PART. 6 MY LEON

Lelaki itu, kupikir dia lumanyan baik juga dewasa. Tersenyum cengengesan sendiri mengingat dia menirukan gaya bicaraku.

Hihihi lucu juga.

Di luar teras tampak cahaya lampu bersinar temaram memantul bergelombang dari air kolam yang penuh meluber. Menarik perhatianku untuk menyaksikan keindahan yang timbul secara harafiah.

Kugeser pintu kaca teras, menghirup udara malam yang menyerusuk tengkuk, merambat cepat menyentuh bulu – bulu halus kulit lenganku.

HATCHIii!

“Belum tidur?”

Tersentak, terkejut paksa. WOI! Ternyata ada orang toh. Kupikir hanya aku berdiri sendirian di sini.

“Sedang apa?” terbelalak melihatnya menggoyang goyangkan gelas cembung panjang dengan tangkai di bawahnya berisi minuman berwarna merah, sambil sesekali menghirup aroma khas red wine sebelum mengeruputnya sedikit demi sedikit. Sebotol minuman berlabel "Vinsanto 20" berada di atas meja bersama dua gelas anggur kosong.

“Duduklah,” pintanya menepuk bantalan kursi di samping tempat dia duduk.

Rambut basahku masih belum jua kering, aku melangkah menghampiri, duduk tepat disebelahnya. “Waaa, indahnya!” kepalaku mendongak ke atas menatap bintang yang bertaburan di antara langit gelap.

Ia tak berkomentar, malah menenggak habis minumnya. Gelasnya kini kosong melompong. Tanpa menoleh dia berkata, “Ternyata ada, gadis bodoh yang membiarkan pacarnya selingkuh dengan wanita lain,” tersenyum mengejek.

“Hei! Apa kau bilang!” seruku tidak terima.

“apa kau mabuk?” tanyaku menyipitkan mata.

Dia menoleh, menatap. “Tidak, aku hanya minum sedikit.”

Aku pikir dia tidak berbohong, kedua kelopak matanya masih terlihat cerah tak tampak sayu.

“Apa kau bicara tentangku?” tanyaku sewot.

Ia memalingkan wajah angkuh, sengaja menghindar dari pertanyaanku.

“Apa aku boleh minum?”

“Tidak, nanti kau bisa mabuk,” peringatnya padaku sopan.

Tanpa peduli omongannya, kuraih botol yang masih terisi penuh. Menenggaknya dalam hitungan detik. Mungkin aku mulai tidak waras menghabiskan separuh isi minuman dalam botol sendirian.

Lelaki itu meraih paksa botol dari genggaman tanganku, air yang tak sempat terminum terpercik mengenai T – Shirt dan kemeja miliknya, menimbulkan bercak memerah, membekas basah.

“Hentikan! Apa kau sudah gila?” serunya membentakku marah.

Kutepis tangannya kasar. “Lepaskan!” sentakku membalas. Dia melepas genggaman tangannya, kembali duduk seperti semula.

Setitik air mata mulai membasahi pipi, jatuh perlahan dari pelupuk mata yang menggenang, sayu memerah. Sesenggukan, kucoba menghentikan tangis. Aku tidak mau terlihat cengeng di depan orang lain. Apalagi orang yang tidak kukenal sedang duduk di sampingku sekarang.

Kututupi wajahku dengan kedua telapak tangan, rapat – rapat.

“Hei, apa kau menangis?” tangannya menyentuh pundakku, mengusap cemas. “kumohon jangan menangis. Maaf kalau ucapanku keterlaluan,” ucapnya sungguh menyesal.

Kuusap air mataku pedih. “Hiks … Aku tahu. Aku wanita bodoh, gampang diperdaya oleh mereka. Aku memang bodoh. Bodoh! Bodoh!” ujarku mengumpat diri sendiri, suaraku terdengar tidak jelas tenggelam di antara isak tangis.

“Apa aku salah? Aku hanya ingin hidup normal,” ucapku gemetar, mulai ngelantur tak karuan.

“Normal?” alisnya bertaut saat menanyakan hal barusan.

Spontan menoleh menatapnya sinis dengan mata yang masih berair. “Ya, normal. Menikah. Punya anak. Itu impianku," punvgung tanganku mengusap lagi air mata yang sempat menetes.

“Aku bosan. Hidup seperti ini. Setiap hari harus terpaksa tersenyum, bersandiwara di depan semua orang. Belum lagi ngadepin orang – orang nggak jelas. Dihina. Ditipu. Dilecehkan. Aku capek!” kataku tertunduk sedih.

Tak kusangka, telapak tangannya yang besar menepuk – nepuk lembut punggung belakangku. Secuil perhatiaan. Ya, sesuatu yang membuatku rindu akan perasaan yang hampir punah dari kehidupanku.

Tiba – tiba ia mencubit pipi kananku gemas.

“Auch! Hei! Apa yang kau lakukan?” kupukul lengannya kesal.

Senyum simpul tersungging dari bibirnya. “Senyum dong! Matamu kayak panda,” oloknya mengejek.

Melihatnya tersenyum reflek membuatku ikut tersenyum. “Kau ini," kataku menepuk bahu tangannya sebal.

“NgG! Kalau boleh aku tanya, dari mana kamu kenal sama _ Sama siapa itu. Nama pacar kamu,” ujarnya bertanya memancingku melanjutkan cerita.

“Leon!” jawabku singkat.

Ia menggeser duduk, menghadapku. Bersandar pada lengan sofa, sebelah kaki ditekuk di atas sofa. “Ya, Leon. Ceritakan padaku,” pintanya lugas.

Leon Arkea, panggilannya Leon. Seorang newbie di dunia 'intertainment. Ganteng, tinggi, putih, punya badan bagus. Yah, ideal 'lah sama tipeku.

Siang itu aku sedang syuting sinetron kejar tayang di daerah perumahan. Tiba – tiba para awak kru lain berlarian tergopoh – gopoh membawa kamera dan perlengkapannya mendekat ke tempat dimana aku sedang duduk menunggu di bangku taman sambil membaca buku.

Aku masih ingat hari itu, baju yang kukenakan : blus lengan panjang merah muda dengan celana panjang chino warna cream kostum dari pihak sponsor.

Tiba – tiba muncul bayangan seseorang berdiri tepat di depanku menghalangi matahari siang yang bersinar terik menyengat badan.

Spontan mendongak – menatap sosok yang lebih dulu menyodorkan sebuket besar bunga mawar putih kepadaku. Aku melongo, terpaku sesaat lalu berkata, “Buatku?” tanyaku menunjuk diri.

Dia tersenyum, sangat tampan bahkan. “Can’t I be your boyfriend?” ucapnya terdengar begitu merdu di telinga bak semilir bisikan iblis menghipnotis kalbu.

Tak pelak aku pun membalas, “Tentu.”

Terlontar begitu saja tanpa berpikir lebih dulu dengan seutas lengkung senyum sempurna di bibir.

Itulah salah satu kelemahanku : paling enggak bisa nolak sama yang namanya “cowok ganteng”.

Hufh!

Kalau dipandang lebih lama ....

Nih, cowok sepertinya lebih ganteng 75% dari Leon. Meskipun wajah aslinya separuh tertutup topeng.

🔘💗🤗

Hola

Miels kembali up date

Bantu like 5 bintang ya ... thank you

Terpopuler

Comments

Chocooya

Chocooya

don't we all😭

2022-04-01

1

AD Dhama

AD Dhama

penyuka cowok ganteng

2020-05-28

0

Yudhistira.qs

Yudhistira.qs

semangat update kak! aku udah boomlike, rate bintang 5, sama vote juga kak. ditunggu feedbacknya ya

2020-04-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!