"Mana si Bule sipit itu?" tanya Sandra pada Nathan yang terlihat baru hendak pergi dari apartemen putranya.
"Sedang fitnes di atas Bu," jawab Nathan yang selalu bingung mengapa dia selalu memanggil putranya yang gagah rupawan dengan sebutan Bule sipit.
Bukankah gen bule yang ada di tubuh putranya adalah gen yang dia turunkan?
Tapi entah mengapa Sandra seperti kesal melihat putranya yang berdarah bule tersebut.
"Ngegym aja rajin. Buat apa? Tak ada manfaatnya. Model bukan, artis juga bukan. Mau dia pamerin ke siapa coba badannya yang sixpack itu?" gerutunya.
"Karena Pak Dewa sangat memperhatikan kesehatannya Bu."
"Kesehatan si Sadeli juga dia pikirin gitu!" bentak Sandra.
Nathan hanya bisa terdiam, karena dia tahu jika ibu tuannya itu sedang marah tak seorangpun yang bisa meredam amarahnya.
"Saya pamit pulang Bu. Sudah malam." Nathan mencari posisi aman.
Sandra bergegas menemui putranya. Ternyata sang objek sedang memperhatikan bentuk indah tubuh seksinya yang penuh keringat di depan cermin besar yang ada di ruangan tersebut.
"Mommy?" Dewa sedikit terkejut melihat pantulan tubuh ibunya di cermin.
"Bukannya kamu lebih suka nyebut wanita tua ini Mak Lampir Meksiko daripada mommy?" sindir Sandra.
"Ada apa mom?"
"Jangan deket-deket mommy! Kamu penuh keringat, menjijikkan." Sandra langsung menyuruh Dewa berhenti saat Dewa terlihat akan mendekatinya.
"Mommy gak tau kalo dada penuh kehangatan ini sangat diidam-idamkan oleh para perempuan untuk menghangatkan mereka? Mommy liat deh badan aku! Seksi kan? Aku yakin kalau Mommy masih muda, Mommy juga naksir sama aku." Dewa kembali memamerkan otot bisep dan otot-otot perutnya di hadapan Sandra.
"Cih buktiin kalau emang seperti itu kenyataannya!"
"Aku cuma belum nemu perempuan dengan kualitas yang setara sama aku aja Mom. Coba Mommy pikir, masa aku yang tampan, berperawakan seksi, dengan kekayaan yang melimpah harus menikah dengan perempuan yang levelnya di bawah aku! Sayang kan bibit premium yang aku miliki harus berakhir di ladang tak layak tanam. Dan pastinya gak akan ada lagi kualitas premium yang akan dihasilkan." Dewa kembali menjunjung tinggi kualitas dirinya.
"Ngomong apa kamu Yakuza Meksiko?" Sandra mencibir putranya.
"Mom berenti panggil aku dengan sebutan itu! Aku ini pria dengan perpaduan gen yang sangat sempurna. Liat wajah aku dengan seksama! Aku yakin kalo Mommy lebih muda dari aku, Mommy akan ngejar-ngejar aku untuk aku nikahi," ucapnya sebelum meminum minuman isotonik yang tersedia disana.
"Jangan terlalu arogan kamu bule Jepang! Karena perempuan bukan hanya butuh uang dan ketampanan, tapi juga kegagahannya di ranjang."
"Akan aku buktikan nanti. Ku pastikan istriku nanti akan terus memohon-mohon itu kepadaku."
"Cih, bahkan sekarang mommy menyangsikan ketangguhan si Sadeli."
"Mommy please. I don't like the name Mommy gave my gun!"
"Mommy kumohon. Aku tidak suka Mommy memberikan nama itu kepada senjataku!"
Sandra tertawa dengan sangat lantang, hingga menggema di ruang fitnes putranya tersebut. "Bukankah itu adalah nama yang cocok untuk saudaramu. Sadewa dan Sadeli. Nama yang cocok bukan?"
Dewa sangat geram mendengar sindiran mommynya yang menamai alat tempurnya dengan nama Sadeli.
•
•
•
"Ada perlu apa mommy ke apartemen aku?" tanya Dewa saat melihat Sandra sedang melakukan inspeksi kebersihan di apartemennya. Dia terlihat berkeliling mencari celah untuk dia komentari.
"Cuma akan menanyakan kapan tanggal pernikahan kamu dan Ruby," jawabnya santai sambil mengabsen setiap sudut ruang tamu putranya. "Tumben bersih?"
"Bukannya Ruby udah ngasih tau Mommy kalau dia ternyata udah dijodohkan di kampungnya?"
"Darimana kamu tau?" Sambil menggosok sebuah pajangan kristal di salah satu rak.
"Emmm, itu kemaren dia yang cerita ke aku," jawab Dewa gugup.
"Kapan kalian ketemu? Bukannya kamu gak suka sama dia? Kok malah ketemuan?" Kali ini Sandra bertanya sambil duduk di sofa empuk yang menghadap langsung ke putranya.
"Ke,,,kemaren dia yang ngajak a,,, aku ketemuan untuk ngasih tau itu." Dewa dibuat gugup dengan pertanyaan Sandra yang terdengar menyudutkan dirinya.
"Oh." Sandra menyilangkan kakinya. Wanita berusia hampir 55 tahun itu memandang dengan pandangan tak percaya kepada putranya.
"Mommy mau minum apa?" tanya Dewa berusaha menghindari tatapan mommynya.
"Mommy mau minum sama dengan apa yang kamu minum di restoran Jepang kemaren."
Skak. Dewa tersudut, dia tak percaya Sandra mengikutinya dan Ruby ke restoran Jepang kemarin malam. Yang artinya Sandra tahu semua sandiwara yang dia dan Ruby rencanakan. Dewa lupa jika perempuan yang ada di hadapannya adalah perempuan yang selalu ingin tahu seluk-beluk kisah hidupnya.
Huuuuft, Dewa membuang nafasnya. Dia pasrah, sudah tak ada lagi niat Dewa untuk membohongi mommynya.
"Moooooom!" Dewa mengiba kepada Sandra.
"Seperti janji kamu dulu, kalo sampe umur 35 tahun kamu belum nikah juga. Biar mommy yang pilihkan jodoh buat kamu. Ingat itu?"
Dewa kembali menghela nafasnya. "Tapi tidak dengan Perempuan Butik itu Mom!"
"Kenapa? Dia perempuan, cantik, baik, sopan juga muda. Apa kekurangannya?"
"Tapi dia bukan kriteria aku. Dia tak selevel dengan manusia tanpa cacat ini."
"Mommy beri kamu waktu untuk berfikir. Nikahi Ruby atau jangan pernah panggil perempuan yang sudah melahirkan kamu ini Mommy!" ancam Sandra.
"Baiklah. Mulai sekarang aku akan memanggilmu Mak Lampir Mexico," jawab Dewa sambil memeluk tubuh wanita tua yang begitu ia sayangi itu.
"Bukan itu maksudku Bodoh!" Sandra geram.
"Kalau penyihir Mexico?"
"DIAM!"
"Baiklah Marimar!" Dewa masih memeluk tubuh Sandra.
"Dasar kau anak kurang ajar!" Sandra meronta dalam pelukan putranya.
"Ayolah Rosalinda, jangan marah lagi, ya!" Dewa terus saja menggoda mommynya, walaupun ia tahu ancaman Sandra nyata adanya.
...🍃🍃🍃...
Beberapa hari berlalu sejak ancaman yang dilayangkan Sandra kepadanya. Kini Dewa sedang mempersiapkan diri untuk bertemu Ruby, kali ini bukan untuk menyuruhnya untuk menjauhinya tapi untuk bernegosiasi dengannya. Atau lebih tepatnya membuat perjanjian pra nikah yang isinya pasti akan menguntungkan pihaknya.
"Seperti ini?" tanya Nathan.
Dewa merampas kertas berisi perjanjian yang akan mereka tanda-tangani. "Biar aku periksa, karena aku tau kau sama liciknya dengan Istri Si Suneo itu."
Dewa mulai membaca setiap isi perjanjian yang isinya sebagai berikut.
🐣 Selama pernikahan suami atau pihak pertama adalah hukum yang harus dipatuhi.
🐣 Bersikap mesra di depan khalayak terutama keluarga.
🐣 Bersikaplah seolah pihak kedua begitu mencintai dan mengagumi pihak pertama.
🐣 Setelah satu tahun, pihak kedua harus menggugat cerai pihak pertama dengan alasan tidak mampu memberikan keturunan.
Dewa tertawa dengan begitu keras membaca setiap poin yang ada di dalam isi perjanjian tersebut.
"Apa ini tidak terlalu kejam untuk Ruby?" tanya Nathan.
"Apa peduliku. Salahnya dia tidak masuk kriteria calon istri idamanku."
"Bapak yakin tidak akan tergoda untuk mencicipinya?" Nathan sangat berhati-hati saat mengatakan itu.
"Aku bisa memastikan kualitas yang berhak aku sentuh. Tapi aku ragu apa dia bisa bertahan untuk tidak jatuh cinta pada pria dengan sejuta pesona ini."
Nathan menyunggingkan sebelah bibirnya saat mendengar perkataannya Tuannya.
"Maksud saya apa bapak tidak ingin mencobanya untuk memastikan apa ladangnya layak tanam atau tidak?" lanjut Nathan.
"APA YANG ADA DI KEPALAMU BODOH!" Manusia narsis itu murka.
...Emang apa sih yang ada di otaknya Nathan?...
...Otor soleha ini kan masih polos, suci, bagai kapas....
...LIKE, KOMEN AND VOTE!!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Lies Atikah
kayanya si sadeli nya lex lox gegara terlalu narsis
2025-01-23
0
Astri Puspitasari
Sadeli berfungsi apa gak tuh. 😅😅😅
2024-06-23
0
istrina onet
yaaa ampuuuuun Dewa Dewa
2024-06-08
0