Terserah kamu mau panggil saya apa. Asal jangan om!" Tegur Dewa.
"Baik Pak."
Dewa semakin geram mendengar jawaban Ruby yang memilih memanggilnya bapak.
Dia menyerahkan uang lima ratus ribu miliknya kepada Ruby.
"Ini kebanyakan Pak." Ruby enggan menerimanya.
"Gapapa anggap aja uang jajan dari om." Jawab Dewa dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.
Ruby tersenyum senang mendengar ucapan Dewa, dia tidak melihat saja ke arah wajah Dewa yang kesal dan seperti ingin menerkamnya.
Dewa pun berlalu. Menuju tempat mobilnya terparkir.
"Om! Eh Pak! Tunggu!"
"Apa lagi?" Dewa sudah mulai tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya.
"Boleh pinjem handphonenya?"
"Buat apa?"
"Buat pesen taksi online."
"Heh kamu pikir saya rakyat jelata yang punya aplikasi begituan? Kamu gak liat saya punya mobil keren. Dan gak cuma satu tapi banyak mobil-mobil keren lainnya. Dan lagi saya juga punya asisten pribadi saya buat nyupirin saya. Jadi untuk apa saya punya aplikasi begituan." Dewa akhirnya meluapkan amarahnya.
"Maafin saya Om, eh pak!" Ruby tertunduk dengan wajah kecewa. "Kalo begitu saya permisi."
Dewa langsung mencekal pergelangan tangan perempuan yang sudah berhasil menambah kerutan di wajah tampannya. Ruby harus setengah berlari untuk menyamai langkah lebar pria blasteran Indo-Jepang dan Amerika Latin tersebut, ditambah lagi dengan heels yang Sandra pakaikan kepadanya, membuatnya sulit berlari.
"Bapak mau ngapain?"
"Masuk!" Ucap Dewa sambil setengah mendorong tubuh Ruby untuk masuk ke mobilnya.
Dewa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Ruby ketakutan. Dia mencengkram sabuk pengaman dengan kedua tangannya.
"Mau kemana kita?" Tanya Dewa.
"Kemana aja asal selamat." Jawab Ruby sambil memejamkan matanya.
Melihat Ruby yang ketakutan membuat Dewa memperlambat laju mobilnya. Ternyata dibalik sifat arogannya masih terselip prikemanusiaan.
Akhirnya Ruby bisa bernafas lega, dia duduk normal di kursi penumpang.
"Dibayar berapa kamu sama mommy?" Dewa tahu pasti ada imbalan besar untuk Ruby hingga dia rela menikah dengannya.
"Delapan puluh juta." Jawab Ruby ragu, dia takut Dewa akan mencapnya sebagai wanita matrealistis yang hanya ingin uangnya saja. Walaupun pada kenyataannya Ruby menerima tawaran itu karena uang.
"WHAT?" Dewa terkejut mendengar jumlah nominal yang orang tuanya berikan kepada Ruby. Karena dia menyangka orang tuanya membayar Ruby dengan mata uang dollar. Yang artinya Ruby menerima 80 juta dollar Amerika.
Hati Ruby semakin menciut melihat kemarahan di wajah Dewa. Dia tidak menyangka Dewa akan semarah ini.
"Buat apa kamu uang sebanyak itu?" Kali ini ucapan Dewa dengan nada sinis.
"Biaya operasi jantung adik saya." Jawab Ruby dengan wajah tertunduk.
"BOHONG!" Bentak Dewa.
"Aku berani sumpah." Jawab Ruby dengan lirih.
"Emang berapa banyak adik yang kamu operasi sampe kamu bisa habiskan delapan puluh ribu dolar untuk operasi jantung?" Masih dengan nada sinis.
"Aku bayar pake rupiah ke rumah sakit pak."
"WHAT? RUPIAH?" Dewa kembali dibuat terkejut.
Ruby mengangguk. "Iya aku bayar pake rupiah. Emang harusnya bayarnya pake dollar ya?" Ruby dibuat bingung.
Dewa menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia langsung menatap wajah Ruby, mencari kebenaran atas apa yang dia ucapkan.
"Heh Ladang gersang! Kamu tahu gak seberapa banyak uang si Mak Lampir Meksiko itu?"
"Aku gak tau. Yang aku tahu uang ibu emang banyak banget. Tapi untuk tau seberapa banyak uang ibu, aku gak berani tanya." Jawab Ruby dengan wajah tertunduk, dia seperti malu menatap wajah Dewa. "Kok om panggil aku ladang gersang?"
"Orang kaya mah bebas." Jawab Dewa. "Liat aku! Kenapa kamu cuma minta 80 juta ke mommy? Karena sekalipun kamu minta sepuluh kali lipatnya mommy masih bisa bayar untuk itu. Kamu sama aja udah ngerendahin harga diri keluarga kami tau! Kamu pikir keluarga kami miskin apa?"
Ruby semakin bingung, tadi dia marah saat dia sangka Ruby meminta imbalan 80 juta dolar, sekarang dia kembali marah saat Ruby hanya meminta imbalan 80 juta rupiah. Apa sih maunya pria tua di hadapannya ini?
"Karena aku cuma butuh 80 juta. Tadinya aku pinjem uang ke ibu buat operasi, ibu pinjemin tanpa syarat apapun. Tapi ternyata operasi yang adik aku lakukan itu gagal, sehingga adik aku meninggal dua hari setelah menjalani operasinya, karena dia gak bisa melewati masa kritis pasca operasi. Tapi biaya operasi yang udah dibayar ke rumah sakit gak bisa dikembalikan lagi." Ruby bercerita dengan deraian air mata.
Dewa terdiam. Dia pun terkejut mendengar cerita Ruby yang memberitahu jika adik yang dia perjuangkan harus meninggal.
"Terus kenapa kamu bisa jadi calon ladang aku?"
"Calon istri maksud om, eh bapak?"
"Terserah apapun itu. Ceritain kenapa mommy bisa jadiin kamu calon— aku." Dewa masih enggan mengucapkan kata calon istri pada Ruby.
"Minggu lalu, waktu aku gajian aku mulai mau niat nyicil utang aku ke ibu. Gak banyak emang cuma setengah dari gaji aku. Tapi ibu gak mau terima, kata dia aku cukup berterima kasih dengan menjadi menantunya." Ruby pun menceritakan semua yang terjadi pada dirinya.
•
•
•
"Marimaaaaaaarrr!!!" Teriak Dewa saat dia menginjakkan kakinya di kediaman kedua orang tuanya. "Dimana mak Lampir Meksiko itu?" Tanya Dewa pada salah seorang pembantu yang menyambut kedatangannya.
"Ibu sedang berenang Mas." Jawab wanita yang terlihat jauh lebih tua darinya.
"Si Suneo?"
"Bapak sedang keluar Mas."
Dengan langkah lebar Dewa langsung menghampiri mommynya yang sedang berada di kolam renang, wanita asli Amerika Latin itu terlihat baru saja beranjak dari kolam. Dia merentangkan tangannya agar dipasangkan jubah handuk kepada pelayanan yang menemaninya di tepi kolam.
"Gimana calon yang mommy kenalin sekarang?" Tanya Sandra tanpa memperdulikan raut wajah kesal putranya.
"Cih. Selera mommy makin kesini makin gak berkualitas. Mommy tega, bibit premium ini di semai di Ladang yang gersang?" Dewa mencibir wanita yang sedang menyeruput jus wortel dan apel yang disuguhkan pembantunya.
"Ladang gersang? Hahaha." Sandra tertawa lebar. "Berarti tugas kamu sebagai pemilik ladang untuk membuat ladang itu layak tanam." Sandra pergi meninggalkan putranya yang tengah marah.
"Ladang gersang katanya. Buktiin dulu kalo bibit kualitas premium yang kamu bangga-banggakan itu bisa membuahi ladang gersang!" Sambung Sandra, sengaja menantang putranya.
"MARIMAAAAAAARRR!!!!"
Masih penasaran?
Sebelum lanjut jangan lupa ritualnya ya Shay!
Like, komen n vote!
Vote yang banyak jangan kayak orang syusah!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dwiii_Ha
mariiiiimaaaaaarrrr.......
iya "sergio" 🤣🤣🤣🤣🤣
2025-02-19
0
Vera Wilda
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-16
0
*k🎧ki€*
kalo aq jadi si Marimar dah aq tuker tambah nih anak bajang ma kuali item 🙄😭
2024-06-09
1