Bayar aku dengan cucu!

Kata-kata Dewa siang tadi masih terngiang-ngiang di telinganya, bagaimana caranya berucap bahwa dirinya tak akan mau menikahinya kembali terus saja berputar-putar di pikiran Ruby. Ruby kecewa, bukan karena dia tidak bisa menjadi istri seorang Sadewa, tapi dia bingung bagaimana cara dia akan membayar hutangnya kepada Sandra, karena kemarin Sandra dengan tegas tidak ingin menerima uang darinya kecuali Ruby membalas ucapan terima kasihnya dengan bersedia menjadi seorang menantu sang pemilik butik. 

"Aku harus gimana?" Tanyanya pada Amel teman sekamarnya yang juga teman kerjanya di Butik. 

"Mana gue tau. Orang kaya emang ada-ada aja kemauannya ya! Suka minta yang aneh-aneh aja," jawab Amel yang ikut pusing dengan kondisi sahabatnya. "Gue kira anaknya bisa dengan mudah nerima lu jadi calon bininya. Secara lu kan cantik By, bodi lu oke. Gue kira dia akan dengan mudahnya jatuh cinta pada pandangan pertama kaya yang di drakor-drakor."

"Kebanyakan nonton drakor sih kamu Mel. Aku duduk di samping dia berasa kayak berlian sama koral. Kagak ada apa-apanya, anak bu Sandra bener-bener bersinar. Bikin silau mata siapa aja yang liat." Ucap Ruby. 

"Jadi penasaran gue pengen tau dia seganteng apa," ujar Amel, sambil merapikan tempat tidurnya. "Bukannya dia udah tua ya?" 

Ruby mengangguk. "Kata Bu Sandra sih udah 35 umurnya. Tapi mukanya masih muda banget gitu deh. Mukanya perpaduan Bu Sandra sama Pak Akbar. Tapi lebih banyak muka Bu Sandranya sih dibanding suaminya, jadi dia mirip model-model Amerika Latin gitu." Ternyata Ruby mengagumi wajah Dewa. "Tapi ya Allah, narsisnya nauzubillah. Heleh. Geli kuping aku dengernya kalo dia udah mengagumi dirinya."

"Orang kaya mah bebas-bebas aja mau ngomong apa. Emang kita." Amel merebahkan tubuhnya di ranjang. 

"Terus aku harus ngomong apa ini ke Bu Sandra? Aku beneran bingung."

"Bilang aja anaknya yang nolak lu. Emang kenyataannya gitu kan! Lagian Bu Sandra ada-ada aja."

Ruby terdiam, benar apa kata Amel barusan. Kesalahan bukan ada di pihak Ruby tapi di pihak Dewa. 

"Udah tidur. Besok kita harus kerja lagi. Mau lu dipecat?"

"Mom, untuk yang ini aku gak bisa nurut apa kata mommy. Aku gak mau nikah sama perempuan macam dia." Dewa masih bersikeras menolak Ruby. 

"Sekarang apa kurangnya Ruby?" tanya Sandra yang sedang menerima pijatan seorang terapis. 

"Harusnya mommy tanya apa kelebihannya!" Dewa sudah sangat kesal dengan kelakuan kedua orang tuanya. "Bisa-bisanya dia panggil aku Om. Emang muka aku kayak om-om?"

Sandra tertawa dengan lantang mendengar ocehan putranya. "Dulu mommy bawain perempuan dari sekelas artis, model, dokter, sampe pebisnis, kamu tolak mentah-mentah. Sekarang mommy bawain perempuan dengan model yang berbeda, tetep kamu gak mau. Mau kamu apa? Batangan juga?"

"MOMMY!" Dewa benar-benar kesal dengan ucapan asal Sandra, dia tak percaya jika Sandra menganggapnya seorang penyuka sesama jenis. 

"Kamu mau kemana?" tanya Sandra saat melihat putranya menjauh. 

"Nyari ladang yang pantas buat benih aku!" jawab Dewa. 

...☀☀☀...

Ruby mengetuk pintu ruangan kerja Sandra si Pemilik Butik. 

"Masuk!" 

Perlahan Ruby masuk ke dalam ruangan penuh sketsa baju itu. Sketsa rancangan baju hasil karya Sandra sendiri. 

"Silahkan duduk!" Sandra mempersilahkan. 

"Maaf Bu, saya mau bilang kalo pak Dewa menolak saya. Dia menyuruh saya untuk menjauhinya." Ruby kemudian terdiam. 

Sandra menautkan jari jemarinya di atas meja kerjanya. "Lalu?"

"Ya sepertinya saya memang harus membayar hutang saya dengan uang." Ruby tertunduk saat mengucapkannya. 

"Saya gak butuh uang. Uang saya banyak dan mungkin tak pernah terbayang olehmu. Yang saya butuhkan bukan uang tapi seorang keturunan."

Ruby langsung mendongakkan kepalanya. "Haaaah?" Ruby seperti tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. 

"Saya bilang saya gak butuh uang receh dari kamu. Yang saya inginkan sekarang adalah cucu yang akan kamu lahirkan dari benih Dewa."

Ruby langsung menelan salivanya. Dia begitu terkejut mendengar jawaban Sandra yang begitu terang-terangan. 

"Tapi Pak Dewa nolak saya Bu."

"Itu urusan kamu. Paksa dia untuk menikahi kamu. Bagaimanapun caranya!" Sandra tersenyum miring. 

Benar kata Amel semalam. Orang kaya selalu memiliki keinginan yang aneh-aneh. Cucu katanya, memang gampang apa membuat seorang bayi? 

"Kita ada rapat dengan CEO Adikarya group setengah jam lagi." Nathan sangat hati-hati saat mengucapkannya. 

"AKU TAU! BISAKAH KAMU DIAM SEBENTAR SAJA?" bentak Dewa. 

Nathan langsung mundur dua langkah dari tempatnya. Dia takut ada benda yang melayang mengenai dirinya. 

"Nat. Kemari!" 

Nathan kembali mendekat. 

"Perhatian wajahku dengan baik dan benar. Gunakan semua indra penglihatanmu, oke!"

Nathan mengangguk, walaupun masih bingung untuk apa dia harus menggunakan matanya dengan baik. 

"Berapa umurku?" Tanya Dewa. 

"35!" Jawab Nathan tanpa berpikir. 

"BUKAN ITU MAKSUDKU BODOH!"

Jantung Nathan seperti terhempas saat mendengar teriakan Dewa. 

Apa aku salah? 

Bukannya dia baru saja melangsungkan pesta ulang tahun yang ke 35 tahun bulan lalu?

Apa aku salah menghitung umurnya? 

"Kubilang perhatikan wajahku dengan indra penglihatanmu sebaik mungkin." Nada suara Dewa sudah menurun. 

Nathan kembali mengangguk. 

"Apa aku sudah setua itu hingga harus dipanggil Om oleh perempuan berumur 22 tahun?"

Si cerdas Nathan langsung mengerti arah pembicaraan Dewa. Dia langsung menyimpulkan jika perempuan yang ditemuinya kemarin telah menjatuhkan harga dirinya. 

"Wajah Bapak jauh lebih muda dari umur Bapak. Bahkan Bapak terlihat lebih muda dari saya." Nathan memberi jawaban yang memang diinginkan manusia narsis di hadapannya. 

Benar saja, setelah mendengar jawaban Nathan wajah Dewa langsung berseri-seri, dia tersenyum lebar, karena puas mendengar jawaban Nathan yang terdengar menyanjungnya. 

"Si Ladang Gersang itu saja yang tidak bisa melihat kualitasku. Dasar mata rakyat jelata. Mereka memang tidak pernah bisa membedakan barang berkualitas dengan barang imitasi."

Dewa punmenceritakan tentang semua kejadian kemarin siang kepada Nathan. Tentang bagaimana orang tuanya begitu konyolnya orang tuanya terutama mommynya menjodohkannya dengan salah satu karyawannya yang terlihat begitu bodoh menurutnya.

"Kamu tau berapa upah dari Mak Lampir Meksiko itu berikan kepada si Ladang Gersang?"

"Tidak! Memang berapa?  Satu milyar kah?"

"Bukan tapi 80 juta." 

Nathan terkejut mendengar jumlah yang diberikan Sandra untuk Ruby. "Ibu Sandra memberikan uang sebanyak itu kepada perempuan itu? Kalo seperti itu imbalannya aku juga bersedia menjadi istri Anda Pak!"

"Hissst!" Dewa melempar bolpoin tepat mengenai wajah Nathan yang sedang membayangkan jumlah uang yang Ruby terima. 

Dewa sudah mengira Nathan akan salah paham mengenai mata uang yang diberikan mommynya kepada Ruby, sama seperti yang dia lakukan kemarin. 

"Memang kamu pikir 80 juta apa?"

"Ya 80 juta dolar bukan. Yang artinya dia akan mendapatkan sekitar 1,2 Triliun."

"Bukan dalam dolar, tapi dalam rupiah." Dewa tersenyum merendahkan. 

"WHAAAAT? SERIOUSLY?" Nathan kembali terkejut sama seperti Dewa kemarin. "Anda dihargai semurah itu oleh Ibu Sandra?" Nathan tak bisa menyembunyikan tawanya seolah merendahkan pria yang ada di hadapannya. 

Dan akhirnya sebuah buku berukuran tebal mendarat di tubuh Nathan.

...Lanjut kah?...

Jangan lupa ritual seperti biasanya ya gengs.

Like komen n vote!

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

aku sumpahin bucin akut loh

2025-01-23

0

Anjas Badat

Anjas Badat

ngakak bagian 35 /Grin//Grin//Grin/

2024-10-26

0

Astri Puspitasari

Astri Puspitasari

😅😅😅😅

2024-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bibit kualitas premium
2 80 juta????
3 Bayar aku dengan cucu!
4 Panggil aku Dewa!
5 Sumpit
6 Negosiasi
7 Perjanjian pra nikah
8 Belajar menjadi istri yang baik
9 Permata dan Berlian
10 Lamaran
11 Persiapan pernikahan
12 Malam Pengantin
13 Guling
14 Memulai Genderang Perang
15 Aku ingin 'itu'
16 Membersihkan Kandang B*bi
17 Cerita dibalik guling
18 Tidurlah yang nyenyak!
19 Kamu Istriku
20 Ponsel Baru
21 Aku bukanlah seorang gay
22 Aku pulang
23 Dewa tanpa Ruby
24 Please Forgive Me!
25 Gajah
26 Aku akan membuatmu terlelap
27 Doktrin sang Oma
28 Pernikahan Melda
29 Suara aneh dari kamar sebelah
30 Adik ipar???
31 Rencana ke Filipina
32 Irfan
33 Memulai misi
34 Meruntuhkan pertahanan lawan
35 Hati-hati di sana...
36 Jerit tengah malam
37 Perangkap Dewa
38 Karya Seni Dewa
39 Gara-gara Irfan
40 Ngedate ala Rakyat Jelata
41 Salah Paham
42 "Kamu jangan sakit ya! "
43 Berpisah lagi?
44 Rindu
45 Obrolan absurd
46 Terbang
47 Jalani Tes Kesuburan
48 Kencan Ala Sultan
49 Jack and Rose
50 Rencana Bulan Madu
51 Honeymoon part.1
52 Badai Salju
53 Valentine's day in Tokyo
54 Keisengan Ruby
55 Bualan Dewa
56 Pelajaran Singkat dari Ibu Mertua
57 Kemarahan Dewa
58 Aku pulang ya!
59 Salah kirim
60 I Love You, more!
61 Pasar Malam
62 Ide menakjubkan
63 Alasan Dewa
64 Di luar Ekspektasi
65 Tahun kedua
66 Sepenggal kisah di Venesia
67 insiden
68 Syok Anafilaktik
69 Menikmati hidup berdua
70 Bulan Madu Part. 2
71 Miracle
72 Calon Presiden
73 TAMAT
74 Sepatah kata dari Otor Soleha
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bibit kualitas premium
2
80 juta????
3
Bayar aku dengan cucu!
4
Panggil aku Dewa!
5
Sumpit
6
Negosiasi
7
Perjanjian pra nikah
8
Belajar menjadi istri yang baik
9
Permata dan Berlian
10
Lamaran
11
Persiapan pernikahan
12
Malam Pengantin
13
Guling
14
Memulai Genderang Perang
15
Aku ingin 'itu'
16
Membersihkan Kandang B*bi
17
Cerita dibalik guling
18
Tidurlah yang nyenyak!
19
Kamu Istriku
20
Ponsel Baru
21
Aku bukanlah seorang gay
22
Aku pulang
23
Dewa tanpa Ruby
24
Please Forgive Me!
25
Gajah
26
Aku akan membuatmu terlelap
27
Doktrin sang Oma
28
Pernikahan Melda
29
Suara aneh dari kamar sebelah
30
Adik ipar???
31
Rencana ke Filipina
32
Irfan
33
Memulai misi
34
Meruntuhkan pertahanan lawan
35
Hati-hati di sana...
36
Jerit tengah malam
37
Perangkap Dewa
38
Karya Seni Dewa
39
Gara-gara Irfan
40
Ngedate ala Rakyat Jelata
41
Salah Paham
42
"Kamu jangan sakit ya! "
43
Berpisah lagi?
44
Rindu
45
Obrolan absurd
46
Terbang
47
Jalani Tes Kesuburan
48
Kencan Ala Sultan
49
Jack and Rose
50
Rencana Bulan Madu
51
Honeymoon part.1
52
Badai Salju
53
Valentine's day in Tokyo
54
Keisengan Ruby
55
Bualan Dewa
56
Pelajaran Singkat dari Ibu Mertua
57
Kemarahan Dewa
58
Aku pulang ya!
59
Salah kirim
60
I Love You, more!
61
Pasar Malam
62
Ide menakjubkan
63
Alasan Dewa
64
Di luar Ekspektasi
65
Tahun kedua
66
Sepenggal kisah di Venesia
67
insiden
68
Syok Anafilaktik
69
Menikmati hidup berdua
70
Bulan Madu Part. 2
71
Miracle
72
Calon Presiden
73
TAMAT
74
Sepatah kata dari Otor Soleha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!