Hampir setiap wanita pasti punya impian pesta pernikahannya masing-masing, seperti pesta yang megah dengan dekorasi yang cantik bertabur bunga. Begitu pula dengan Ruby, sejak dulu ia telah memiliki konsep pesta pernikahannya sendiri.
Sebuah pesta pernikahan meriah yang dihadiri oleh para orang-orang terdekatnya, mengenakan gaun pengantin yang cantik dengan riasan wajah yang membuatnya jadi pusat perhatian karena pangling. Dan semua hal yang Ruby impikan sejak dulu itu seperti diwujudkan oleh Sandra dengan sangat menakjubkan. Pesta pernikahan yang tak pernah Ruby bayangkan kini sedang ia nikmati.
Ballroom tempat acara berlangsung disulap seperti taman bunga, dengan didominasi warna pink pastel. Singgasana yang kini ia tempati pun tak luput dari ribuan bunga yang menghiasi layaknya sebuah singgasana seorang putri dan pangeran, begitu cantik dan mewah.
Ruby terpaku melihat pemandangan cantik yang ada di hadapannya. Hingga membuat seutas senyum kebahagiaan terbit di wajah cantiknya, semua tamu pasti mengira jika Ruby sangat berbahagia duduk bersanding bersama pria yang terlihat sangat gagah dan mempesona yang beberapa saat lalu telah berhasil menjadikannya seorang istri.
Banyak orang terhormat ikut hadir dalam pesta pernikahan mereka. Dari pejabat mulai negara, pemilik-pemilik perusahaan besar, bahkan ada beberapa artis ikut hadir di perhelatan akbar Sadewa dan Ruby hari itu.
Rasa bahagia yang tak bisa didefinisikan oleh Ruby, walaupun ia tahu jika suaminya tak memiliki perasaan apapun terhadapnya, tapi Ruby tetaplah bersyukur memiliki pesta pernikahan yang bisa ia kenang semasa hidupnya kelak.
Alunan musik nanti romantis yang disajikan para pemain band terus mengiringi pesta pernikahan mereka. Membuat suasana pesta terkesan romantis.
Ya ini adalah pesta pernikahan paling mewah yang pernah Ruby nikmati dan beruntungnya ini adalah pesta pernikahannya sendiri mesti bukan dengan pria yang ia cintai dengan segenap jiwa raganya.
•
•
•
•
•
Malam pun menjelang, Ruby diantar Sandra ke kamar pengantinnya di salah satu suit room hotel berbintang tempat mereka mengadakan pesta pernikahan mewahnya.
Belum ada Dewa di sana, dan mungkin ia tak akan pernah datang ke kamar pengantin mereka. Pikir Ruby.
"Kamu mending mandi dulu deh. Selesai mandi, kamu pake gaun tidur ini!" Sandra menyerahkan sebuah kotak yang ternyata isinya sebuah gaun tidur berwarna putih dengan bahan yang amat sangat menerawang.
"Mommy yakin aku pake baju ini?" Ruby benar-benar ragu untuk melakukannya.
"Atau kamu mau langsung telanjang aja pas Dewa datang."
"Haaaaah?"
"Tunggu sebentar ya, Papi panggil Mommy, neneknya Dewa mau pamit pulang," ucap Sandra saat melihat pesan di ponselnya.
Sandra segera bergegas kembali ke ballroom hotel menemui mertuanya.
"Mommy segera kembali." Ucap Sandra sebelum menutup pintu kamar hotel Ruby.
Kini tinggal Ruby seorang diri, duduk di tepi ranjang mewah yang baru pertama kali ia lihat dan ia rasakan keempukannya.
Sudah hampir setengah jam tapi tak ada tanda-tanda Sandra akan kembali. Hingga entah sejak kapan Ruby terlelap dalam posisi duduk di sandaran ranjang.
"Hei Nyonya Sadewa!" Sebuah suara yang sangat Ruby kenal berusaha mengguncang-guncang tubuhnya.
Ruby menyipitkan matanya menyelaraskan cahaya yang masuk ke dalam matanya.
Ruby terkejut melihat Dewa yang hanya berbalut jubah mandi putihnya berdiri di hadapannya, lekukan otot dada dan perutnya terlihat jelas dari balik jubah yang tak tertutup.
Pemandangan yang membuat siapapun meneguk ludahnya karena gugup, tak terkecuali Ruby yang terlihat takjub hingga lupa mengedipkan matanya.
"Aku tau ini pertama kalinya kamu memakai gaun yang sangat mahal, tapi apa kamu berniat tidur dengan gaun pengantin itu?" Tanya Dewa saat melihat Ruby tak merespon seruannya.
"Eng,,,enggak! Aku lagi nunggu Mommy bukain gaunku. Karena banyak kancing yang sulit aku buka di belakang." Keluh Ruby.
"Mommy mengantar Sobo (panggilan Nenek dalam bahasa Jepang) pulang. Kemari biar aku bantu buka! Kamu harus tau bahwa selain aku adalah pria tampan dengan sejuta pesona, aku juga adalah pria yang sangat baik dan rendah hati yang sering menolong mahkluk yang butuh bantuanku. Termasuk kamu. Istriku." Sebuah kerlingan Dewa berikan saat mengucapkan kata 'istriku'.
Melihat godaan Dewa membuat Ruby tanpa sadar mundur satu langkah dari tempatnya berdiri.
"Biar aku tunggu mommy!"
"Memang apa yang kamu pikirkan?" Telunjuk Dewa mendorong kening Ruby membuat Ruby mencibir. "Aku bisa pastikan, tidak akan ada adegan seperti yang sering ada film-film."
"Aku gak mikir apa-apa." Jawab Ruby.
Ruby langsung membelakangi Dewa meminta tolong suaminya agar membukakan kancing gaun pengantinnya.
Satu persatu kancing gaun itu pun terbuka. Pemandangan kulit punggung Ruby yang putih mulus, karena hasil polesan Sandra selama beberapa bulan terakhir ini membuat seorang Sadewa merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan, tiba-tiba saja hawa panas menyerang tubuhnya.
Perempuan ini bukan levelku. Dewa menepis semua rasa yang membakar birahinya.
"Udah belum?" tanya Ruby saat tidak merasakan tangan suaminya di punggungnya. Karena Dewa memang tengah menikmati pemandangan mulus punggung Ruby, istrinya.
"Hmmm," jawab Dewa gugup.
"Kamu kenapa? Muka kamu merah." Telapak tangan Ruby langsung menggapai kening dan pipi suaminya, menyamakan suhu tubuh Dewa dengan dirinya. "Sakit?"
"Aku baik-baik saja. Sudah sana mandi dan ganti baju." Dewa menepis tangan Ruby yang saat itu ada di keningnya. "Tidurlah yang nyenyak. Karena mulai besok kita akan mulai disibukkan dengan drama kita," ucap Dewa dengan arogannya.
"Baiklah." Ada kekecewaan dari nada suara Ruby. Walaupun ia tahu suaminya memang tak memiliki perasaan lebih terhadapnya, tapi saat Dewa mengucapkan hal itu secara terang-terangan, entah mengapa hati Ruby sedikit nyeri. Dia kecewa.
"Jangan memasang wajah kecewamu itu istriku. Bukannya kamu tau bahwa pernikahan kita ini hanyalah sebatas perjanjian? Kamu harus tau kamu bukanlah perempuan yang mampu meruntuhkan pertahananku, karena standarku sangat tinggi untuk kamu gapai. Dan itu berarti kamu bukanlah tipe ideal untukku." Dewa yang cerdas langsung bisa menangkap kekecewaan di wajah istrinya.
Mendengar dirinya seperti direndahkan Ruby langsung menurunkan gaun pengantinnya di hadapan Dewa. Dia berjalan santai menuju kamar mandi hotel dengan hanya dibungkus pakaian dalamnya. Ruby benar-benar sengaja menguji tingkat keimanan pria arogan nan sableng yang kini telah menjadi suaminya.
Sedangkan Dewa yang terkejut dengan kelakuan istrinya langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dengan kondisi senjatanya yang sudah menegang dengan sempurna. Hawa panas semakin kencang menerpanya ketika melihat tubuh polos Ruby di hadapannya secara langsung. Melihat lekukan tubuh Ruby yang memang proporsional, ditambah dengan putih mulusnya karena hasil perawatan yang ia lakukan beberapa bulan terakhir ini membuat sekujur Dewa memanas.
Kita lihat seberapa besar kekuatan imanmu menghadapiku? Ruby.
"Kenapa senjataku bisa menghianati tuannya seperti ini?" Cicit Dewa melihat alat tempurnya yang sudah tegak berdiri dibalik jubah mandinya. "Gara-gara Si Mak Lampir Meksiko itu menamaimu Sadeli, standarmu akan wanita jadi turun drastis." Dewa kembali merutuki alat tempurnya.
...Omegaaaaattt......
...Sadeli On pemirsah!!! 😱😱😱...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ira Suryadi
Hahahahaha,,,c Sadeli mulai bereaksi,,c Bule tengil mulai Kelabakan,,emang enak ter'Siksa kau Sadeli,,,🤭😂😂😂
2024-09-30
0
Astri Puspitasari
Sadeli nya udah on liat yang bening bening mengkhianati tuannya 😅😅😅😅
2024-06-23
0
Vera Wilda
sadeli minta masuk k sarang nya 🤣🤣🤣🤣
2024-06-17
0