"Sebenarnya kamu itu perempuan macam apa sih?" Tegur Dewa saat mereka sudah berada di dalam kamar.
Malam ini kedua pengantin itu memilih untuk menginap di rumah orang tua Dewa.
"Aku kenapa?" Ruby pura-pura tak mengerti maksud dari teguran suaminya.
"Kenapa kamu tadi menciumku di depan yang lain?" Dewa langsung ke intinya.
"Poin dua, bersikap mesra di depan khalayak terutama keluarga." Jawab Ruby mengingatkan Dewa akan perjanjian pranikah yang mereka telah tanda tangani.
"Tapi tidak seperti itu juga. Kenapa harus dengan mencium aku?" Dewa terlihat sangat kesal.
"Poin ketiga, bersikaplah seolah pihak kedua begitu mencintai dan mengagumi pihak pertama. Bukankah itu yang kamu inginkan?" Balas Ruby.
"Jangan bilang jika itu adalah ciuman pertamamu ya?" Ruby terlihat mengejek suaminya.
Dewa tak menjawab, karena memang apa yang Ruby lakukan kepadanya tadi itu adalah yang pertama baginya.
Berciuman dengan seorang wanita?
Bahkan selama ini tak ada seorang wanita pun yang bisa menggetarkan hati seorang Sadewa.
"Kamu gak akan rugi dapetin aku. Karena sejauh ini aku mahir dalam hal berciuman." Kali ini Ruby yang membanggakan hal yang semestinya tak layak untuk dibanggakan. "Mau mencobanya lebih dari tadi?"
"Jangan pernah berharap! Bahkan memimpikannya pun kamu tak boleh!" Dewa kembali menyakiti perasaan Ruby dengan kata-kata tajamnya.
"HEI, APA YANG KAMU LAKUKAN?" Bentak Dewa yang kembali terkejut melihat kelakuan istrinya, yang kembali membuka baju di hadapannya.
Mendengar Dewa meneriakinya, Ruby berbalik arah, berjalan santai dan sengaja dilenggak-lengokan menuju suaminya.
"Aku mau mandi dulu Sayang. Apa kamu mau mandi bareng? Siapa tau kamu mau aku mandikan seperti para tuan muda yang ada di novel-novel yang aku baca."
Boom!
Sekujur tubuh Dewa merasakan panas yang lebih dahsyat dari sebelumnya. Melihat Ruby hanya dilapisi pakaian dalam di hadapannya siapa yang tidak tergoda? Ditambah lagi tubuh semampai dan mulus Ruby hanya berjarak beberapa centi dengannya membuat iman Dewa hampir tak kuat menahannya.
Kenapa tubuh Si Ladang gersang bisa sebagus sekali? Apa benar dia terlahir dari keluarga miskin? Hati Dewa terus berotak.
"Aku sudah bilang mau kamu telanjang di depanku pun aku tak akan berminat denganmu. Ingat! Kualitasku akan wanita sangat tinggi. Kamu tak akan bisa mencapai levelku." Mulut berbisa itu kembali mengeluarkan ejekannya. "Kamu tau Gigi Hadid?"
Ruby mengangguk sambil memikirkan wajah model internasional tersebut.
"Itu baru levelku." Jawab si Arogan. "Kalo kamu bisa sejajar dengannya, akan kupikirkan kembali untuk menyentuhmu." Jawab Dewa sambil berbalik arah dan menuju sofa.
Ruby tak tahu saja jika Dewa sedang sekuat tenaga menahan birahinya. Bahkan sesuatu yang telah tegak sempurna dibalik celananya.
Gagal lagi. Pikir Ruby.
Gigi Hadid? Bahkan aku bisa secantik Snow White jika aku telah bertekad.
Jangan panggil aku Ruby, jika aku tidak bisa menaklukkan dirimu.
Malam itu seperti malam yang kemarin, karena tidak ada guling di kamar itu Dewa kembali dijadikan guling oleh Ruby, tapi kali ini Ruby tidak meminta persetujuan si pemilik tubuh, dia dengan santainya saja memeluk tubuh Dewa yang kala itu masih menonton siaran televisi.
"Apalagi yang kamu lakukan?" Dewa mulai risih dengan kelakuan istrinya.
"Menjadikanmu guling. Salahnya tidak ada guling di kamar ini." Jawab Ruby sambil menguap, rasa lelah karena pesta yang baru berakhir lewat tengah malam tadi membuat Ruby benar-benar lelah dan mengantuk.
"Tapi kenapa—" Belum selesai Dewa protes Dewa sudah mendapatkan istrinya terlelap di bawah ketiaknya.
Jika begini terus, dia bisa meruntuhkan keimananku. Dan benih yang aku bangga-banggakan ini bisa berakhir di Ladang gersang ini. Hati Dewa menjerit.
Tapi menatap wajah lelap Ruby membuat kedamaian tersendiri baginya.
•
•
•
Sudah hampir seminggu Dewa dan Ruby menginap di rumah Sandra. Dewa sudah mulai tidak betah dengan kondisi ini. Bersikap romantis kepada Ruby di hadapan kedua orang tuanya sudah sangat melelahkan Dewa. Dia ingin segera pindah ke apartemennya, urusan nanti lah bagaimana mereka jadinya disana. Karena Dewa sudah merencanakan akan menambahkan double bad di kamarnya untuk Ruby.
"Mommy, besok aku dan Ruby akan mulai tinggal di apartemen." Ucap Dewa di sela makan malam mereka.
Sandra terkejut pasalnya tak ada pembicaraan sebelumnya jika mereka akan pindah ke apartemen Dewa. Sandra cemas jika Dewa akan memperlakukan Ruby dengan tidak baik, baru hari pertama menikah saja Sandra sudah melihat air mata menetes di wajah Ruby karena kelakuan putra arogannya. Tapi untuk melarang mereka tinggal bersama mereka pun Sandra tak mampu, karena Sandra pun masih pura-pura tak tahu kelakuan putranya yang melakukan perjanjian pra nikah dengan Ruby.
Begitupun Ruby, dia pun ikut terkejut mendengar ucapan suaminya. Mereka memang tidak pernah mengobrol, karena mereka lebih sering beradu mulut. Tapi mendengar Dewa mengajaknya pindah Ruby jadi takut, dia takut Dewa akan menjadi seperti para Tuan muda yang ada di novel-novel.
"Bisakah kalian lebih lama lagi disini?" Pinta Sandra.
"Mulai senin aku sudah mulai kerja. Kasian Nathan. Aku takut dia meminta pensiun sebelum waktunya."
Malam pun semakin larut, Ruby memilih untuk berbicara dengan suaminya sebelum mereka beranjak tidur.
"Dewa!"
"Hmmmm?"
"Apa kita benar-benar pindah besok?" Ada sedikit kecemasan dari nada bicara Ruby yang bisa si cerdas Dewa tangkap.
"Tenang, aku tidak akan memperbudakmu disana. Kita lakukan sesuai apa yang tertulis di perjanjian kita." Jawab Dewa yang kini sudah mulai terbiasa dengan pelukan Ruby.
"Jadi apa yang akan aku lakukan disana? Jadi istri bukan, jadi pembantu pun bukan."
Kali ini Dewa ikut berpikir. Dia menatap wajah Ruby yang juga sedang menatapnya. Keluguan terpancar jelas dari sorot matanya. Dan bibirnya yang merona itu selalu membuat Dewa diterjang rasa panas saat menatapnya.
"Jangan terlalu dipikirkan, tidurlah." Dewa melepaskan tatapannya.
"Dewa!"
"Hmmm?"
"Apa kamu tidak ingin mencoba itu denganku?"
Mendengar Ruby mengucapkan itu membuat Dewa risih. Dia berusaha melepaskan pelukan Ruby. Tapi Ruby telah lebih menguasai tubuhnya.
"Kenapa kamu terus saja meminta itu? Apa kamu tidak bisa menjadi seorang wanita yang pemalu seperti yang ada di dunia ini?" Bentak Dewa yang masih berusaha menjauhkan tubuh Ruby.
"Ya karena aku memang ingin itu." Jawabnya santai.
"Berenti meminta itu, itu, dan itu! Kalo kamu terus meminta itu, aku tidak akan meminjamkan tubuh penuh kehangatan ini lagi kepadamu!" Ancam Dewa.
"Dan aku bisa saja menurunkan tanganku untuk menggapai itu." Ancaman balik dari Ruby, sambil melirik pangkal paha suaminya.
"RUBIIIIIIII..!"
Itu yang mereka maksud itu apaan sih?
Otor soleha kan berotak suci, jadi gak tau maksud itu yang mereka maksud...
Jangan lupa Like, komen, and votenya gengs... 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Maryana Fiqa
rupanya si Rubiy minta Sadeli 🤣🤣🤣🤣
2024-07-12
1
Astri Puspitasari
itu nya dewa yang namanya Sadeli kalau dipegang sama diremas bisa tegang Ruby 😅😅😅
2024-06-26
0
*k🎧ki€*
gak tau thor. aqjuga nge-lag 🙄🤔
2024-06-11
0