Mendengar ucapan Sandra yang memintanya untuk menjadi ibu dari cucu-cucunya, Ruby memilih untuk menemui Dewa dan berniat memohon kepada Dewa agar mau menikahinya. Karena hanya dengan cara itulah Ruby bisa membayar hutangnya sekaligus membalas semua kebaikan Sandra selama ini untuknya. Dia sudah tidak memikirkan tentang perasaannya untuk Dewa ataupun sebaliknya. Yang ada dipikirannya adalah cara membalas budi baik Sandra.
"Mau bertemu dengan siapa?" tanya salah seorang resepsionis kepada Ruby yang menghampiri mereka.
"Bapak Sadewa," jawab Ruby dengan ragu.
Kedua resepsionis cantik itu langsung saling berpandangan. Seolah tak percaya jika gadis di hadapan mereka ingin bertemu dengan pemimpin perusahaan mereka.
"Kalo mau minta sumbangan untuk yayasan silahkan temui bagian humas aja mbak." Si resepsionis masih tersenyum ramah.
"Saya bukan mau minta sumbangan mbak. Saya mau ketemu Pak Dewa anak dari ibu Sandra." Ruby hampir merengek saat meminta resepsionis itu mempersilahkan dirinya menemui Dewa.
"Tapi gak semudah itu untuk bisa bertemu dengan orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan kami mbak. Apalagi Beliau adalah pemimpin perusahaan, kami tidak mempunyai kewenangan untuk itu mbak."
Ruby tahu tak mudah untuk bisa bertemu dengan seorang Sadewa. Tapi dengan keteguhan hatinya dan dorongan Sandra untuk menemui Dewa di kantornya akhirnya Ruby memberanikan diri untuk datang ke kantor Dewa tadi.
Dengan lesu Ruby berbalik arah, sepertinya hal yang ia lakukan sia-sia. Karena tak mungkin juga mereka mempersilahkan Ruby menemui atasan mereka. Memang siapa dia?
Disaat bersamaan lift VVIP terbuka, seorang pria dengan wajah kebarat-baratan keluar dari dalam lift.
"Si Ladang Gersang!" Langkah lebar Dewa terhenti saat melihat Ruby yang sepertinya tak melihat ke arahnya.
"Yang mana?" Tanya Nathan.
"Kemeja pink, seragam butik Si Marimar."
Nathan langsung bisa menemukan perempuan yang Dewa maksud.
"Pantes aja ibu mau jodohin Pak Dewa sama dia. Orang dia cantik banget gitu pak." Tanpa sadar Nathan tersenyum saat melihat Ruby.
"Bungkus buat kamu!" Jawab Dewa. "Rakyat jelata emang seleranya sama rakyat jelata juga. Segitu kamu bilang cantik? Gigi Hadid yang lebih cocok untuk saya dibanding dia."
"Bener nih pak saya bungkus?" Goda Nathan. "Gak bakalan nyesel?"
"Bungkus situ sama kamu. Pake karet 2 biar gak ketuker sama yang pedes!"
"Lah kita lagi bahas si Eneng Bening apa ketoprak sih pak?"
Melihat Ruby sudah keluar dari perusahaannya Dewa langsung melanjutkan langkahnya. Matanya masih waspada kalau-kalau Ruby masih ada di depan lobby, tapi ternyata aman. Tak ada perempuan berkemeja pink itu lagi. Nathan langsung berjalan ke parkiran sedangkan Dewa hanya menunggu di lobby.
"Silahkan dibaca ulang pak dokumennya. Supaya gak ada miskomunikasi dengan pihak Adikarya." Nathan memberikan berkas untuk Dewa pelajari selama perjalanan yang kini duduk nyaman di kursi penumpang belakang.
"Boleh saya memberi tumpangan buat kenalan saya pak? Soalnya kita searah."
"Hmmmm," jawab Dewa acuh.
"Ayo masuk. Kamu gak akan dapet taksi kalo nunggu disitu!" ucap Nathan pada orang yang duduk termenung di halte bus. "Kita searah. Kamu mau ke butik Ibu Sandra kan?"
Ruby mengangguk.
Mendengar nama ibunya disebut Dewa langsung mengalihkan pandangannya kepada penumpang yang kata Nathan adalah kenalannya.
Dilihatnya Ruby tersenyum sambil membuka pintu mobil depan.
"APA YANG KAMU LAKUKAN BODOH?" Map yang berisi dokumen mendarat tepat di kepala Nathan hingga membuatnya meringis menahan sakit.
Sedangkan Ruby dibuat terkejut dengan teriakan Dewa. "Bapak?" Senyum langsung mengembang di wajah Ruby saat melihat Dewa.
"Bapak jidatmu! Sejak kapan kamu jadi anak saya?" Dewa ketus.
"Bukannya kemaren bapak gak mau dipanggil om? Saya juga gak mau jadi anak bapak. Tapi saya mau bapak jadi bapak anak-anak saya," jawab Ruby tanpa berpikir terlebih dahulu karena memang itulah yang ia inginkan.
Mendengar jawaban Ruby Dewa langsung memijat pelipisnya. Rasa pusing langsung menimpanya saat itu juga. Sedangkan Nathan terlihat menikmati momen dimana atasannya yang narsis tak bisa berkutik atas ucapan perempuan cantik tersebut.
"Kamu darimana?" Tanya Nathan, seolah tak tahu jika Ruby dari perusahaan mereka.
"Dari kantor Bapak."
"Berenti panggil saya dengan sebutan 'Bapak'!" Bentak Dewa.
"Baik Om!"
"Bukan diganti sama om juga!" Dewa kembali membentak Ruby.
"Terus saya harus panggil apa?" Ruby bingung.
"Kang Mas Dewa. Itu kayaknya lebih cocok." Nathan menahan tawanya melihat wajah merah padam atasannya. Kapan lagi baginya memperoleh pria narsis itu?
"Tapi aku dari Sunda bukan dari Jawa." Ruby malah menimpali serius candaan Natan.
"Kalo orang Sunda emang biasanya panggil ke cowoknya apa?"
"Kalo gak Aa ya Akang."
"Kayaknya Akang lebih cocok deh. Akang Sadewa. Wih keren kan tuh jadinya." Nathan seperti tak bosan memperolok Dewa. Mungkin jika tidak ada Ruby sudah habis Nathan oleh atasannya itu, tapi Nathan tahu jika Dewa selalu menjaga imagenya di depan umum.
"Bapak bener mau aku panggil Kang Dewa?" Ruby meminta persetujuan si empunya nama.
"Berenti panggil saya, Om, Bapak, Mas, Akang atau apapun itu! Panggil saya Dewa. Tanpa embel-embel depan yang menjijikkan." Titah Dewa dengan tegas.
"Tapi kayaknya kurang sopan deh Pak, kalo panggil orang tua dengan sebutan namanya aja." Ucapan polos itu keluar dari mulut Ruby.
Nathan dibuat terpingkal-pingkal mendengar ucapan Ruby. "Bener Mbak bener! Gak sopan nyebut nama sama orang tua. Itu namanya gak sopan!"
Sedangkan Dewa dibuat mati kutu karena ucapan perempuan yang akan jadi istrinya kelak.
"Diam kau Bedeb*h Tengik!" Akhirnya Dewa tak bisa menutupi lagi rasa kesalnya pada bawahannya tersebut. Dia menjambak rambut Nathan dan mengguncang-guncangnya dengan keras.
"Pak, bahaya ini pak. Bibit dan Ladang belum bertemu!" Teriak Nathan yang ketakutan.
...Hai para readers yang soleh dan soleha!!!...
...Eaaaaaa......
...Masih penasaran sama cerita terbaru Otor Soleha ini???...
...Jangan lupa tinggalkan jejakmu Zeyeeeeeng!...
...Biar Otor soleha ini rajin upnya.. 🤗🤗🤗...
...Like, komen and vote!!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
May Keisya
maksudnya giginya hadid gitu😂...ma gigi kropos kali kamu mah🤣
2025-02-04
0
Mayyuzira
hahahahaha
2024-09-01
0
Astri Puspitasari
kocak banget 😅😅
2024-06-13
0