Ponsel Baru

Untuk kedua kalinya Ruby kembali dibuat takjub dengan penampakan ruang kerja Dewa yang sangat waaah. Ruangan kerja yang sangat modern dan mewah, ini kali pertama seorang Ruby melihat penampakan mewah sebuah ruang kerja. Saat pertama kesana dia terlalu tegang untuk memperhatikan benda-benda yang ada di ruangan itu.

"Ini sangat mewah dan berkelas. Ini memang sangat mencerminkan dirimu," ucap Ruby sambil berkeliling ruangan luar tersebut. 

Beberapa pajangan kristal menghiasi setiap sudut meja sebagai hiasan. Bahkan ada tempat bermain golf mini di salah satu sudut ruangan. Juga singgasana Dewa yang kokoh semakin mempertegas jati diri seorang pemimpin perusahaan. 

"Dia memang selalu terlihat kampungan seperti itu," ucap Dewa pada Nathan yang terlihat memperhatikan setiap gerak Ruby. 

"Ini hal yang wajar Nona. Mengingat suami anda adalah pemimpin perusahaan, jadi ruangan beliau harus dibuat sedemikian elegan sesuai karakter pemiliknya, agar para tamu yang masuk kesini langsung bisa membaca karakter si pemilik."

Mendengar ucapan Nathan membuat Ruby tertawa, bahkan terbahak-bahak membuat Nathan dan Dewa bingung. 

"Ada yang salah dengan ucapan saya Nona?"

"Aku sedang membayangkan jika para tamu penting itu masuk ke apartemen dia yang seperti kandang b*bi, aku yakin citranya langsung turun drastis." Ruby masih tertawa. 

Nathan langsung ikut tertawa mendengar ucapan Ruby. Menyetujui semua ucapan yang keluar dari mulut Ruby. 

"Hei. Berhenti menyebut apartemenku seperti kandang b*bi!" bentak Dewa. Dia tak suka jika dirinya dicemooh di hadapan Nathan. 

"Kamu tau Nat, bahkan aku sangat terkejut ketika pertama kali masuk ke dalam kamar. Ya Tuhan, sangat berantakan dan kotor, bahkan aku sampai hampir dua jam membersihkan kandang b*bi itu." 

"Sudah cukup!" Dewa langsung menyambar jas kerjanya. "Bukannya kamu mau ponsel baru?" Dewa mengalihkan pembicaraan mereka sambil mengunci leher Ruby dengan tangannya yang kekar. 

Nathan hanya geleng-geleng kepala melihat kepergian mereka. 

"Sepertinya istrinya lebih cerewet dibanding Ibu Sandra. Dia kini tak akan kesepian lagi, karena ada mainan barunya yang begitu cerewet." Nathan berbicara kepada dirinya sendiri. 

Pintu lift VVIP kembali terbuka membuat kedua resepsionis yang tadi mendapat sindiran Dewa kembali pucat pasi. Tapi mereka langsung lega bahkan menyunggingkan senyumnya saat melihat pemimpin perusahaan mereka sedang mengunci leher istrinya dalam rangkulannya. 

"Lepas!" Ruby terlihat risih saat dirinya menjadi pusat perhatian. 

"Hukuman buatmu, karena telah menjatuhkan harga diri suamimu di depan orang lain."

Ruby melirik kedua resepsionis tadi, dan melemparkan senyum ke arah mereka sebagai tanda semua baik-baik saja. 

"Hei apa yang kamu lakukan?" Dewa terkejut saat Ruby melingkarkan kedua tangannya di perutnya. 

"Poin ke tiga. Bersikap seolah aku begitu mencintai dirimu," bisik Ruby sambil mempererat pelukannya. 

"Tidak seperti ini juga." Kali ini Dewa yang terlihat risih melihat Ruby menempel erat di tubuhnya. 

"Dewaaaa. Aku ingin itu!" Ruby sengaja merengek seperti anak kecil, membuat para karyawan yang melihat pasti akan tersenyum melihat adegan mesra keduanya. 

"Diaaaam!" bisik Dewa sambil menahan kesalnya. 

"Itu, aku mau itu." Ruby kembali merengek seperti seorang anak kecil meminta dibelikan mainan. 

"Bisa diam tidak? Bukannya kamu ingin ponsel baru?"

"Yang aku mau cuma itu." Ruby terdengar kembali merengek. 

Kali ini Dewa tidak menimpali, didorongnya kepala istrinya agar masuk ke dalam  mobil sesampainya mereka ke tempat parkiran khusus. 

...Mall...

Sesampainya di sebuah pusat perbelanjaan, Dewa langsung menggiring Ruby ke sebuah gerai ponsel ternama yang menjual ponsel dengan harga yang fantastis dibandingkan merek ponsel yang lainnya. 

Ruby berhenti di depan pintu toko memperhatikan punggung Dewa menjauh darinya. Dia ragu apa dia membutuhkan ponsel mahal itu karena sebenarnya yang ia inginkan hanyalah ponsel yang sama persis dengan ponsel miliknya yang rusak tadi. 

"Ada apa?" Dewa kembali menghampiri Ruby yang masih termenung. "Kamu tidak berniat meminta itu disini kan?" 

"Hissst." Ruby memicingkan matanya tanda protes. "Aku cuma ingin ponsel yang sama dengan yang aku punya. Barang-barang ini terlalu mewah buat aku miliki."

"Hei apa kamu lupa siapa suamimu? Apa aku harus ingatkan lagi bahwa suamimu adalah—"

"Aku mengerti," potong Ruby. "Tapi ini terlalu—" 

Kali ini Dewa yang menghentikan ucapan Ruby dengan menarik pergelangan tangan istrinya agar masuk ke dalam gerai ponsel itu. 

"Berikan aku ponsel keluaran terbaru!" ucap Dewa tanpa berusaha bertanya model mana yang Ruby suka. 

"Tidak seperti itu." Ruby semakin tak enak hati. 

"Poin pertama!" Dewa mengingatkan isi perjanjian mereka membuat Ruby terdiam saat mengingatnya. 

Seorang pegawai toko langsung membawakan model ponsel terbaru kepada Dewa dengan dua pilihan warna yang berbeda. 

Lagi-lagi Dewa tidak bertanya warna yang Ruby suka, dia langsung menunjuk dan membayar ponsel puluhan juta itu. 

Ruby terpaku, dia tidak percaya jika Dewa benar-benar membelikannya ponsel yang tak pernah ia impikan dalam hidupnya itu. 

"Apa kamu benar-benar tidak suka?" Dewa terlihat bingung melihat Ruby hanya diam saja saat Dewa menyerahkan paperbag berisi ponsel terbarunya. 

"Suka. Sangat suka. Ini benar-benar diluar ekspektasiku," jawab Ruby dengan wajah berbinar. 

"Lalu, kenapa kamu tidak mengucapkan terimakasih kepada pria dermawan ini?" sindir Dewa. 

"Bukannya kamu bilang tadi jika istri seorang Sadewa tak boleh mengucapkan kata terima kasih dan maaf?" jawab Ruby dengan wajah polos. 

Dewa kesal. "Bukan itu maksudku. Aku adalah suamimu. Jadi kamu hanya boleh mengucapkan dua kata itu hanya kepadaku. Suamimu. Akira Sadewa Diego!"

"Terima kasih suamiku." Ruby yang memang sangat senang bukan kepalang langsung memeluk tubuh pria yang terlihat gagah dalam balutan setelan kerjanya. 

"Tidak perlu peluk-peluk!" Dewa menjauhkan tubuh Ruby dengan menjauhkan bahunya. 

"Baiklah. Bagaimana sebagai tanda terimakasihku, aku akan memberikanmu itu." Ruby memasang wajah imutnya.

Dewa langsung menggeleng. "Bagaimana jika tanda terimakasihnya kamu diam dan tak usah lagi membahas itu!" jawab Dewa. 

"Tapi aku sangat ingin memberimu itu. Ya? Dewa! Ya! Mau ya? Terimalah tanda terima kasihku ini ya!"

...Dewaaaaa......

...Otor Soleha juga mau itu!!...

...ups... 🤭🤭🤭...

...Jangan lupa like, vote and komennya biar Otor yang berotak suci ini semangat upnya.. 🤗🤗🤗...

Terpopuler

Comments

fitriani

fitriani

rubyyyyyyyy😂😂😂😂😂😂

2023-09-29

1

epifania rendo

epifania rendo

kasih aja dewa😃😃😃

2023-06-12

0

Siti Ramlah

Siti Ramlah

gokil abizzxx😃😀

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bibit kualitas premium
2 80 juta????
3 Bayar aku dengan cucu!
4 Panggil aku Dewa!
5 Sumpit
6 Negosiasi
7 Perjanjian pra nikah
8 Belajar menjadi istri yang baik
9 Permata dan Berlian
10 Lamaran
11 Persiapan pernikahan
12 Malam Pengantin
13 Guling
14 Memulai Genderang Perang
15 Aku ingin 'itu'
16 Membersihkan Kandang B*bi
17 Cerita dibalik guling
18 Tidurlah yang nyenyak!
19 Kamu Istriku
20 Ponsel Baru
21 Aku bukanlah seorang gay
22 Aku pulang
23 Dewa tanpa Ruby
24 Please Forgive Me!
25 Gajah
26 Aku akan membuatmu terlelap
27 Doktrin sang Oma
28 Pernikahan Melda
29 Suara aneh dari kamar sebelah
30 Adik ipar???
31 Rencana ke Filipina
32 Irfan
33 Memulai misi
34 Meruntuhkan pertahanan lawan
35 Hati-hati di sana...
36 Jerit tengah malam
37 Perangkap Dewa
38 Karya Seni Dewa
39 Gara-gara Irfan
40 Ngedate ala Rakyat Jelata
41 Salah Paham
42 "Kamu jangan sakit ya! "
43 Berpisah lagi?
44 Rindu
45 Obrolan absurd
46 Terbang
47 Jalani Tes Kesuburan
48 Kencan Ala Sultan
49 Jack and Rose
50 Rencana Bulan Madu
51 Honeymoon part.1
52 Badai Salju
53 Valentine's day in Tokyo
54 Keisengan Ruby
55 Bualan Dewa
56 Pelajaran Singkat dari Ibu Mertua
57 Kemarahan Dewa
58 Aku pulang ya!
59 Salah kirim
60 I Love You, more!
61 Pasar Malam
62 Ide menakjubkan
63 Alasan Dewa
64 Di luar Ekspektasi
65 Tahun kedua
66 Sepenggal kisah di Venesia
67 insiden
68 Syok Anafilaktik
69 Menikmati hidup berdua
70 Bulan Madu Part. 2
71 Miracle
72 Calon Presiden
73 TAMAT
74 Sepatah kata dari Otor Soleha
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bibit kualitas premium
2
80 juta????
3
Bayar aku dengan cucu!
4
Panggil aku Dewa!
5
Sumpit
6
Negosiasi
7
Perjanjian pra nikah
8
Belajar menjadi istri yang baik
9
Permata dan Berlian
10
Lamaran
11
Persiapan pernikahan
12
Malam Pengantin
13
Guling
14
Memulai Genderang Perang
15
Aku ingin 'itu'
16
Membersihkan Kandang B*bi
17
Cerita dibalik guling
18
Tidurlah yang nyenyak!
19
Kamu Istriku
20
Ponsel Baru
21
Aku bukanlah seorang gay
22
Aku pulang
23
Dewa tanpa Ruby
24
Please Forgive Me!
25
Gajah
26
Aku akan membuatmu terlelap
27
Doktrin sang Oma
28
Pernikahan Melda
29
Suara aneh dari kamar sebelah
30
Adik ipar???
31
Rencana ke Filipina
32
Irfan
33
Memulai misi
34
Meruntuhkan pertahanan lawan
35
Hati-hati di sana...
36
Jerit tengah malam
37
Perangkap Dewa
38
Karya Seni Dewa
39
Gara-gara Irfan
40
Ngedate ala Rakyat Jelata
41
Salah Paham
42
"Kamu jangan sakit ya! "
43
Berpisah lagi?
44
Rindu
45
Obrolan absurd
46
Terbang
47
Jalani Tes Kesuburan
48
Kencan Ala Sultan
49
Jack and Rose
50
Rencana Bulan Madu
51
Honeymoon part.1
52
Badai Salju
53
Valentine's day in Tokyo
54
Keisengan Ruby
55
Bualan Dewa
56
Pelajaran Singkat dari Ibu Mertua
57
Kemarahan Dewa
58
Aku pulang ya!
59
Salah kirim
60
I Love You, more!
61
Pasar Malam
62
Ide menakjubkan
63
Alasan Dewa
64
Di luar Ekspektasi
65
Tahun kedua
66
Sepenggal kisah di Venesia
67
insiden
68
Syok Anafilaktik
69
Menikmati hidup berdua
70
Bulan Madu Part. 2
71
Miracle
72
Calon Presiden
73
TAMAT
74
Sepatah kata dari Otor Soleha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!