
10
Harus Ikhlas
11
Mulai ada rasa?
12
Semakin takut kehilangan
13
Takdir Tak Terduga
14
Bukan akhir segalanya
15
Muhasabah Diri
16
Terungkap
17
Rangkaian Takdir
18
Orang yang Sama
19
Jawaban
20
Rasa Yang Hadir
21
Tanda tanya
22
Yes I do
23
Bukan aku pemenangnya
24
Takdirku
25
Hari Kita
26
Harapan Baru?
27
Senja yang tak lagi sama
28
Menantu baru
29
Aku dan perasaan ini
30
Perlahan semakin baik
31
Sesejuk Embun Pagi
32
Pengakuan
33
Terungkap (2)
34
Pergi untuk kembali
35
Mabuk darat
36
Kebetulan?
37
Berusaha mengikhlaskanmu
38
Benarkah sudah lupa?
39
Salah paham
40
Berusaha
41
Berusaha 2
42
Berusaha 3
43
Mau kemana?
44
Abang dimana?
45
Dinner kejutan
46
Kejutan lagi?
47
Mencoba melawan malu
48
Yang Tertunda
49
Sabarnya humairaku
50
Tertunda lagi?
51
Visual
52
Our first night yang tertunda
53
Ibadah lagi
54
Suami hebatku
55
Bercak Cinta
56
Dilanku
57
Menjadi saksi
58
Siapa dia?
59
Siapa mereka
60
Kecolongan
61
Dokterku suamiku
62
Aku ridho
63
Kamu tidak baik-baik saja
64
Harapan Baru
65
Dia milikku!
66
Percaya
67
Tak apa
68
Sensasi pengantin baru
69
Sayang, Jangan takut
70
Tiket
71
Ada apa?
72
Jangan cengeng
73
Gelisah
74
Wanita hebatku
75
Wanita gila
76
Ini kakakku
77
Bandara & Club
78
Are you okay?
79
Ujian rumah tangga kita
80
Dokter tapi takut obat
81
Fiks reaksi jamu
82
Tengilnya Tuan Faris
83
Karina yang sebenarnya
84
Kenapa Sha?
85
Hah?
86
Jatuh cinta setiap saat
87
Forgive
88
Masjid merah jambu
89
Mecca, here we come
90
Doa pilu di rumah-Mu
91
Kita senasib
92
Cappadocia, here we come
93
Abang gagal buka puasa
94
Honeymoon 1
95
Honeymoon 2
96
Honeymoon 3
97
Honeymoon 4 (Jeritan Penyesalan)
98
Tragedi Bandara Kayseri
99
Rumah Sakit orang waras
100
Salah saya apa, Tuan?
101
Happy Birthday Baby
102
Maaf, Nona
103
Kamu istriku
104
Aku memang orang asing
105
Benar-benar bikin surprise
106
Pecel seadanya
107
Aku yang lemah
108
Berkolaborasi
109
Ternyata masih belum siap kehilangan
110
Macan betina
111
Jangan ngambek dong, Mami
112
Ancaman Bocah
113
Rumit
114
Semakin Rumit
115
Semakin Rumit 2
116
Hancur
117
Suamimu juga manusia biasa
118
Selesaikan dengan jantan!
119
Apa dia sesempurna itu?
120
Kangen Abang
121
Terbayar lunas
122
Amanah
123
Kasih kejutan Papi
124
Sabarmu ... kuatku
125
Tanpa Papi
126
Tasya is come
127
Bolehkah?
128
Sensitive
129
Anak Mami pasti kuat
130
Aku tak sepicik itu!
131
Aku tak apa meski sendiri
132
Salah sangka
133
Benar-benar wanita mulia
134
Tanpa Papi lagi
135
Beginikah ngidam?
136
Kenapa harus kamu Mas?
137
Ku ambil dia kembali
138
Tinggalkan aku!
139
Jangan putus asa
140
Butuh ruang
141
Terungkap
142
Akankah baik-baik saja?
143
Ternyata terlambat
144
Menyerah
145
Panik
146
Kemana lagi?
147
Hancur sia-sia
148
You broke me first
149
Mengajukan gugatan
150
Frustasi
151
Sama-sama mencari
152
Mengunjungi Ayah
153
Titik terang
154
Semoga baik-baik saja
155
Jangan buat semakin rumit
156
Bukan tak sayang
157
Dokter cantik pemberani
158
Kamu?
159
Rencana lain
160
Pasangan idaman
161
Pasrah akan ketentuan-Mu
162
Benarkah ?
163
Sedikit lagi ...
164
Kepada-Mu kami kembali
165
Hilang satu muncul yang baru
166
Kakak ...
167
Apapun akan aku lakukan
168
Panik
169
Pergi dengan tenang
170
Lebih baik mati
171
Napas ini untukmu
172
Salah siapa!?
173
Biar aku yang pergi
174
Tergoda
175
Izinkan aku egois
176
Wanitaku lelah
177
Mempertahankan takdir
178
Ikhlas itu bohong!
179
Sebab akibat
180
Biar saja berakhir
181
Kebetulan?
182
Gagal temu
183
Sama-sama terluka
184
Sakit luar dalam
185
Kolega lama
186
Hati yang tergerak
187
Bukan hanya kamu, akupun sakit
188
Cukup Kakak, Aish jangan
189
Quality time
190
Kecurigaan Roger
191
Wanita bergamis panjang
192
Kembali berjuang
193
Berlomba
194
Mencari ketenangan
195
Memulai kembali
196
Lucunya istriku
197
Saya yang beruntung
198
Aku masih punya hati
199
Calon pewaris Abdullah Company
200
Siapkah aku?
201
Restu Kak Isal
202
Debar tak biasa
203
Beruntungnya aku punya kamu
204
Ica nggak sendirian
205
Kekhawatiran Ning Sabina
206
Nikmat yang tak terdustakan
207
Memantau dari jauh
208
Teman seperjalanan
209
Kalah telak
210
Muslimah sesungguhnya
211
LDR
212
....
213
Kakak ipar bertemu kakak kandung
214
Rahasia Gus Hasan terbongkar
215
Quality time Aisha dan Faisal
216
Rindu berujung temu
217
Berubah tak semudah yang dikira
218
Berlibur bersama
219
Gadis kecilku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!