Kedua pasangan suami-istri itu kini sedang duduk di sebuah gerai makanan cepat saji yang ada di mall yang mereka kunjungi.
Wajah angkuh yang selama ini Ruby lihat hilang sudah menjadi raut wajah penuh ketakutan. Tak ada lagi kesombongan dari wajah tampan itu. Kini dia hanya duduk sambil sesekali menyeka keringat dingin yang masih bercucuran di keningnya.
"Kita pulang?" Tanya Ruby yang masih belum mengetahui kenapa suaminya bisa seperti itu.
"Jangan bilang ini pada mommy, aku takut dia khawatir." Akhirnya setelah sekian lama terdiam Dewa bisa mengeluarkan kata-katanya dan itu membuat Ruby sedikit lega.
Ruby hanya mengangguk, entah bisa atau tidak dia menyimpan rahasia kepada Sandra apalagi ini menyangkut kondisi mental putranya yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Setelah meminta petugas swalayan untuk mengirim barang-barang belanjaan mereka ke apartemen, Ruby dan Dewa memilih untuk kembali ke apartemen. Kali ini Ruby yang menyetir, walaupun sedikit kaku tapi Ruby memaksakan dirinya membawa mobil.
"Fokus!" Bentak Dewa saat melihat Ruby salah menyalahkan lampu sein.
"Jangan bentak-bentak, aku jadi makin gugup." Hampir saja Ruby menabrak bamper belakang mobil yang ada di depannya ketika berhenti di lampu merah.
"Tuh gara-gara kamu aku hampir saja menabrak mobil depan." Dewa malah kena omel lagi.
"Sudah. Biar aku saja yang menyetir!" Keangkuhan Dewa sudah mulai kembali merasuki dirinya.
"Kamu lagi sakit, aku khawatir nanti kita kenapa-napa."
"Apa bedanya sekarang? Nyawaku juga sedang dalam bahaya jika kamu terus membawa mobil begini." Dewa kembali membentak sang sopir yang membawa mobil seperti orang mabuk. Hingga beberapa pengendara merutukinya.
"Kamu bisa diam tidak? Aku jadi makin gugup."
Akhirnya setelah melewati perjalanan yang begitu menegangkan, mereka tiba di apartemen dengan selamat.
"Apa ini bukan halusinasi? Apa kita benar-benar sudah sampai apartemenku?" Ucap Dewa sambil merebahkan tubuhnya di sofa apartemen mereka.
"Hissssst. Dasar sombong. Apa susahnya mengucapkan terima kasih karena aku telah membawamu pulang dengan kondisi baik-baik saja." Cicit Ruby sambil menyimpan sepatu Dewa yang tercecer di depan pintu.
"Ambilkan aku air Istriku!" Teriak Dewa pada istrinya yang sedang berjalan menuju dapur.
"Akan aku ambilkan, asal kamu memberi aku itu!" Jawab Ruby.
"Dasar perempuan murahan." Cicit Dewa sambil beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.
"Aku baru saja akan mengantarkan minum."
"Tak usah. Aku tidak mau membalas segelas air yang berasal dari dapurku sendiri dengan tubuhku ini."
•
•
•
Ruby tidak menyangka seorang Dewa yang memiliki kesombongan tingkat Dewa bisa pandai memasak makan malam mereka. Membuat Ruby yang belum pandai memasak dibuat terperangah dengan kelihaian Dewa mengolah bahan makan malam mereka.
"Aku tau aku adalah pria yang terlalu sempurna untuk kamu miliki. Beruntunglah kamu bisa mempersuami aku, berwajah tampan, memiliki postur tubuh seksi yang membuat para wanita tergila-gila, memiliki kekayaan melimpah juga pandai memasak." Dewa kembali menyanjung dirinya sendiri sambil menyajikan cumi asam manis pedas yang ia buat ke dalam piring saji.
"Pria sempurna apanya? Bahkan saat istrimu meminta itu saja kamu tidak memberikannya." Ruby lagi-lagi memancing emosi Dewa. "Jadi mana bisa aku menyebutmu pria sempurna? Berikan aku itu dulu. Baru akan menganggapmu pria sempurna."
"Bisa tidak sih kamu berhenti merengek untuk itu? Aku bukan tidak bisa tapi kamu tau bahwa kamu bukan levelku." Dewa sengaja menyindir istrinya agar berhenti meminta itu.
"Bukankah semua orang akan sama derajatnya ketika mereka sudah berada di ranjang yang sama?" Goda Ruby sambil menggerayangi perut Dewa dari belakang.
"Duduk! Bukannya kamu bilang kamu sangat lapar tadi?" Dewa menepis tangan mungil Ruby dan menggiringnya untuk duduk tenang di meja makan yang menyatu dengan dapur.
Akhirnya Ruby memilih makan dengan tenang sesuai perintah Dewa, masih banyak waktu untuk menggoda iman suaminya. Ruby yang telah banyak belajar dari video-video mesum yang setiap harinya dikirim Sandra, akan memulai aksinya menggoda iman suaminya yang ia rasa begitu kuat.
Ruby yang merasa dirinya cantik selalu dibuat bingung mengapa suaminya begitu terlihat sangat tidak tertarik kepadanya. Padahal dulu banyak pria yang memohon-mohon untuk bisa memilikinya. Bahkan mantan kekasihnya terus saja mengajaknya menikah, hingga akhirnya Ruby menolaknya karena Sandra memintanya untuk dijadikan menantu. Karena rasa sayang Ruby pasa Sandra melebihi rasa cintanya pada sang kekasih.
Setelah makan dan membersihkan peralatan masak dan makan bekas mereka, Ruby memilih menemani suaminya menonton televisi. Seperti biasa film action menjadi pilihan Dewa untuk menemani malamnya.
Sangat membosankan. Pikir Ruby, pertarungan dan pertempuran yang tiada henti membuat Ruby pusing dan memilih untuk berselancar di dunia maya. Membuka aku instagram miliknya, menyapa para sahabatnya di kampung juga para pegawai toko yang sudah dia anggap sebagai saudara.
Dan seperti pengantin baru pada umumnya, Ruby pun mendapatkan pertanyaan tentang 'bagaimana malam pengantin kalian?'
"Cih malam pengantin apanya?" Gerutu Ruby yang kesal membaca pertanyaan para sahabatnya.
"Apaan?" Tanya Dewa yang tak jelas mendengar gerutuan istrinya.
"Teman-temanku bertanya bagaimana malam pengantinku? Aku jadi kesal karena sampai sekarang aku belum mendapatkan itu." Jawab Ruby.
Dewa pura-pura tak mendengar, dia malas harus berdebat mempermasalahkan itu dengan Ruby. Karena gadis itu seperti punya seribu alasan untuk meminta itu.
Malam semakin larut, sudah beberapa kali Ruby menguap tapi Dewa yang terlihat masih khusyuk menonton tidak memperhatikan istrinya.
"Dewaaa!"
"Hmmmm?"
"Ngantuk!"
"Tidur lah!"
"Guling?"
"Tunggu, sampai film ini usai!"
"Ngantuk!" Rengek Ruby.
"Hisst, kamu cuma ingin memelukku kan? Ayo peluk lah! Tidur lah yang nyenyak seperti bayi!" Dewa menarik tubuh istrinya hingga kepada Ruby jatuh tepat di pangkuannya.
"Sudah diam. Tidur yang nyenyak!" Lanjut Dewa sambil melingkarkan tangan istrinya di perutnya sedangkan dirinya memilih untuk melanjutkan film yang ia tonton.
Hai para readersku yang baik dan budiman.
Otor soleha cuma mau ingetin, untuk ajak orang-orang yang kamu kenal buat baca cerita aku yang mengandung nilai moral pancasila ini ya!!!
Jangan lupa ritualnya Shay..
Like, komen and Vote!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Astri Puspitasari
pasangan yang bikin kocak 😅😅
2024-06-26
0
istrina onet
si narsis lever dewa bisa diam sesat melihat benda yng di takutinya
2024-06-12
0
putri
dasar s narsis 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-02-27
1