PART 17 LAMARAN SINGKAT

Ban mobil berdecit memekak, mendadak Fint menghentikan mobilnya di tepi jalan.

“Tunangan? Maksudmu?” -Ia sepertinya tidak mengerti dengan tuduhanku- “kamu yang ninggalin aku. Nomor handphone-mu ganti. Pindah rumah nggak bilang-bilang,” tukasnya memuntahkan amarah.

Aku terkesiap memandangnya. “Mamamu,” ujarku tak selesai.

Buru-buru kudorong handel pintu, mencoba untuk keluar dari mobil. Namun dengan cepat tangan Fint menarikku sembari mengunci otomatis pintu mobil.

“Fint! Buka pintunya,” tukasku ketus.

“Tidak, aku mau bicara,” serunya geram. Menginjak pedal gas dalam, menimbulkan suara derungan mobil yang meraung-raung. Melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, mengebut di perempatan jalan kemudian berbelok menukik.

“Berhenti!!!” pekikku ketakutan saat mobil Fint nyaris menyenggol kaca spion mobil di sebelahnya.

“Aku hamil. Hentikan mobilnya.”

Bola matanya spontan menyorot tajam kedua belah mataku. Tanpa memandang ke arah jalan, Fint menepikan mobil di area parkir supermarket di pinggir jalan.

“Hamil!” pekiknya terkejut setengah hidup, matanya membelalak lebar. “Maksudmu? Kamu sudah nikah?”

Aku menggeleng pelan, tertunduk dalam. Fint mengerti bahasa isyarat yang kutunjukkan barusan.

“Terus. Siapa dia? Leon?”

Aku menggelengkan kepala sekali lagi, kali ini lebih cepat. Hanya bisa terdiam tanpa sanggup berkata lebih banyak.

“Lalu?” tanya Fint semakin penasaran.

Amarahnya berangsur-angsur mencair, pelan-pelan meraih kedua belah punggung tanganku, mengusapnya sayang.

Tiba-tiba Fint mengecup punggung tangan kananku lembut sambil melontarkan sebuah lamaran. “Sya! Kita nikah bulan depan.”

Deg!

Kedua manik mataku mendelik sempurna. Apa dia bercanda? Sudah tahu aku hamil, malah…

“Fint, antarkan aku pulang,” pintaku dengan wajah bersungut-sungut.

“Sya…”

Tiba-tiba saja Fint meraih punggung tanganku—meleset—aku sudah lebih dulu mengelak.

“Fint, antarkan aku pulang atau aku akan pergi lebih jauh lagi,” ancamku sengit padanya.

Fint menghela napas pasrah pada keangkuhanku yang sekeras sembrani. Melajukan mobilnya kembali melintas di jalur yang benar. Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam dalam suasana tegang, Fint seolah tak berani membuka pembicaraan lebih dulu.

30 menit, lebih lama dari naik taksi. Sedikit membuatku jengkel. Bagaimana tidak kesal, dari tadi Fint berputar-putar tidak jelas. Entah dia sengaja atau memang tidak tahu jalan ke rumahku.

Akhirnya mobil Fint berhasil berhenti di depan pagar rumah bercat kuning jeruk lemon, setelah beberapa menit lalu aku menjadi pemandu petunjuk jalan.

Kali ini Fint berhasil menggenggam sebelah punggung tanganku erat. “Sya, pikirkan lagi. Aku tak peduli siapa yang…. Ah, sudahlah. Aku serius ingin menikah sama kamu. Ijinkan aku menjaga kamu dan si kecil seumur hidupku.” Kedua bola matanya menatap penuh keseriusan.

Kupalingkan muka, tak berani membalas sorot matanya yang seakan -akan hendak melubangi bola mataku. “Fint, aku capek,” elakku sengaja mengusirnya secara halus.

Ia menghela napas pendek sejenak, kedua tangannya mengusap punggung tanganku sembari berkata, “Maaf, membuatmu kaget,” nada suaranya terdengar parau. “Sya… aku, aku mencintaimu, sama seperti dulu. Maaf kalau aku bersalah padamu. Kumohon, terima aku.”

Rengekannya membuatku tidak tahan untuk memberikannya sebuah pelukan, sudah lama aku tidak mencium harum bau parfum citrus musk miliknya. Tapi tidak, tidak mungkin aku kembali padanya. Mamanya tidak suka padaku, tidak mungkin kami menikah tanpa restu kedua orang tua.

“Fint, buka pintunya. Cukup sampai di sini,” kataku datar, keluar dari dalam mobil setelah Fint menekan central lock pintu mobil.

Grab!

Kaget! Sungguh kaget. Kedua lengan Fint tiba-tiba melingkar di pundak, memelukku dari belakang.

“Fint, lepasin. Malu dilihat orang.”

Jari-jemarinya yang bebas, menggerayang bagian pinggang dan… berikutnya, Fint mengeluarkan jurus andalannya: menggelitiki pinggangku tanpa henti, membuatku tertawa terpingkal-pingkal kegelian.

“Fint, sudah, sudah,” pintaku diantara tawa yang tertahan.

Ia membalikkan badanku menghadapnya. “Boleh aku masuk?”

Entah, kenapa? Sikap kerasku mendadak berubah dalam sekejap. Aku membiarkan kedua lengannya melingkar manja di pinggangku, tanpa perlawanan.

“Tidak,” tukasku menolak, melepas topi dari kepalaku, menyematkannya kembali di kepalanya.

“Mm, oke. Besok aku jemput, atau kamu yang datang ke kantor?” tukasnya memberi pilihan, terdengar terlalu memaksakan. “Mana handphonemu?”

“Nggak bawa.”

Menepuk jidat, teringat sesuatu. “Oh ya lupa, tadi kamu kabur,” ujarnya menerka-nerka sendiri.

Cup!

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibirku, lagi.

Bola mataku spontan mendelik garang. “Fint…” erangku memanggil namanya gemas.

“Maaf, maaf.”

Bukannya malah berhenti, Fint menghujaniku dengan kecupan di pipi, mata, dahi dan hidung.

“Kamu tahu? Aku kangen berat sama yang namanya Nesya. Bawaannya pingin cium sampai dia pingsan,” ujarnya menggodaku, menyentil ujung hidungku nakal.

“Emang Nesya mau? Dia bilang, ‘Nggak kangen sama kamu’,” balasku balik menggodanya.

Ia memandangku kecewa. “Kok gitu sih.”

“Habisnya kamu—” ujarku tak selesai.

“Aku kenapa?” tanya Fint penasaran.

“Kamu. Kamu berubah,” ucapku beralasan, berusaha menutup-nutupi cerita sebenarnya.

Fint menggela napas berat. “Bukannya kamu yang berubah,” sanggahnya balik menuduhku.

“NESYA!!!"

Kami berdua terperanjat mendengar teriakan marah seseorang memanggil namaku, spontan menoleh bersamaan. Cepat-cepat kutepis pegangan tangan Fint dari pinggangku.

Tampak dari kejauhan Firda berjalan dengan tampang penuh amarah.

Firda menarik lengan kiriku kasar sambil membentak. “Kamu tuh, dicariin ke mana aja. Kabur sama siapa kamu?”

Detik itu juga Firda mengomel panjang lebar tanpa melihat sosok ganteng yang tengah berdiri di hadapannya. Aku mengulum bibir ke dalam, tak membantah, bola mataku berputar pelan memberi isyarat pada Firda, tapi dia tak kunjung mengerti maksudku. Lalu aku berdeham pelan memperingatkan Firda untuk menjaga sikap. Saking kesalnya, kutangkup wajahnya dengan kedua tanganku, mengarahkan pandangannya pada keberadaan pria bertopi hitam yang berdiri di depannya.

Manik mata Firda membelalak lebar ketika Fint melepas topinya. “YA AMPUN! FINT! Aaa…” pekiknya heboh, tanpa malu berhambur memeluk tubuh Fint.

Serta merta aku menarik kerah baju Firda, memintanya mundur secara perlahan.

“Firda! Firda!”

“Apaan sih? Emang nggak boleh?” tukasnya culas, tak terima. Bibirnya mengerucut cemberut.

Fint menggaruk sebelah alisnya, menahan tawa geli melihat tingkah lucu Firda yang genit, mirip fan berat mendadak heboh gara-gara bertemu artis idolanya.

“Fint, masuk dulu yuk! Fifi buatin teh hangat buat abang Fint tersayang,” ucapnya mengerlingkan mata genit jijay.

Aku menyikut lengannya kesal. “Dwe, genitnya. Fint mau pulang,” tukasku ketus, membalikkan badan Fint, mendorong punggungnya cepat ke arah pintu mobilnya.

“Nee—ss” erang Firda merengek memanggil namaku, menatap sengit padaku saat aku menjauhkan Fint dari jangkauannya.

“Apa!” balasku tak kalah ketus.

Fint membuka jendela mobilnya sesaat setelah dirinya berhasil duduk di dalam kursi pengemudi. Menarik lengan kiriku sembari berkata, “Sya, besok aku jemput.”

“Lihat besok,” jawabku datar.

“Nanti malam telepon dong. Nomorku masih yang lama.” Bola matanya menatapku bergantian.

Aku terdiam tak menjawab.

“Fifi, besok makan siang bareng yuk, sama Nesya,” ajak Fint terdengar sengaja menarik perhatian Firda, membuat Firda terpekik kegirangan.

“Serius. Oke, oke. Besok ya abang Fint.”

🔘🤣

Malem guys. miels baru bisa up date. e-eh, menurut kamu, Firda dah kenes belum?

bantu komen dan like ya. makasih 🥰

Terpopuler

Comments

Lisa Z

Lisa Z

selamat pagi di hari senin buat kak miels. semoga harinya lancar ya kak 😊

2022-03-28

0

erlin

erlin

next kak

2020-08-18

1

putri

putri

lanjuuut

2020-08-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!